10.

1.5K 139 0
                                    

Keynal menatap ponselnya, masih belum ada satu pesanpun dari Veranda, Keynal mendumel tidak jelas saat Veranda mengabaikan semua pesannya.

“Aiish wanita itu”

Keynal mengambil ponselnya kemudian menghubungi Veranda, begitu lama Keynal  menunggu Veranda mengangkat teleponnya.

“Apa yang sedang kau lakukan?” tanya Keynal

“Bekerja tentu saja, kenapa?”

“Kenapa kau mengabaikan semua pesanku?”

Veranda mendesah pelan

“Aku sangat sibuk kalau kau ingin tahu”

“Sesibuk apa hingga kau mengabaikan pesanku?”

“Sangat sibuk, jangankan untuk membalas pesanmu, mengisi perutku yang kosong saja aku tidak ada waktu”

“Yah! Jessica Veranda apa yang kau lakukan? kenapa kau membiarkan perutmu kosong?”

“Devin Keynal Putra” panggil Veranda dengan begitu lembut

“Iya kenapa?”

“Sikapmu terlalu berlebihan, aku tahu apa yang harus aku lakukan, jadi stop bersikap seperti itu, aku sedikit risih”

Keynal terdiam

“Aku tutup telponnya, ada banyak yang harus aku urus”

Veranda menutup telponnya dan Keynal masih terdiam, dia tidak menyangka Veranda akan mengatakan hal itu padanya.

“Wanita itu benar-benar”

Keynal membalikkan ponselnya dan menjauhkannya dari hadapannya, jangan sampai dia melihatnya dan mencoba untuk kembali menghubungi Veranda.

“Lihat saja kau akan mencariku karena aku tidak menghubungimu”

Keynal kembali menatap layar laptopnya, kembali bekerja dan berusaha melupakan kejadian tadi.

***

Veranda menyandarkan punggungnya di sofa, dia baru saja pulang bertemu klien, dan menyelesaikan semua pekerjaan hingga akhirnya dia bisa kembali ke Indonesia. Veranda memesan tiket pesawat untuk kepulangannya di ponsel, selesai memesan tiket, dia mandi kemudian mengganti pakaiannya dengan lebih santai, ada beberapa barang yang ingin dia beli untuk oleh-oleh keluarga dan beberapa temannya termasuk Keynal, mengingat nama Keynal, sejak telpon terakhir, Keynal tidak pernah lagi menghubunginya dan mengirim pesan padanya.

Veranda mengambil tas dan dompetnya, dia melihat ponselnya dan mengecek kapan Keynal menghubunginya.

“Apa dia marah?”

Veranda mengingat terakhir Keynal  menghubunginya dan mencoba menghubungi Keynal.

“ssiapa?”

Veranda mengerutkan keningnya mendengar Keynal begitu ketus padanya.

“Kekasihmu” canda Veranda

“Aku tidak punya kekasih”

“Benarkah? Lalu kau siapa? Kenapa dilayar ponselku di beri nama kekasihku?”

Veranda membuka pintu kamar hotelnya kemudian turun menuju lobi dan mencari taxi menuju toko oleh oleh yang tidak jauh dari hotel.

“Mungkin kau salah memberi nama”

“Tapi aku ingat nomornya dan aku yakin tidak salah”

Seandainya Veranda melihat ekspresi Keynal  yang sedikit memerah sudah pasti dia akan tertawa melihat Keynal.

“Ada apa?” tanya Keynal  masih ketus, dia masih meneruskan misinya membuat Veranda mencarinya

“Tidak ada”

“Lalu untuk apa kau menelpon, buang-buang waktu, bukankah kau sangat sibuk?”

Veranda tersenyum, dia yakin Keynal marah padanya.

Veranda turun dari taxi kemudian membuka pintu toko, dia tersenyum saat disambut oleh pelayan, matanya begitu awas mencari sesuatu yang cocok untuk dia bawa ke Indonesia sebagai oleh-oleh.

“Ah kau benar aku sangat sibuk, sebaiknya aku tutup telponnya”

Veranda  bersikap seolah-olah akan menutup telponnya

“Yah! Ve”

Veranda tersenyum.

“Ya?”

“Oke fine, kau menang”

Veranda tersenyum puas, bukan Veranda namanya kalau dia kalah.

“Kau mau aku belikan apa untuk oleh-oleh?”

“Tidak ada, kau kembali saja sudah cukup untukku”

Veranda terdiam dan wajahnya tiba-tiba memerah.

“Aku serius”

“Aku juga serius”

“Oke, jangan protes kalau aku tidak membelikanmmu apa-apa”

Dan obrolan di telpon terus berlangsung hingga Veranda menyelesaikan belanja, Keynal  menemani Veranda berbelanja dengan obrolan tidak penting tapi begitu menarik untuk mereka. Dan obrolan tidak penting yang begitu sederhana membuat mereka nyaman satu sama lain, mulai mengerti karakter masing-masing, dan Veranda mulai menyadari kalau Keynal begitu menarik.

Keynal bukanlah tipe Veranda, Veranda tidak menyukai tipe orang seperti Keynal yang begitu banyak bicara tapi Keynal mematahkan semua ketidaksukaan Veranda. Veranda justru nyaman dengan segala pembicaraan Keynal, dia merasa aneh saat Keynal diam.

TBC

Silahkan IKUTI akun @vampirele jika suka ceritanya.

Thanks💕

Cinta & Benci (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang