💥Amel💥
Satu bulan berlalu, sifatku sedikit berubah seiring berjalannya waktu setelah kejadian waktu itu. Aku merasa semua orang menjauhiku karena diamku, Rio yang dulunya selalu mengekor di belakangku kini sedikit menjauh. Aku tak tahu maksudnya ia menjauh, atau aku yang selalu menjauh? Iya..aku mengaku jika aku selalu menjauh ketika kerumunan siswi yang berebut tempat duduk di sampingnya di kantin, aku selalu menjauh ketika ia asyik berbicara dengan siswi lain, dan aku selalu menjauh ketika dia lebih sibuk dengan gelar most wanted-nya.
Aku ingin Rio yang dulu kembali, Rio yang selalu bersamaku sehingga dijuluki best couple dengan semua penghuni sekolah. Aku kangen Rio yang dulu.
Kutatap gerbang sekolah yang masih terbuka yang menampakkan seorang lelaki paruh baya memakai seragam satpam lengkap. Kulengkungkan bibirku seraya menunduk memberi hormat, "pagi pak."
"Tumben akhir-akhir ini eneng berangkat sendiri? Dimana pacar gantengnya?"
"Gak tau mang, aku masuk dulu ya?" Kulangkahkan kakiku memasuki area sekolah meninggalkan mang Diman yang mulai dirayapi rasa kepo.
Entah kenapa kini aku risih dengan tatapan penghuni sekolah ini. Padahal sejak bersama Rio aku terbiasa akan tatapan ini, tapi kini sudah berbeda. Tatapan yang menurutku menjadi sebuah kilatan aneh di kedua mataku. Aku benci ini.
"Mel.." Panggil seorang lelaki jangkung yang selalu kuhindari.
Kutatap wajah lelaki itu beberapa menit, lalu aku melenggang pergi meninggalkannya.
"Mel..! Lo kenapa sih akhir-akhir ini ngejauhin gue? Gue salah apa? Seharusnya gue yang marah sama elo karena lo nggak kerumah gue. Padahal waktu itu gue mau ngasih lo kejutan" Rio membuntuti langkahku, ia terus berceloteh kenapa kini aku berubah padanya. Seharusnya dia tau diri aku berubah seperti ini karena apa, karena aku kesal padanya yang selalu dikerumuni banyak siswi. Aku sebal akan hal itu.
"Pergi.." ucapku tanpa menoleh kearahnya.
"Tapi mel.."
"Please.. leave me right now" kubalikkan badanku menatap lelaki itu, "now..!!" Teriakku.
Aku pergi meninggalkannya, tapi tanpa permisi ia menahan lenganku. "Lepasin Rioo..!!"
"Nggak..lo harus maafin gue sebelum pergi" dia tak melepaskan tanganku sedikitpun.
"Saatnya jam pertama dimulai-" bel sekolah berbunyir sehingga membuatku sedikit tenang. Akhirnya aku bisa pergi meninggalkan Rio, sungguh aku risih dengan tatapan gadis-gadis yang berkerumun di depan kelas masing-masing. Bagaimanapun juga ini memalukan.
"Udah mulai pelajaran..kita harus masuk sebelum bu Eni datang"
Jemari Rio merenggang, aku pergi begitu saja meninggalkan lelaki itu tanpa peduli teriakan histeris para siswi.
***
Pulang sekolah, kini aku bisa terbebas dari makhluk menyebalkan tadi. Semenjak jam pelajaran Rio terus bertanya kenapa aku bisa berubah sikap padanya, sampai ia terus mengekor kemanapun aku pergi sehingga menimbulkan rasa kepo terhadap semua siswi.
Sialnya. Tadi ia duduk satu bangku denganku, ia meninggalkan Sam sendirian duduk di belakangku. Ya, sejak aku di SMP ini aku tidak memiliki teman akrab selain Rio dan Sam. Aku hanya memiliki teman yang hanya datang ketika mereka membutuhkan. Mereka berbondong-bondong menemuiku hanya menanyakan kesukaan Rio, hobinya, dan semua tentang Rio. Sungguh aku tak tertarik akan hal itu. Dengan pasti aku meninggalkan para cabe-cabean itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEROR JINGGA
Teen Fiction[Book2] [SEQUEL FAMOUS] [PROSES REVISI] (Ini hanyalah kumpulan petualangan Rio, Sam, dan juga Clara yang menumpaskan teror) Teror kemarin bukanlah akhir kebahagiaan kami, sekali lagi bukan. Cerita kami berlanjut ketika satu per satu teror bermuncula...