Ketika kata tak dapat lagi menggambarkan isi hati
Membuang nafas gusar mungkin cukup membantu
~Dua Cincin~Setelah berdebat dua jam lamanya, akhirnya mereka jadi berbulan madu. Tapi tidak berdua, Ratih juga ikut. Ada kekesalan dihati Anita saat ia tahu momen spesial putrinya harus diganggu wanita lain. Ia tidak sadar bahwa putrinyalah pengganggu dalam rumah tangga ini.
Fatimah meminta maaf karena kejadian tidak mengenakan yang telah terjadi. Tapi tampaknya permintaan maaf itu tidak disambut baik oleh Irfan dan Anita. Mereka memutuskan langsung bertolak ke Lampung ke kediaman kakaknya Ratna.
💍💍💍
Raka telah menyuguhkan tiga gelas teh hangat untuk menemani mereka di malam yang dingin ini. Dingin yang sekaligus menembus kedalam hati. Sedari tadi Ratih tak bergeming. Matanya terus menatap bulan yang tampak jelas dari balkon rumah mereka itu. Teh yang sudah mulai dingin itupun tidak dia sentuh. Ini situasi yang menegangkan bagi Ratna. Melihat Ratih yang seperti itu membuatnya juga enggan berkata apa-apa. Tak ingin suasana kaku ini terus berlanjut, Raka mulai angkat bicara.
"Jadi... Tempat mana yang harus kita datangi untuk bulan madu ini?" tanyanya hati-hati.
Bukan jawaban yang Raka dapatkan. Seketika tangisan Ratih memecah keheningan yang dari tadi tercipta--seperti mengisi seluruh sudut di ruangan itu.
"Mas, aku capek! Aku tidak suka begini!" Ratih histeris, ia meronta dalam rangkulan Ratna yang dengan sigap memeluknya tadi.
"Kak-"
"Diam kau! Kenapa harus suamiku yang kau minta?! Kenapa tidak lelaki lain?! Kau tahu kan kalau mas sudah beristri? Kenapa harus berpura-pura sakit supaya mendapatkan kebahagiaanku?!" tangisannya makin menjadi-jadi.
"Aku hanya ingin mendapat perlindungan kak. Perlindungan lahir dan batin." ucap Ratna yang mulai melepas pelukannya.
"Jadi, kau harus mendapatkan itu dari suamiku?! Masih banyak laki-laki lajang diluar sana Ratna!"
"Kak de-"
"Kalau memang kau kanker stadium 3, kenapa tidak memilih lebih banyak beribadah saja?! Bukankankah kau sudah mau mati?!"
BRAK!
Raka menggebrak meja bundar itu sehingga gelas-gelas tadi terjatuh dan pecah diatas lantai."Kau boleh marah karena ini Ratih. Tapi jangan bawa-bawa tentang kematian. Hidup dan mati diatur Tuhan. Dan kau bukan Tuhan." tegas Raka dengan wajahnya yang kini sudah memerah.
Ratih memelankan suara tangisannya. Ia sadar perkataannya sudah berlebihan. Ditariknya nafasnya dalam-dalam, mencoba menjernihkan pikirannya.
"Kita pergi ke tempat bulan madu kita dulu." ucapnya pelan.
Raka mendelik ke arah Ratih. Kenapa pikirnnya berubah secepat itu?
"Tapi..."
"Tapi apa kak?" tanya Ratna.
"Cari kamarmu sendiri. Seminggu penuh mas selalu bersamaku, dia suamiku, bukan suamimu."
💍💍💍
Semuanya beres. Besok mereka akan berangkat ke Bali. Tempat favorit Ratih. Ratih sengaja memilih tempat itu agar Raka teringat kembali pada masa-masa awal pernikahan mereka. Ratih berharap ruang hati Raka dipenuhi tentangnya. Sehingga tidak ada cela lagi bagi Ratna.
Raka mengetuk pintu kamar Ratna. Saat ini sudah pukul satu malam. Ia sengaja datang saat Ratih sudah terlelap.
"Mas-"
Belum selesai berbicara Raka langsung memeluk Ratna. Kehangatan memenuhi hati Ratna saat ini. Semenjak menikah ia belum pernah dipeluk oleh suaminya ini. Ratna membalas pelukan itu lalu menutup pintu kamarnya. Ia takut Ratih bangun dan memergoki mereka.
"Maafkan aku Ratna..."
"Maaf atas apa mas?" tanya Ratna.
Raka melepas pelukannya.
"Aku tidak bisa membahagiakanmu di kesempatan-kesempatan terakhirmu."
"Tidak apa mas, aku mengerti posisiku. Ini resiko."
"Hm. Jangan banyak berpikir ya. Itu tidak baik untukmu. Nanti orangtuamu marah padaku."
Ratih tersenyum tipis. Raka membalas senyuman itu. Ia menangkup wajah Ratna, lalu perlahan mendekatkan wajahnya pada wajah Ratna. Ratna memejamkan mata, ia yakin Raka akan menciumnya saat ini.
"Selamat tidur. Mimpi yang indah Ratna." bisik Raka sembari mengusap pipi Ratna yang sudah mulai memerah.
Ratna tertunduk malu karena sudah salah paham. Raka berlalu keluar dari kamar Ratna. Ada rasa kagum di hati Raka, meski selalu mendapat sikap kasar dari Ratih--Ratna tidak pernah membalasnya. Sebenarnya Raka memang ingin menciumnya tadi, tapi ia tiba-tiba ingat janjinya pada Ratih. Seketika timbul dilema dihati Raka.
💍💍💍
Baca juga:
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Cincin (SEBAGIAN PART DIUNPUBLISH) Baca Ceritaku Yang On Going
RomantikFollow dulu baru baca ya, sobat gemas🧡 Ketika cinta harus diuji. Dengan apakah harus menaklukkannya? Ratih harus berbagi suami dengan Ratna, si wanita yang mengidap kanker stadium 3. Ditambah lagi dengan kehamilan Ratna yang membuat keluarga Raka a...