Chapter 4 (Repost)

8.3K 629 100
                                    

.

.

"Luhan...." Chanyeol sangat cemas, kemudian mengangkat tubuh mungil itu dan merebahkan di sofa.

.

.

.

Chapter 4

.

.

Chanyeol menangkap sesuatu membuncit dari balik seragam Luhan yang kebesaran. Namun perhatiannya langsung terhisap dengan kondisi kesehatan Luhan.

Chanyeol segera menelepon klinik di dekat perusahaan.

"Sabarlah..." Chanyeol mengusap peluh yang bertebaran didahi Luhan dengan sapu tangannya.

"Kau sudah berkerja keras..."

Hanya 10 menit,

Dokter yang dihubungi Chanyeol datang. Dokter bermarga Han memeriksa nadi Luhan, lantas menghela napas panjang. "Dia terlalu kelelahan.."

Chanyeol bersyukur tidak terjadi sesuatu buruk pada Luhan. "Tapi..."

Perhatian Chanyeol berpindah pada Dokter Han. "Untuk hamil 14 minggu, dia terlalu kurus, dia kurang asupan nutrisi, itu berbahaya untuk perkembangan janinnya. Selain itu Ibu hamil tidak boleh kelelahan.. saya akan memberikan resepnya."

Chanyeol terpaku mendengar berita tentang kehamilan Luhan, Dia tidak percaya Luhan.

Hamil!

Benarkah!

Menghembus napas berat, Chanyeol belum bisa menampung kabar mengejutkan ini secepat itu.

.

Setelah mendapatkan resepnya, Chanyeol langsung menebus obatnya ke apotek dan tidak lupa membeli makanan untuk Luhan.

Chanyeol membuka pintu kerjanya, sepertinya Luhan baru sadar. Wanita hamil itu sedang berusaha untuk duduk. Menaruh kotak makanan beserta obat yang dia bawa ke atas meja, Chanyeol membantu Luhan duduk.

"Terimakasih Tuan.." senyum Luhan, lemah.

Chanyeol tidak menyahut selain duduk disamping Luhan, lalu memperhatikan kegiatan Luhan yang mengurut pelipisnya.

Setelah merasa baik, Luhan hendak bangkit untuk melanjutkan pekerjaannya, namun gerakannya ditahan oleh tangan Chanyeol dengan meraih pergelangannya.

Chanyeol memaksa Luhan duduk kembali.

Luhan bingung mendapati kemarahan yang tersimpan dimata besar pria itu.

"Kau mau kemana?" tanya Chanyeol, tajam.

Luhan menunduk. "Aku harus kembali berkerja..."

"Disaat tubuhmu butuh istirahat, kau memaksa bekerja lagi."

"Tapi Tuan jika aku tidak bekerja, aku tidak ingin..."

"Pikirkan kesehatan janinmu Luhan!!"

Darah Luhan menegang tak terkendali. wajah putihnya semakin memucat. Tidak mungkin Chanyeol mengetahui kehamilannya. Berusaha keras menyangkal, mungkin ini efek dari kepalanya yang masih terasa pusing.

Normal dari keterjutannya, Luhan menoleh pada Chanyeol, yang sedang menekan amarahnya. "Tuan tahu.."

Chanyeol mengambil kotak makan yang dia beli, lalu membuka sebelum menyerahkannya pada Luhan. Sedangkan Luhan belum bergeming, kecuali muka pucatnya masih digulung kecemasan dengan kadar tinggi. "Tuan..."

Love is a complicated ||HunHanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang