" sempurna, sekarang aku sudah siap." kata April yang sedang berdiri didepan cermin dengan senyuman yang memperlengkap kecantikan wajahnya, dengan rambut panjang lurus terurai dan poni rambut yang disisir dengan jari tangannya, serta dengan langkah santai April mengambil tas yang berada di meja belajarnya dan memeriksa barang bawaannya jikalau ada yang tertinggal. Senyuman yang indah mengantarkannya keluar rumah dan berangkat ke sekolah.
April berbeda dengan anak remaja lainnya yang suka memamerkan kekayaan orangtua. April apa adanya, dia berangkat ke sekolah dengan bersepeda, padahal orangtuanya tergolong mampu.
Sesampai di sekolah April masuk dengan santai serta wajah yang memancarkan senyuman disepanjang jalan dan menyapa teman-temannya yang duduk dikursi panjang didepan kelas.
" heii..." sapa April dengan tersenyum serta melambaikan tangan, namun tiba-tiba saja ada seorang gadis yang lewat dan mendorong April, untung saja April dapat mempertahankan keseimbangan tubuhnya sehingga dia tidak terjatuh ke lantai. Gadis itu hanya melirik sebentar ke arah April dengan acuh seolah-olah dia tak melakukan apapun dan meneruskan langkahnya.
" dasar Ririn mak lampir, apa sebenarnya yang dia inginkan?" kata April dengan kesal dan duduk mendekati keempat temannya yaitu : Rizka, Dara, Aya dan Evania.
" kamu tidak apa-apa Ril?!." tanya Aya yang dibalas April dengan anggukan.
" dia terlalu sering membully kamu Ril, dan kamu jangan diam saja dengan perbuatannya itu sekali-kali beri pelajaran dia." sambung Dara
"benar apa kata Dara, padahal Ririn itu cuman berani dibelakang saja, omongannya saja yang tinggi tapi nyalinya juga tempe." kata Rizka
" yeah aku tau, aku juga berpikir kek gitu, tapi yang menyulitkan Ririn itukan bermuka dua, dan kalian tau sendiri dia itu pandai banget memutar fakta, sebenarnya dia yang salah jadi kita deh yang salah, apalagi dia sering mengadu sama teman-temannya yang galak-galak itu." kata April dengan cemberut.
" aku heran, kenapa dia selalu mengganggu kamu, tidak capek apa dia." ucap Evania.
" entahlah,," sahut April.
' Biiipp,,, Biipp,, Bipp,,'
Bel pun berbunyi dan mereka semua masuk ke kelas.
Mereka berlima ; April, Rizka, Dara, Aya dan Evania selalu bersama. saat jam istirahat bersama dan pulang pun bersama. Rizka memiliki paras cantik, rambutnya panjang lurus, dan dia memiliki tubuh lebih berisi dari teman-temannya. Dara tipe tidak pendiam dan juga tidak pengoceh artinya dia netral dan diantara mereka berlima orangtua Dara lebih berada daripada keempat temannya, namun Dara tidak pernah pamer atau sombong. Aya fisiknya sama dengan Rizka "Montok", namun tinggi badannya agak lebih rendah dari pada April, Rizka dan Dara. Aya memiliki kulit putih seperti Dara dan dibanding yang lain Aya adalah tipe yang kalem, namun tingkat penasarannya lebih tinggi dari yang lainnya. Lain halnya dengan mereka berempat April, Rizka, Dara dan Aya mereka cantik, tinggi, dan mempunyai rambut panjang, peminime, namun Evania berbeda sekali dengan mereka. Evania mempunyai rambut pendek diatas bahu, dia gadis manis dan bisa dibilang agak tomboy.
Setelah jam istirahat berakhir Rizka, Aya, dan Dara berada didalam kelas dan untuk pelajaran selanjutnya guru pengajar mereka tidak masuk kelas hingga mereka terlihat lebih santai.
"emm... Kalian ada merasakan keanehan tidak dengan tingkah Ega sekarang ?" kata Rizka. " entah mengapa aku merasa sepertinya dia menghindar dari aku." tambahnya.
"bukan kamu saja, aku juga merasakan hal yang sama seperti kamu." sahut Aya.
"jangan tanya aku, aku dari dulu memang tidak dekat sama Ega ." ucap Dara.
YOU ARE READING
Best Friend Forever
RomanceBenarkah persahabatan itu orang yang selalu mendukung kita? kalau bingung, cerita saja dengan kami. Kalau kamu takut cukup datangi kami, jangan menderita sendiri.-Dara jangan merasa bisa melakukan semuanya sendiri,Ril. -Aya semua akan baik-baik saja...