17. Kejutan tak Terduga

442 70 32
                                    


Sulli sama sekali tak membuka mulutnya saat mereka dalam perjalanan pulang ke apartemennya. Pikirannya terus berkecamuk, Minho yang sedari tadi duduk menyetir hanya mampu menghela nafasnya karena Sulli hanya menjawab pertanyaannya dengan menganggukkan kepala maupun menggelengkan kepalanya saja.

Ia ingin sekali bertanya, tapi ia tak tahu apa yang harus ditanyakan olehnya lagi. Segala macam cara sudah ia lakukan untuk membuat calon istrinya itu membuka mulutnya, tapi hanya kebisuanlah yang ia dapatkan. Saat lampu tengah merah Minho memanfaatkan kesempatan untuk menatapnya. Ia meraih tangan Sulli yang terasa dingin, wanita itu tersenyum tipis sambil menatap Minho dengan pandangan yang sulit terbaca. 

Kesedihan terpancar dibola matanya, saat Minho mengangkat tangannya untuk mengusap pipinya air matanya mengalir. Minho terkesiap dan terburu-buru menghapusnya, sebenarnya apa yang sudah dibicarakan oleh Yunho, apakah pria itu marah? Tapi kenapa? Sulli yang tak mau menceritakan apa yang tengah dilaluinya itu malah membuatnya frustasi, ia butuh kejelasan agar masalahnya bisa selesai dan tak menggantung lalu membuatnya penasaran setengah mati seperti ini.


" Apa yang terjadi sayang? Kamu membuat saya bingung " Ucapnya dengan pelan. Sulli membuka seatbeltnya dan menyandarkan kepalanya pada bahunya, saat lampu berubah menjadi warna hijau Minho menjalankan mobilnya dengan pelan. Wanita itu masih terisak dibahunya, sedangkan ia hanya bisa mengelus rambut panjangnya yang jatuh menutupi wajahnya.

" Mas, aku sayang sama kamu " Sahutnya pelan. Minho mengangguk sambil mencium puncak kepalanya dengan sayang.

" Apapun yang terjadi saya akan selalu disamping kamu " Minho mencoba menenangkan hati wanitanya yang mungkin tengah kacau. Mungkinkah terjadi sesuatu pada Yunho hingga membuatnya seperti ini?

" Bagaimana kalau Kakak tidak setuju? " Tanya Sulli, Minho merasakan jantungnya berdebar keras, mungkin kah ini karena Yunho belum merestui hubungan mereka? Apakah ini yang membuat Sulli terburu-buru ingin pulang?

" Bukankah sudah saya bilang untuk fokus pada rencana kita saja? Urusan kakak kamu biar saya yang urus " Ucapnya final. Sulli mendongak menatap Minho, tak terasa mereka sudah sampai diparkiran apartemen kecilnya. Minho membuka seatbeltnya lalu tangannya memeluk tubuhnya dengan erat.


" Kakak mu marah ? " Tanyanya, Sulli mengangguk pelan sambil menyembunyikan wajahnya.

" Kamu harus ingat bahwa kamulah yang membuat hati dan perasaan saya kacau. Kemanapun kamu pergi saya akan tetap mengejar kamu karena kamulah yang harus tanggung jawab karena buat saya jatuh hati sama kamu " Sulli memukul dadanya dengan pelan, ia tak menyangka kalau Minho masih saja bercanda ditengah situasi gawat seperti ini.

" Mas, aku serius " Keluhnya dengan kesal. Minho menatapnya dengan lembut sambil menanamkan ciuman lembut dibibirnya.

" Kamu kira saya bercanda? Kamu sudah bersedia menjadi istri dan Ibu dari anak-anak saya itu artinya saya tidak akan melepaskanmu "

" Lantas bagaimana dengan kakak? " Tanya Sulli, Minho menatap Sulli dengan senyum misterius yang dimilikinya. Ia merasa ada kesalah pahaman disini, Apakah ayahnya sudah menelfon Yunho? Apakah ada sesuatu yang dikatakan oleh Ayahnya sehingga kakaknya seperti ini? Kalau memang iya besok ia harus benar-benar menanyakannya pada pria paruh baya itu.

" Saya akan menginap dan menjagamu disini " Putusnya final. Sulli menatapnya dengan mata melotot lebar.

" Saya tidak terima penolakan, dan saya tidak masalah kalau harus membagi selimut dengan kamu malam ini " Kedipan mata Minho membuat Sulli memukul bahunya dengan keras. Bisa-bisanya ia membuat dirinya memerah disaat seperti ini. Minho dan Sulli keluar dari dalam mobil dengan koper yang dibawanya.




Love by Accident✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang