Pagi-pagi begini notifikasi LINE milik Nesya sudah berbunyi, ia sudah bersumpah serapah karena mengganggu waktu tidur subuhnya. Dengan tangan malas ia mengambil handphonenya dan ingin menskip notifikasi itu, tapi tunggu, ada yang berbeda. Disana, tertera nama Harish.
Harish senin: Pagi😂
Berulang kali Nesya mengedipkan matanya tak percaya, mau seberapa kalipun Nesya mengucek matanya, nyatanya itu memang LINE dari seorang Harish. Harish Atmajaya.
Harish senin : Berangkat bareng yuk. Gue yang jemput😂
Nesya: sok-sokan jemput😛
Harish senin: biar romantis😝
Nesya : biar apa?
Harish senin : biar makin sayang😛 udah buruan mandi. Lagi libur kan? Gak usah males. 😘😛
Pesan terakhir Harish sukses membuat Nesya tersenyum tidak jelas, dan pipinya merona merah, pertanda dia senang dan sedikit malu. Berulang kali ia menutupi mukanya dengan selimut merah jambunya, dan melihat sekali lagi chat dari Harish, lalu dia tetawa kecil di balik selimutnya. Dan inilah seorang Nesya yang sedang kasmaran.
"Pagiii."Nesya bersemangat pagi ini.
"Berisik," decak adik Nesya kesal, sontak itu membuat Nesya kesal dan langsung duduk di samping mamanya.
"Kemarin pulang jam berapa sama Harish?" celetuk mamanya.
"Ehmm, jam 9 kayaknya ma," jawab Nesya dengan pipi bersemu merah mendengar nama Harish diucap. Untung saja mamanya tidak menyadari hal itu.
Sepuluh menit menjadi waktu sarapan Nesya hingga akhirnya Harish tiba di rumahnya dan menjemputnya untuk berangkat. Mereka berdua berangkat dengan perasaan sedikit canggung dan hanya saling melempar senyum kikuk.
"Apaan sih kita," celetuk Harish, "biasa aja kali ya kita, hahaha."
"Hahahaha rada gimana aja."
"Aku suka kamu," bisik Harish tiba-tiba tepat di telingaNesya, dan itu membuat Nesya menegang karena benar-benar terkejut.
"Ni helmnya." Harish menyerahkan helm itu dengan mengusap lembut kepala Nesya.
Sepanjang jalan menuju sekolah mereka hanya diam, mereka hanya sibuk meredam rasa malu pada diri mereka masing-masing. Harish tidak berhenti tersenyum sambil sekali melirik Nesya yang pipinya tetap berwarna merah jambu dari spion motornya.
"Kamu gak mau turun?" tanya Harish geli pada Nesya yang dari tadi melamun di atas motor Harish
"Eh, eh iya. Gue turun."Nesya kembali gagap.
"Sini, aku lepasin helm kamu." dan Nesya kembali melongo dengan ucapan Harish, batinnya bingung sekaligus terkejut, sejak kapan Harish mengganti lo dengan kamu? Dan bodohnya Nesya tidak menyadari hal itu.
Harish dan Nesya masih berada di parkiran sekolah, dan tiba-tiba mereka dikejutkan dengan klakson milik motor Anom, sontak Nesya kesal setengah mati dengan anak satu itu, sepertinya Anom tidak akan membiarkan Nesya merasa senang barang sedikitpun. Nesya manyun dan Harish menahan tawa.
"Sya. Lo udah baikan?" tanya Anom tanpa peduli Harish, dan menatap Nesya dengan tajam.
"Lo apa sih, sok perhatian." Nesya benar- benar jengkel dengan orang satu ini. Dan Harish juga sedikit jengkel dengan Anom yang selalu menganggu Nesya, akhirnya Harish menggenggamtangan Nesya dan mengajaknya ke kelas tanpa peduliAnom yang berdiri dengan amarah yang tertahan.
***
Ramai pengunjung cafe malam itu menambah semangatAnom untuk bernyanyi, salah satu hobinya yang lumayan menghasilkan uang jajan baginya sendiri, karena suaranya yang merdu Anom pun sering mendapat tawaran untuk menyanyi di acara pernikahan, dan kali ini adalah rutinitasnya bernyanyi di cafe. Hari ini ia dengan semangat ingin menyanyikan lagu dari Afgan yang berjudul Panah Asmara.
Anom melakukan chek sound sebentar dan kemudian ia mulai bernyanyi dengan suara merdunya. Di penghujung lagu Anom melihat dua orang masuk ke dalam cafe tempatnya bernyanyi, cepat-cepat ia selesaikan lagunya yang diiringi tepuk tangan riuh para pengunjung.Turun dari panggung Anom menelisik tempat duduk orang yang telah mengambil alih perhatiannya. Ia pun menempati tempat disebrang, dan dua orang yang sedang diintai itu tidak mengetahui keberadaan Anom barang sebentar. Terdengar jelas pembicaraan antar keduanya malam itu, membuat Anom ingin meledak, entah apa yang terjadi pada Anom, rasanya ada bom waktu yang sudah waktunya meledak, iapun bergegas pulang dan tidak peduli lagi dengan apa yang dilakukan oleh target intaiannya sejak tadi.
Bitter.
Tulis Anom pada status LINEnya.Vote and comment please😊
Salam sayang
Amila
Senin, 5 Februari 2018
18.33
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Broken Heart (Completed)
Teen FictionJika pengakuan adalah permainan, untuk apa Tuhan menciptakan harapan untuk dipercayai? --- Nesya dibuat menyadari cintanya kepada sahabatnya sendiri, tapi ketika Nesya benar-benar jatuh cinta, dia malah kehilangan sahabat sekaligus orang yang dicint...