Resensi Cerita

0 0 0
                                    

*Judul Cerpen : From Jakarta To Tokyo
*Nama Pengarang : Sugih S.pd
*Penerbit : -
*Cerpen yang di resensikan : Chapter 1
*Cetakan : 07 Agustus 201u
*Sinopsis :
Ryu pemuda itu menoleh.
Ryu untuk ke sekian kali namanya dipanggil lagi.
Ryu gadis itu pun tersenyum.
Pemuda itu mendongakkan kepalanya seolah sedang bertanya, Ada apa? Kenapa memanggilku?
Senyuman gadis itu semakin mengembang, menunjukkan kedua lesung pipinya yang menggemaskan. Matanya yang sipit terpejam menyemburatkan dua buah garis di wajahnya dalam keadaan seperti itu.
Moshi-moshi1! gadis itu berpura-pura meneleponnya.
Hai2! Ryu menyahut, mengangkat sebelah tangannya seolah sedang menerima panggilan.
Ryu-kun ne3? gadis itu sangat ceria.
Hai! Ryu hanya mengulang kata yang telah diucapkannya.
Tadi itu, kamu keren sekali! Aku suka! ucap gadis itu lagi.
Ryu terdiam. Bukan kali ini saja seorang gadis menyatakan suka padanya. Mungkin ini untuk ketiga atau keempat kalinya. Ditatapnya gadis itu dengan wajah tersipu malu. Gadis yang tak pernah diduganya. Selama ini ia begitu dekat dengannya. Seakan takdir telah mengatakan bahwa ia adalah jodohnya.
setahun sebelumnya.
Hari yang terik itu, peluh membanjiri tubuhnya.Dengan langkah yang tergesa-gesa ia memasuki halaman sebuah rumah sakit. Pikirannya begitu gelisah, mengkhawatirkan keadaan ibunya yang sudah lama terbaring karena penyakit yang dideritanya. Dokter telahmemvonisnya hemofilia stadium akhir.
Biasanya penyakit ini dialami laki-laki. Tapi bukan berarti perempuan tidak mungkin mengalaminya. Ibumu adalah satu di antara sekian sedikitnya wanita di dunia yang mengidap penyakit ini! ucap dokter ketika ibunya dilarikan ke rumah sakit setelah ditemukan dalam keadaan tidak sadar di dalam sebuah kabin pesawat.
Betapa pandai ibunya menutupi keadaannya. Bahwa ia selama ini baik-baik saja. Bahwa ia selama ini selalu bahagia. Bahwa selama ini ibunya adalah seorang wanita yang sangat kuat.Ternyata jiwanya sangat rapuh. Ryu nyaris menangis mengingat semua itu. Ibunya telah berjuang seorang diri demi menghidupi dirinya. Terlalu banyak pengorbanan yang dilakukan ibunya untuknya, dan ia belum bisa membalas semuanya sebagai bakti seorang anak kepada orang tua. Setidaknya ia selalu patuh pada nasihat yang diberikan ibunya. Tak pernah sekali pun ia melanggar.
Hari itu merupakan hari yang paling menyedihkan dalam hidup Ryu. Ia tinggal sebatang kara sekarang. Ayahnya, sejak ia dilahirkan ke dunia belum pernah sekali pun dilihatnya. Selembar foto pun tak dimilikinya. Bahkan namanya saja ia tidak tahu. Ibunya menutup rapat semua tentang laki-laki yang telah menanamkan benih di rahim ibunya hingga ia terlahir ke dunia dari benih laki-laki itu. Selembar akte kelahiran yang dimilikinya hanya sehelai kertas yang direkayasa ibunya entah dengan cara bagaimana sehingga ia tidak pernah kesulitan melanjutkan studinya.
Setelah pemakaman ibunya selesai dilaksanakan, Ryu terus mengurung diri di dalam kamar. Kamar yang bukan miliknya. Ia tidak mengenal orang-orang yang kini menampungnya di sebuah rumah yang cukup besar. Apakah mereka kerabat, sahabat, atau teman kerja mendiang ibunya semasa hidupnya. Ryu terus mendekam berhari-hari, tak mau makan, minum, mandi, atau pun hal lainnya. Yangterus dilakukannya hanya duduk termenung seorang diri di dalam kamar.
Hai Cina! Kamu sudah baikan sekarang? seorang gadis berhidung mungil membawakan sarapan untuknya.
Ryu membuang pandangannya ke luar jendela. Untuk apa perempuan itu melakukan semua ini? Setiap hari ia terus melongok dan mendekatinyamengantarkan makanan. Kemudian bertingkah seakan sedang menghibur hatinya yang sedang sedih. Ryu tidak biasa diperlakukan seperti ini. Karena sebelumnya ia tidak pernah bersedih.
Ryu menggeleng. Tante Khazanah mengangguk menyunggingkan senyuman untuknya. Kami menyesal baru mengetahui keadaan ibumu dua bulan terakhir. Seandainya saja kita dipertemukan kembali jauh lebih awal, tentu kesehatan ibumu dapat terselamatkan, ungkap wanita itu menyeka setitik air mata di pelupuk matanya. Bukan hanya Ryu seorang yang bersedih atas kematian ibunya. Tapi keluarga inijuga.
Wanita itu lalu membuka sebuah album foto. Lihatlah! Ini kamu sewaktu balita. Ibumu masih sangat muda ketika itu. Kamu tentu tidak ingat pada kami, karena kamu masih terlalu kecil ketika itu!
Wah, Tante Ella cantik sekali! gadis yang berusaha menghiburnya tadi terpana melihat foto yang ditunjukkan ibunya. Oh ya, namaku Laura! dia mengulurkan tangannya. Lalu ditariknya kembali. Ryu masih bersikap tak mengacuhkannya.
Aku serius memuji ibumu. Dia memang sangat cantik. Pantas saja Kak Anggun sangat mengidolakannya! terdengar suara Laura begitu tulus melontarkan kalimat-kalimatnya.
Saking tulusnya, Ryu tidak bisa menunjukkan ekspresi apa pun di wajahnya. Kedua kakinya terus menekuk, membenamkan wajahnya dalam-dalam pada kedua lututnya yang dirapatkan. Ia terus berpikir, masih adakah hari esok untuknya?
*Analisis Unsur Instrinsik
Tema : Kesedian Ryu
Setting : Perjalan Ryu-kun yang begitu menyedihkan ketika Ibunya meninggal dan Ibunya adalah Orang satu-satunya yang dia punya selama ini.
Alur : Maju dan Mundur
Tokoh :
-Ryu-Kun, Pria yang penuh dengan kesedihan
-Yukari, gadis periang
-Ella, Ibu Ryu-Kun
-Rifat Sungkar, Sahabat Ibu Ryu-Kun
-Khazanah, Sahabat Ibu Ryu-Kun
-Laura, Anak Sahabat Ibu Ryu-Kun
Sudut Pandang : Orang Ketiga Serba tau
Amanat : Kesedihan yang begitu mendalam tidak akan pernah mengubah semuanya seperti semula karena itu semua akan membuat kita menjadi rapuh.
*Analisis Unsur Instrinsik
Nilai Moral : kesedihan hanya membuat semuanya seakan-akan tidak ada hari besok lagi yang akan membuat kita merasa kehilangan akan waktu.
Nilai Sosial : kekayaan yang dimiliki bukan berarti harus menyobongankannya terhadap orang lain, Tetapi berbagi lah dengan orang yang benar-benar membutuhkan bantuan kita.
Nilai Budaya : Kebiasaan orang indonesia selalu membantu jika ada orang yang membutuhkan bantuannya.
*Kekurangan
Cerita ini memang menggabarkan kesedihan Ryu, namun kita sulit untuk mengetahui kehidupan di Jepang karena suatu perbedaan dengan orang Indonesia.
*Kelebihan
Dalam cerpen ini, pengarang menitikberatkan gambaran, kebahasaan yang sangat dijiwai pengarang membuat para pembaca kagum, dan membuat para pembaca lebih terinspirasi. Terutama di awal alenia, mulai terlihat bahwa pengarang mengisahkan awal kebahagiaan dari kesedihan.


@Sugih_Forever

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Resensi ceritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang