Ragu-ragu ia mengulurkan tangannya menyentuh bahu Soonyoung yang sedang fokus pada bukunya.
Sentuhan tiba-tiba di bahunya membuat Soonyoung terlonjak kaget, ia membalikan badan cepat, tangannya refleks memukul orang yang menyentuh bahunya. Soonyoung memukulkan buku di tangannya ke kepala orang itu.
"Soonyoung-ah, ini aku.."
Mengetahui siapa orang yang sudah ia pukul Soonyoung langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan, terkejut.
"Ji-Jihoon Hyung..."
"..a-aku sungguh minta maaf... aku minta maaf.."
Sesal Soonyoung. Ia sekarang merasa sangat tidak enak hati, bagaimana pun juga Jihoon adalah senior yang disegani di kampus ini."Hehehe.. Aku tidak apa-apa, santai saja."
Ucap Jihoon dengan cengiran manisnya. Ia masih mengusap-usap kepalanya yang masih berdenyut-denyut karena pukulan Soonyoung tadi itu lumayan keras, jangan lupa buku yang Soonyoung pegang itu cukup tebal."I-itu.. pasti sakit..."
Soonyoung mengulurkan tangan hendak menyentuh kepala lelaki mungil ini, akan tetapi Soonyoung kembali menarik tangannya karena merasa tidak enak. Mereka tidak terlalu akrab jadi Soonyoung selalu merasa canggung jika sedang bersama Jihoon apalagi hanya berdua seperti sekarang ini."Tidak apa-apa.. hanya benjol saja hehe..."
Jika sedang bersama Soonyoung, Jihoon berubah menjadi orang yang murah senyum. Ia selalu tersenyum lebar dan sangat manis ketika berbicara dengan lelaki sipit ini. Bagi Soonyoung sikap Jihoon ini sangat aneh."A-aku sungguh menyesal Hyung.."
Soonyoung berkali-kali membungkuk hingga poninya berantakan."Akan kubelikan es untuk mengkompres kepalamu itu.."
Kata Soonyoung seraya menunjuk kepala Jihoon menggunakan jari telunjuknya. Soonyoung melangkah pergi hendak membeli es untuk mengkompres kepala Jihoon yang terkena pukulan bukunya itu, namun tiba-tiba lelaki mungil ini menahan lengan Soonyoung, membuat tubuh Soonyoung kembali berbalik ke belakang."Aku tidak apa-apa.. sungguh..."
Katanya. Lagi-lagi dengan sebuah senyuman manis. Sikap Jihoon ini justru membuat Soonyoung semakin tidak enak hati, Soonyoung lebih suka diberi sikap dingin oleh seniornya ini ketimbang harus diberi sikap manis yang menurutnya sangat aneh ini. Soonyoung hanya merasa tak nyaman saja Jihoon bersikap manis padanya."Tapi kepalamu itu benjol..."
"Ah, tidak apa-apa.. orang bilang kepalaku ini keras."
Kata Jihoon sembari mengetuk-ngetuk kepalanya sendiri. Soonyoung menjadi diam karena tangan Jihoon satunya masih berada di lengannya."Aku harus mengerjakan ini.."
Jihoon menepuk tas selempangnya. Ia segera menarik Soonyoung untuk mengikutinya, walaupun mungil tapi tenaga lelaki ini lumayan juga. Soonyoung hampir tersandung karena lelaki mungil ini menyeretnya seperti anak kecil yang minta dibelikan permen."Aku tidak bermaksud mengejutkanmu.. saat aku masuk tak sengaja melihatmu di sini."
Kata Jihoon tanpa menoleh, ia terus berjalan membawa Sooyoung bersamanya.Jihoon membawa lelaki sipit ini ke meja baca yang masih berada di dalam perpustakaan. Di sana Soonyoung melihat pria yang bertemu dengannya dua kali, di perpustakaan dan di Minimarket, pria yang menolongnya dari jatuhan kotak susu.
Pria muda berkacamata itu sama sekali tak mengalihkan pandangan dari buku yang ada di hadapannya.
Jihoon menarik sebuah kursi yang ada di depan pria itu, lalu menyuruh Soonyoung untuk duduk.
"Duduklah, temani aku mengerjakan tugas.."
Katanya dengan wajah cerah. Ia menarik kursi disamping Soonyoung kemudian duduk, Jihoon mulai sibuk mengeluarkan buku-buku dan laptop dari dalam tasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Light A Candle In The Cold Night [SEOKSOON FANFICTION]
RandomSoonyoung sudah mengenal Seokmin sejak lama, mereka adalah teman kuliah. Tidak ada yang istimewa, mereka hanya teman biasa, lagipula Seokmin sudah memiliki kekasih perempuan. Suatu hari, di hari yang hujan, semuanya berubah ketika Seokmin pergi ke r...