09.

1.4K 127 0
                                    

Berulang kali Keynal mengecek ponselnya, tidak ada satupun pesan atau panggilan dari Veranda, seharusnya Veranda sudah sampai dan mengabarinya tapi hingga sekarang tidak ada pesan itu. Keynal terlihat gelisah menunggu kabar dari Veranda, Vino yang melihat merasa risih dengan sikap gelisah Keynal yang tidak mau diam.

“Kakak”

“Hm?”

Keynal membalikkan badannya menatap Vino

“Kau baik-baik saja?”

“Tentu, kenapa?”

“Kau terlihat gelisah sekali, ada apa?”

“Aku menunggu kabar dari Veranda tapi dia belum mengabariku, harusnya dia sudah tiba”

“Kenapa kau tidak menghubunginya lebih dulu?”

Keynal menepuk jidatnya kemudian mengambil ponselnya dan menjauh dari Vino, menghubungi Veranda yang seharusnya sudah sampai. Vino menggelengkan kepalanya, ini pertama kalinya melihat Keynal yang seperti itu, Vino yakin Keynal  benar-benar sedang jatuh cinta.

Berulang kali Keynal menghubungi Veranda tapi tak diangkat, dia juga mengirimkan pesan pada Veranda dan Keynal menunggu kabar Veranda yang tak kunjung membalas semua pesan dan teleponnya.

***

Veranda keluar dari kamar mandi, melirik ponselnya yang menampilkan ada beberapa panggilan tidak terjawab dan beberapa pesan masuk. Veranda mendial nomor Keynal.

“Halo”

“Yah! Ve kemana saja? Kenapa telponku tidak diangkat, pesanku tidak dibalas? Apa kau sudah sampai? Kenapa tidak mengabariku?”

Veranda terkesiap mendengar pertanyaan dari Keynal yang begitu banyak.

“Aku sudah tiba beberapa waktu yang lalu, dan sekarang aku berada di kamar hotel” jelas Veramda

“Seharusnya kau langsung menghubungiku saat kau tiba disana, kau membuatku khawatir, aku takut sesuatu terjadi padamu”

“Kenapa aku harus menghubungimu?”

“Kau kekasihku kalau kau lupa”

“Kekasih palsu” cibir Veranda

“Meskipun aku kekasih palsumu tetap saja kau harus menghubungiku, bukankah kesepatakannya kita bertindak layaknya kekasih sesungguhnya”

“Iya”

Veranda hanya pasrah mendengar petuah Keynal yang menurutnnya sangat berlebih.

“Good, apa kau sudah makan?”

“belum”

“Yah!” teriak Keynal dan membuat Veranda harus menjauhkan ponselnya

“Harusnya kau makan, jangan sampai kau telat makan, kau sudah melakukan perjalanan panjang dan tubuhmu pasti lelah, kau membutuhkan energi dan jangan sampai menunda makan”

“Iya”

Veranda menutup telponnya secara sepihak, Keynal sangat cerewet membuat dia pusing mendengar celoteh Keynal yang memekakkan telinganya, dan tak terbayangkan oleh Veranda saat dia langsung menutup teleponnya, bagaimana ekspresi Keynal yang mungkin akan memaki telponnya.

TBC

Silahlan IKUTI akun @vampirele jika suka ceritanya

Thanks 💕

Cinta & Benci (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang