Deva, Boby dan Vino kini sedang berada di rumah Naomi, tepatnya di ruang tamu. Rencananya mereka bertiga bersama yang lain akan membereskan salah satu ruangan di rumah Naomi yang menjadi gudang untuk dijadikan studio musik.
Sambil menunggu semuanya datang, ketiga laki-laki itu memilih menyibukan diri sedangkan Naomi sedang berada di dapur. Boby memainkan simulator drum di hpnya. Vino mengirimkan pesan permohonan maaf ke semua cewek yang ada di kontaknya. Deva melamun memikirkan nasib percintaan yang selalu saja banyak rintangan.
"Kenapa mesti selalu ada halangannya ya asal gue mau ngungkapin perasaan gue ke Ve," batin Deva.
Deva ingat betul pertama kali saat dia akan mengungkapkan perasaannya pada Ve disaat RB dan Sakura sering ribut yang berujung hidungnya patah akibat Ve yang reflek. Dan terakhir, kejadian kemarin di taman kota.
Flashback on
Pukul 16.00 di taman kota, Deva memberhentikan mobilnya di tempat parkir. Setelah keluar dari dalam mobilnya, Deva melangkahkan kakinya masuk ke dalam taman kota.
Sepanjang langkahnya mengikuti jalan setapak, matanya melihat banyak orang-orang yang datang karena suasananya yang tidak begitu panas. Langkahnya pun langsung berhenti begitu melihat perempuan yang amat dikenalinya yaitu Veranda sedang duduk di bangku taman sambil melihat sesuatu di kamera. Dengan tersenyum seperti biasa, Deva memutuskan menghampiri Ve ke sana.
"Hey, sendirian aja?"
Ve melirik sebentar Deva yang berdiri di depannya lalu melanjutkan kembali melihat sesuatu di kamera yang ia pegang. "Gak sendirian kok Dev."
Deva tahu kalo Ve lagi sendirian tapi mengingat dirinya datang, pasti Ve menganggap tidak sendirian. Deva lalu duduk di samping dan melihat foto-foto di monitor kamera dlsr yang dipegang Ve. "Gua kira lu cuma jago bikin desain baju. Jago juganya motoin objek-objek sama kamera."
"Tap—"
"Bagus kok Ve fotonya, bahkan angle pengambilan fotonya pas," potong Deva cepat.
Ve menggeleng pelan mendengar Deva memotong ucapannya yang padahal bukan itu maksudnya. "Kamu ngapain Dev? Ngikutin aku?"
"Jalan-jalan aja sih, boring banget gak tau mau ngapain. Ya jadi gua putusin mampir aja ke sini. Eh gak taunya ketemu bidadari duduk sendirian." Deva tersenyum ke arah Ve yang masih fokus melihat monitor kamera.
Ve tersenyum tipis mendengar ucapan Deva. "Iya, tapi aku itu lagi gak sendirian, Dev."
"Iya gua tau kok. Mumpung ketemu lu di sini, ada yang mau gua omongin. Serius."
"Ya udah, ngomong aja. Aku dengerin kok."
"Ve, sebenernya g—"
"Kak Ve, ayo pulang."
Lagi dan lagi untuk kesekian kalinya, Deva gagal mengungkapkan perasaannya pada Ve. Kali ini seorang perempuan berpipi chubby datang dan mengajak Ve pulang.
"Nih Gre, kamera kamu." Ve mengembalikan kamera yang ternyata punya perempuan yang dipanggil Gre kemudian berdiri dari duduknya. "Oh iya sebelum pulang kenalan dulu gih sama temen Kakak."
"Hallo Kak, aku Gracia. Sepupunya Kak Ve yang cantiks seperti aku." Gre alias Gracia mengulurkan tangan tangannya ke Deva yang raut wajahnya masih kesal karena gagal kesekian kali.
"Deva," balas Deva sambil menjabat tangan Gracia sebentar.
"Dev, aku pulang dulu ya sama Gracia." Ve tersenyum kemudian berjalan pergi bersama Gracia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Music and Love (Revisi)
Fanfiction2 kelompok musik yaitu Rockets Boyz (Nabil, Boby, Dyo, Deva, Vino dan Ezka) dan Sakura (Melody, Gaby, Shani, Shania, Veranda dan Naomi) sering berseteru di dalam dan luar kampus. Namun suatu hari kedua kelompok tersebut terpaksa disatukan untuk mem...