Keynal tidak pernah menyangka kalau perkataannya begitu melukai Veranda hingga Veranda enggan untuk bersamanya, Veranda hanya akan diam, menggelengkan kepalanya saat Keynal berusaha berbicara padanya.
Sore itu Keynal melihat Veranda yang sedang belajar sepeda, berulang kali mencoba hingga dia terjatuh, melihat usaha Veranda begitu keras membuat Keynal menyesal sudah mengatakan hal yang tidak baik pada Veranda.
“apa yang kau lakukan padanya kak?” tanya Shani yang tiba-tiba ada disamping Keynal ikut memperhatikan Veranda sedang belajar sepeda
Keynal melirik Shani.
“Kak Ve tidak akan berusaha sekeras itu kalau dia tidak direndahkan”
“Dari kecil kak Ve tidak bisa memakai sepeda, seberapa inginpun dia memakainya dia tidak akan melakukannya, tapi melihatnya hari ini begitu keras belajar ada sesuatu yang salah pada dirinya”
Keynal semakin menyesal dengan apa yang sudah dia perbuat pada Veranda.
“Maaf Shan, sepertinya aku harus melakukan sesuatu”
Keynal berjalan menghampiri Veranda, dia ingin membantu Veranda kalaupun Veranda tidak bisa, dia harus menghentikannya. Dan langkah Keynal terhenti melihat Vino yang sudah membantu Veranda, membimbing Veranda belajar sepeda, jauh lebih telaten dibanding dirinya yang sedikit emosi mengajari Veranda.
Keynal memperhatikan Veranda dan Vino, Vino memang jauh lebih humble darinya, tidak heran jika orang akan mudah akrab dengannya, pembawaan Vino membuat siapapun nyaman bersamanya, termasuk Veranda.
Setelah mengenal Veranda beberapa waktu Keynal tahu satu hal kalau Veranda bukan tipe orang yang bisa akrab dengan mudah, dan melihat Veranda yang bisa akrab dengan mudahnya membuat Keynal sedikit cemburu. Dia harus susah payah mendekati Veranda.
***
Keynal melihat Veranda sedang duduk di kursi memegang lututnya yang berdarah, pasti karena dia yang terjatuh dari sepeda. Keynal mengambil kotak p3k kemudian menghampiri Veranda dan berjongkok dihadapannya, dengan perlahan Keynal mengobati lutut dan beberapa luka di kaki Veranda. Veranda terdiam melihat sikap Keynal.
“Kenapa harus memaksakan diri kalau tidak bisa?” tanya Keynal tanpa mengalihkan perhatiannya
Veranda mengigit bibirnya saat lukanya terasa perih.
“Lukanya masih basah, jangan banyak bergerak, setelah kering aku pakaikan plester”
Veranda diam dan tidak menjawab. Keynal menarik nafasnya.
“Aku minta maaf kalau apa yang aku katakan kemarin menyinggung perasaanmu”
Dengan memberanikan diri Keynal menatap Veranda yang juga menatapnya dan untuk pertama kalinya Veranda merasa luluh dengan sikap Keynal yang memperlakukannya dengan baik dan permintaan maaf yang tulus.
TBC
Jangan lupa IKUTI akun @vampirele jika suka ceritanta.
Thanks 💕