24

256 12 0
                                    


"Dara.. yuk makan dulu,bunda udah siapin makan malem tuh."

Panggil bunda sambil mengetuk pintu kamar Dara yang dikunci dari dalam.

"Buda kalo mau makan,makan dulu aja..Dara belom laper."
Jawab Dara dari dalam kamarnya.

"Loh ya gak boleh gitu dong Ra..kita makan sama-sama..lagian dibawah ada tamu tuh lagi nyariin kamu."

"Tamu bund?"

"Iya,keluar dulu lah..gak enak sama tamunya.."

Dara bergegas turun dari ranjang dan membukakan pintu untuk bunda.

"Siapa bund..?"
Tanya Dara penasaran setelah membukakan pintu.

"Bu Aisyah sama pak Suroso."

Mendengar nama itu disebut,Dara membulatkan mata serasa tak percaya.

"Bu Aisyah?..berarti Adit juga ikut bund?.."

Bunda mengangguk.

Tiba-tiba Dara terlihat girang serta tak sabar.dengan sigap,dara berlari menuruni anak tangga dan menuju meja makan sesemangat mungkin.

Ketika tiba di hadapan meja makan,
Dara menghampiri ibu-ibu yang tengah mengenakan kerudung biru tosca.Dara menghampirinya dengan wajah berseri-seri.

"Bu Aisyah.."

Dara memeluk ibu itu dengan lembut,tak terasa Dara pun menangis mengingat pelukan hangat 5 tahun itu.

"Bu..Dara kangen banget sama ibu,kenapa ibu gak pernah ngasih kabar ke dara?"

Dara melepaskan pelukannya,
Perlahan Bu Aisyah menghapus air mata Dara dengan penuh kasih sayang.

"Oh ya Bu..Adit nya mana?.."

Dara seakan tersadar akan sesuatu yang seharusnya sedari tadi ia cari.
Dara celingukan ke penjuru ruangan untuk mencari seseorang bernama Adit.

"Hahah...Dara ...Dara..
Kenapa gak sedari kemarin-kemarin sih kamu bilang sama bunda kalo yang jatuhin vas foto Dara sama Adit itu adalah Adit sendiri .."

Dara terdiam mendengar ucapan bunda,Dara sendiri bingung dengan maksud perkataan bunda.

"Maksud bunda apa?"
Tanya Dara dengan penuh keheranan

"Iya Dara..kok malah kamu yang bingung sih,kalian kan teman sekolah.
Satu kelas lagi..tuh anaknya.."

Dara mengikuti tatapan bunda yang mengarah ke seorang lelaki muda yang tengah mengenakan kemeja putih hitam.dia sedang menatap keduanya.

"Maksud bunda dia??"
Tanya Dara dengan hati berdebar.

"Ya ampun..
Iya Dara,kok malah kamu yang bingung sih.."

Dara menatap seluruh penghuni ruang makan itu,yang juga menatapnya dengan penuh keheranan.

"Loh,emang Dara gak tau?
Adit kan udah ganti nama,jadi Genta.karena sedari kecil dia sering sakit-sakitan.."
Jawab pak suroso yang mulai angkat bicara.

Bunda,ayah,dan mas Abi yang ada diruang itu serempak ber 'oh' bersama.

Sementara pemikiran Dara masih berkecamuk dengan hal yang tak menyenangkan,dada Dara terasa sesak dengan sesuatu yang dirasanya pahit. Dara sangat-sangat shok dengan apa yang telah dibenarkan oleh orang tua dari Adit sendiri.
Orang tua yang menyayangi Dara selayaknya menyayangi anaknya yang bernama Adit dulu.

Perlahan Dara mundur teratur dan bergegas meningalkan mereka yang masih dengan tatapan bingung melihatnya. Dara beranjak pergi ke kamar,dan tanpa sadar air mata Dara jatuh kembali membasahi pipinya yang kemerahan.
Tetapi lain hal nya dengan tangisan beberapa menit sebelumnya.
Tangisan Dara kali ini bukan lah tangisan bahagia,melainkan tangisan kekecewaan dari dirinya.

"Dara..tunggu"

Genta mencoba mengejar Dara hingga ke depan pintu kamar Dara.
Dan...

'Gubrakkk'...

Pitu kamar itu ditutup dengan keras,dan langsung dikunci dari dalam.

Genta berusaha mengetuk pintu itu dengan harapan Dara akan membukakanya.

"Dara...dengerin gue dulu..
Gue bisa jelasin ke elo,dara please.."

Dara terduduk lemas dengan tangisanya,dan bersandar ke pintu yang terus-menerus diketuk oleh Genta.

Tak habis pikir..orang yang selama ini Dara benci,orang selalu menganggu hari-hari nya setiap kali bertemu,orang yang setiap bertemu sering kali Dara merasa orang itu selalu membawa kesialan dalam hidupnya adalah sahabat lamanya.

Sahabat yang selalu setia menjaganya, menemaninya tanpa pamrih.
Sahabat yang menyayanginya,
begitupun rasa Dara padanya.
Tetapi jika orang itu adalah seseorang bernama Genta,mengapa sikap nya tak sama dengan 5 tahun lalu?.
Apakah sosok Adit mulai berubah karena seiring pergantian namanya,atau ia pernah mengalami kecelakaan yang membuatnya amnesia?,atau apa?..Dara amat geram dengan pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam benaknya.

"Dara..."
Panggil lelaki itu untuk kesekian kalinya.

"Gak ada yang bisa Lo jelasin ke gue.kalo selama ini Lo bisa nutupin suatu kebenaran dari gue,maka kemungkinan besar Lo juga bisa berbohong sama gue untuk kedua kalinya..dan gue udah gak bisa percaya lagi sama Lo,termasuk juga kalo Lo itu Adit.."
Teriak Dara dari sebalik pintu kamar.

"Tapi Dara gue Adit,gue bisa buktiin kalo gue bener-bener Adit..."
Genta masih mencoba meyakinkan Dara.

"Gak,gue gak percaya,
Sekarang lebih baik Lo pergi aja.."

"Tapi Ra.."

"Pergi...gue bilang pergi.."
Dara mulai membentak.

Perlahan Genta beranjak meningalkan tempat itu,dengan perasaan tak tega,dan penuh dengan rasa penyesalan.






LOLA (Loading Lama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang