"Mama libur kerja, bukannya kamu bantuin mama, beres-beres rumah, setrika, cuci baju, pel teras depan. Main hp terus menerus, tidak ada bosannya." ucap mama sambil menjitak kepalaku. Aku kaget tapi karena sudah terbiasa dengan perlakuannya ya aku hanya melengos, kadang merenung sambil menangis.
Hari ini hari Minggu, mama libur seperti biasanya. Aku memaklumi kalau mama hanya bersantai kala libur kerjanya telah tiba. karna aku sadar mama menjadi tulang punggung di keluargaku. Ya, ayahku seorang pengangguran yang kerjaannya open house, menerima tamu sepanjang hari hanya untuk mengobrol dengan teman temannya. Aku tidak tahu mereka membicarakan apa, tapi mereka berbicara bisa sampai berjam jam, bahkan tengah malam. Merasa risih?terganggu?itu sudah menjadi asupan sehari hariku selain dimarahi.
Beres beres, menyuci, dll sudah kulakukan hanya tinggal masak dan makan. perutku sudah berbunyi sedari tadi, tapi aku menahannya. aku takut mengganggu pekerjaanku yang lainnya. jadi kupikir, mungkin dibereskan dulu baru aku bisa makan?
Aku tidak terlalu pandai memasak, tapi cukup bisa untuk masak makanan sehari hari.
*Sorry, i can't made a story. I hope you enjoy with this, and ini buat prolognya masih setengah ya, thank you!
KAMU SEDANG MEMBACA
story of my life
Non-FictionKehidupan yang aku bangga-banggakan di depan teman-teman ku, semata-mata itu adalah benar, faktanya kehidupanku bukan kehidupan yang sempurna. Aku?seorang anak yang lebih sering dimarahi oleh orangtua, anak yang tidak menuruti nasehatnya, anak yang...