Bulan Madu

33.2K 1.6K 41
                                    

Eit, jangan jadi siders ya😂

Happy reading!!!

---

Kata orang berbagi itu indah
Dengan hal ini, apa masih kau sebut indah?
~Dua Cincin~

Desir ombak menghantam batu karang yang kokoh itu. Hembusan angin mengibas rambut panjang Ratih. Ia mengajak Raka untuk lebih dekat dengan bibir pantai. Ratih merindukan bermain percik air dengan Raka seperti yang mereka lakukan sembilan tahun yang silam.

"Main percik air yok mas." ajak Ratih.

Raka mengiyakan permintaan itu. Sementara Ratna duduk diatas pasir, jaraknya sekitar empat meter dari Ratih dan Raka.

"Ratna! Kenapa diam saja? Ayo sini!" teriak Ratih.

Raka dan Ratna bertatap-tatapan. Mereka heran akan sikap Ratih barusan.

"Ini bulan madumu bukan? Ayolah kesini." sambungnya.

"Baiklah kak." jawab Ratna dengan girangnya.

Terbesit rasa bahagia dihati Raka. Dua wanita dihadapannya mulai menunjukkan kedekatan mereka. Ia berharap ini pertanda baik untuk kedepannya.

💍💍💍

Malam ini mereka memilih untuk menghabiskan waktu dengan barbeque-an. Tak lupa mereka mereka menyalakan api unggun untuk menambah kehangatan.

"Kak?" Ratna mendekati Ratih. Sementara Raka sedang asik dengan daging-dagingnya.

"Eum?"

"Terimakasih ya."

"Untuk apa?"

"Tadi sudah mengajakku bermain percik air. Kakak mulai menerima kehadiranku." ucapnya hati-hati.

Ratih menghela nafas. Meski berat menerima Ratna, tapi ia harus belajar menerimanya.

"Aku tak menyangka responmu akan begini."

"Ini membuatku merasa bahagia kak."

"Tapi kau harus sadar batasanmu."

Ratna menatap Ratih bingung. Ratih membalas tatapannya dengan senyum tipis.

"Jangan dekati suamiku lebih dari itu." sambungnya.

Ratna mengangguk pelan. Senyum miris tergambar di bibirnya. Ada rasa kekecewaan dihatinya, dan Ratih bisa membaca itu semua.

💍💍💍

Jam sudah menunjukkan pukul 23:00. Raka dan Ratih sudah lebih dulu masuk kamar untuk tidur. Sementara Ratna memilih untuk tetap duduk diterasnya sambil menatap air laut yang tenang.

Pikirannya tiba-tiba membawanya kepada masa lalu. Berlari di tepi pantai dengan tawanya yang riang. Saling mengejar dan mengisi kesenangan satu sama lain. Tak sadar air matanya telah jatuh membasahi pipinya saat ini.

Harapannya berbulan madu dengan sosok itu tidak terwujud. Alur cerita Tuhan membawa dia pada kenyataan saat ini. Menjadi tembok diantara dua insan yang saling mencintai. Sudah dipastikan, bulan madu impiannya tidak akan terjadi.

Hanya berdua tanpa rasa resah, tanpa beban, setidaknya itulah yang Ratih pahami tentang bulan madu. Bukan dengan keadaan seperti ini. Sungguh bertolak belakang pikirnya.

💍💍💍

Malam ini Ratih tidur lebih cepat, sementara Raka masih memandangi pantai dari teras ini.

"Mas." sapa Ratna lalu mendekati Raka. Raka hanya melirik sekilas lalu melempar senyum tipis.

"Bosan cuma di sini. Jalan-jalan yuk mas." ajak Ratna meraih tangan Raka.

"Sudah malam, kita disini saja."

"Ayolah mas, ikut aku."

Ratna meraih tangan Raka dan menggenggamnya erat. Mereka menyusuri tepian pantai dengan keheningan.

Ratna senang, akhirnya ia memiliki waktu berdua saja dengan Raka.

"Sini mas, duduk di sini." pinta Ratna yang sudah lebih dulu duduk. Ia menepuk-nepuk pasir di sebelahnya, menyuruh Raka duduk di situ.

Raka tak menolak, ia segera duduk, "kotor Ratna."

Ratna hanya tersenyum.

"Aku senang, akhirnya bisa berdua saja dengan mas..."

Ratna merapatkan posisi duduknya pada Raka. Disandarkannya kepalanya pada bahu Raka. Sungguh nyaman bagi Ratna.

"Terimakasih karna sudah mau menikahiku mas..."

Raka hanya berdeham, menikmati desiran ombak malam ini.

"Mas..." Ratna menarik dagu Raka agar menatap ke arahnya.

Cup.

Ratna mendaratkan ciumannya tepat di bibir Raka. Lelaki itu kaget menerima ciuman dadakan ini. Sontak Raka memundurkan badannya.

"Ratna! Apa-apaan kau ini?!" bentak Raka.

"Menciummu mas. Kau suamiku..." lirih Ratna.

"Ya! Tapi tugasku hanya untuk menjagamu! Kau sudah bertindak terlalu jauh!"

Raka menegakkan badannya lalu menghempas-hempaskan pasir yang menempel di celana dan kakinya.

"Kita suami istri mas. Bahkan hal yang lebih dari itu boleh kita lakukan."

"Sudahlah! Sudah malam, kau harus tidur." ucap Raka dingin tanpa menatap Ratna.

Ratna terpaku. Ditatapnya punggung Raka dengan nanar. Sedih sekali rasanya diperlakukan seperti ini.

Kapan cinta berpihak padaku?
Apa harus kulakukan cara lain?

💍💍💍

Baca juga:

Dua Cincin (SEBAGIAN PART DIUNPUBLISH) Baca Ceritaku Yang On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang