Makan malam telah usai dan keluarga Rendra pun pulang kekediamnya.
"Sayang kamu benar-benar setuju kan? "Tanya Mia kepada anak bungsunya.
"Iya Ma Diy siap" Diy menatap ibunya yang menampilkan senyum bahagia, "Diy ke kamar dulu ya Ma Pa,"pamitnya kemudian.
Didalam kamar Diy menangis, bingung dengan apa yang terjadi. Dan kenapa harus dia yang merasakanya ?.
Tak apa mungkin ini yang terbaik, ucapnya lirih. Entah takdir apa yang akan diperankanya yang ia tau hanya membahagiakan orang tua itu adalah kewajibannya.
Tak ingin merasakan sedih lagi, ia pun bangkit dan mengambil buku Diarynya setidaknya hanya ini yang bisa sedikit membantunya untuk menghilangkan sedikit beban kesedihan yang ia rasakan.
Dear Diary,
Entah lebih menyakitkan mana saat Papa dan Mama lebih peduli dengan Luna atau takdir yang tidak aku harapkan ? Aku yang baru berumur 21 tahun harus menikah dengan orang yang selama ini menjadi atasan ku, aku punya mimpi yang masih ingin aku gapai tapi saat melihat raut wajah Mama Papa sedih aku tak tega, tak apa mungkin ini memang takdhir ku, semoga ini awal yang baik bagiku Amiin.
****★****
Kesibukan pagi seperti biasa terjadi di kediaman keluarga Rendra.
"Pagi Ma Pa," sapa Diy yang baru tiba di meja makan untuk memulai sarapan.
"Pagi sayang,"balas Mia dan mulai menuangkan nasi di atas piring Diy, "sayang kamu nanti kekantor naik apa ? kamu gak naik si Lady kan ?"tanya Mia kepada anaknya.
Lady adalah sepeda montor tua yang dibeli Diy dari gaji pertamanya.
"Maaf ma Diy memang memakai Lady nanti ke kantor, memang kanapa Ma ? Bukannya setiap hari Diy memang pakai Lady. Ada yang salah Ma ?" ujar Diy bingung.
"Ya jangan pakai Lady dong sekarang ! jelas salah ! kamu kan sebentar lagi nikah sama Aldo bos kamu, ya gak pantes dong kamu naik Lady lagi yang udah butut itu ! Kamu pakai aja mobil Mama biar kamu tuh pantes dan gak malu-maluin Aldo lagi !" Omel Mia.
"Ma, Lady itu gak butut dia itu motor aku, lagi pula kalau aku pakai mobil pasti telat Ma kan macet," Diy mencoba memberi alasan untuk ibunya.
''Kamu ini ya kalau kasih tau kok ngeyel terus Diy ! Kaya Luna dong yang bisa jaga nama baik keluarga kita, gak kaya kamu, kadang Mama bingung sama kamu Diy !" Mia menatap anaknya marah.
Diy hanya menunduk dan mulai menghabiskan makanannya, semoga cepat selesai batinya.
"Udah lah Ma Diy juga udah besar dia juga tau apa yang terbaik kok." Ucap Rendra melerai.
Mia menatap suaminya sebal, "Belain aja terus Pa anak mu ini !" Ujarnya marah.
"Kenapa sih pagi-pagi udah ribut aja, gangu banget." Ucap Luna dari arah tangga.
Mia mengibaskan tangannya seakan perdebatan itu tidak penting, "Biasa lah sayang, kamu mau makan apa ?" Tanya Mia.
"Roti aja Ma, aku mau diet besok ada acara peragaan busana di butik terkenal." Balasnya.
Mia mulai mengoleskan selai di atas roti dan memberikan kearah Luna, "wah megah dong Mama bisa dateng gak ya ? , pengen lihat kamu Lun," ucapnya senang.
"Boleh kok Ma undangannya di kamar, Papa kalau mau ikut juga boleh lo Pa"
Rendra hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan putrinya.
Diy diam menyimak pembicaraan Mama dan Kakak kandungnya, sudah biasa jika Kakaknya datang pasti dia yang jadi pusat perhatian.
"Ma Pa Kak Lun aku brangkat duluan ya," pamitnya setelah menyelesaikan sarapannya.
"Iya hati-hati dijalan" balas mereka.
*******
Dengan tenang Diy memarkirkan motor kesanyangannya diparkiran motor.
Membenarkan sedikit pakaian dan rambutnya yang kusut terkena angin dan polusi udara tentunya.
Setelah dirasa rapi Diy melangkahkan kakinya dengan tenang ke arah kantor, dan menyapa beberapa kariawan sesama Wartawan.
Sebenarnya dia jarang sekali ke kantor seperti ini, terkecuali seperti hari ini adanya rapat dan mengerjakan daedline profesi sebagai wartawan News mengharuskan ia lebih sering bekerja di panasnya terik matahari dan terjun langsung kelapangan saat di panggil dengan waktu yang tak tentu dan kondisi yang mungkin tidak semua orang dapat membayangkan, seperti saat ia sedang pulang tidur tiba - tiba tugas kantor memanggil tepat jam 12 malam saat adanya kebakaran disalah satu gedung karena arus pendek listrik, yang mau tak mau membuatnya harus bangun malam dan bersiap kelokasi.
banyak yang bilang pekerjaan ini sangat beresiko dan dengan gaji tak seberapa bahkan bisa mengorbankan waktu dengan keluarga tercinta, tapi menurut Diy dia senang menjalani ini semua. Menjadi yang pertama saat ada kabar berita memberikan informasi kebanyak orang dan tentunya jika beruntung dapat berjalan - jalan gratis tentu, pengalaman yang sangat menantang serta membahagian diwaktu yang bersamaan. Belum tentu pekerjaan yang lain semendebarkan ini.
Diy menggeleng - gelengkan, astaga apa yang kupikirkan ini ? pikirnya ngawur. Bukankah pekerjaan sekarang juga banyak yang menantang misalnya Dokter mungkin ? tergantung seseorang bukan yang menjalaninya ?. pikirnya lagi denagn lebih logis.
Dengan tenang ia tetap melangkahkan kakinya menuju ruang rapat hari ini.
*****
Banyak kariawan yng menekuk wajahnya pasalnya mulai hari ini akan diberlakukan pelaporan pekerjaan setiap habis meliput. Tak urung kebijakan ini memberatkan beberapa kariyawan yang biasanya menunggak deadline berita bahkan biasanya laporan yang tidak terlalu penting bisa dikerjakan di rumah dan dikirim email sekarang ahrus dikerjakan dikantor, benar - benar kebijakan yang menjengkelkan.
"Diyah Ayleta" pangil sura bariton yang tadi memberikan pengumuman yang mengejutkan untuk para kariawan.
Diy yang merasa dipanggil menengok kearah suara yang tadi memanggilnya.
"Iya pak ?" jawabnya formal.
"Saya mau bicara dengan kamu, tetap disini sampai semua kariawan keluar"
Setelah semua kariawan yang sudah tidak berkepentingan meninggalkan ruang rapat, kini tinggal lah mereka berdua.
"Ada perlu apa bapak memanggil saya ?" Diy mencoba mengawali pembicaraan.
"Apa kamu memiliki seorang kekasih ?"
******
penasaran ?
tunggu kelanjutannya besok kamis ya...
dan pastinya jangan lup buat ninggalin vote dan komen yang banyak yaaaaa
aku LetaAga pamit dan sampai jumpa di episotde selanjutnya.
kecupp mesraahhhh. :*
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH
RomanceHanya seorang kartawati yang menerima perjodohan karena saudari kembarnya menolak, Menerima resiko menjadi istri tak terlihat tetapi tetap setia dan selalu berusaha menjadi istri yang baik walau tak pernah diperdulikan suaminya. Bagaimana kisah Diya...