17. What did you say?

63 6 0
                                    

(Eun jie POV)

"Hallo, Sohyun. Mungkin hari ini aku pulang terlambat, jadi nanti malam tidak usah menunggu. Oke?"

"Lagipula siapa yang ingin menuggu mu. Malam ini aku ditraktir makan oleh temanku."

"Yakk, enak sekali. Yasudah kalau begitu, sampai nanti."

Aku mematikan sambungan telepon. Ini saatnya kerja. Iyah, saat ini aku sudah di apartemen Shin Hye eonni, ia sudah percaya padaku dan memberikan satu cardlock-nya. Rencananya aku akan memasak untuknya, karena sore ini ia akan pulang.

Tak terasa sudah hampir satu jam aku berbenah apartemen ini, yang sebenarnya tidak banyak yang ku kerjakan. Saat ini aku sedang menuangkan makanan yang sudah jadi, tapi masih ada beberapa bahan lagi yang ingin ku masak, sampai tiba-tiba terdengar suara bel apartemen berbunyi.

Siapa yang datang? Perasaan ku beberapa menit yang lalu, Shin Hye eonni mengirimkan pesan kalau ia akan datang pas jam makan malam.
Aku melangkahkan kakiku. Ku buka sedikit pintu sampai hanya tampak celah saja. Ada dua orang berdiri mengenakan pakaian tertutup. Yang satu memakai topi yang satu tidak. Saat ini mereka sedang berbicara, suaranya agak samar karena mereka memakai masker tapi masih terdengar jelas. Yah aku sedikit menguping.

"Kita sudah sampai. Bahkan di depan apartemen Shin Hye. Jadi, dimana tinggalnya temanmu itu?" ucap yang memakai topi.

"Aku tunggu sampai hyung masuk saja, tidak apa-apa" ucap yang satunya.

Tunggu, aku sepertinya mengenal mereka. Dari cara berpakaian dan suara orang yang pertama berbicara.
Kubuka pintu lebih lebar dan itu membuat mereka menatap ku sekarang.

"Hah?! Eun jie? Kau disini?"

Benar dugaan ku. Aku mengenal mereka yah yang satunya, karena ia berbicara padaku dan aku tau suara siapa itu.

"Su-suho oppa?"

Ia membuka maskernya.
Bagus, aku sedikit tergagap dan tampak terlihat bodoh sekarang.

"Aku pikir Shin Hye yang membuka pintunya. Apa ia belum pulang?"

"Ah iyah, baru beberapa menit yang lalu ia mengirimkan pesan padaku, kalau ia akan sampai saat jam makan malam."

"Kenapa dia tidak memberi tahu ku, yah?"

"Memangnya o-oppa tidak memberi tahunya, kalau ingin kesini?''

Ayo lah ada apa dengan diriku. Aku masih agak canggung memanggilnya dengan sebutan oppa.

"Ah iyah, aku sengaja tidak memberi tahunya. Aku.. ingin memberi kejutan."

Ku lihat ada sedikit guratan kecewa padanya.
Lihat, bahkan dia sudah membawa seikat bunga dan satu buah bag paper.

Melihatnya begitu, akupun ingin memberikan sedikit ide.
"Kalau begitu kita beri kejutan bersama saja. Bagaimana?"

"Hm.. boleh."

"Kalau begitu ayo masuk."

"Lalu bagaimana denganku?" ucap pria yang satu itu. Aku tidak tau siapa dia.
Ah, aku hampir lupa dengan eksistensi pria yang satunya.

"Baekh, kau pulang duluan saja tidak apa-apa."

"Ha? Masa aku pulang begitu saja. Ayolah hyung, ajak aku makan malam bersama kalian juga."

Apa-apaan pria yang dipanggil Baekh ini, ingin ikut-ikutan saja. Memangnya dia siapa. Tapi aku diam saja karena mungkin Suho oppa lebih berhak memutuskannya.

"Sebenarnya ini bukan hak ku juga. Tapi sepertinya tidak terlalu masalah, asal kau tidak berulah."

Dan senyumnya langsung mengembang. Sepertinya dia senang sekali mendengarnya.
Ku persilahkan mereka masuk. Aku melanjutkan tugas ku tadi, mereka sedang duduk diruang tamu. Keduanya melepaskan jaket serta masker. Eh tunggu, sepertinya aku tau dia--pria yang bersama Suho oppa. Mereka menyusul ku ke dapur, rasanya akan canggung.

"Ada yang bisa kubantu?"
Suho oppa menawarkan dirinya.
"Ah, tidak usah. Tidak apa-apa. Aku bisa mengerjakannya sendiri."

Bagaimana mungkin, yang ada aku jadi bingung harus apa. Sedari tadi mereka memperhatikan ku, ini malah membuat ku hampir salah tingkah.

"Aku permisi dulu, ada seseorang yang ingin ku telepon."
Aku menganggukan kepala, Suho oppa pun pergi, mungkin menuju balkon.

Sepertinya sangking seriusnya dengan yang ku kerjakan, aku hampir lupa ada eksistensi seseorang disini selain diriku. Mungkin karena aku membelakanginya jadi tidak terlalu menyadari. Aku tidak tahu harus bagaimana, jadi aku memilih berdiam saja.

Kini aku mulai menata makanan di atas meja, saat akan menuangkan sayur, aku hampir saja menjatuhkannya kalau dia tidak cepat menolong. Karena kalau tidak, bukan hanya sayur itu yang tumpah tapi lenganku pun bisa terkena kuah yang masih panas.

"Eh, Terimakasih. Ini pasti karena tangan ku sedikit licin."

Dia hanya mengangguk sambil kembali ke tempat duduknya semula.
Aku mencuci tangan ku dengan sabun diwastafel supaya tangan ku tidak licin.

"Aku boleh bertanya?"

Aku sempat menghentikan kegiatan ku saat tiba-tiba Baekhyun bertanya. Ternyata aku ingat dengan namanya. Ini bagus, karena aku mudah lupa. Sebenarnya dulu tidak, tapi semenjak kejdian 5 tahun yang lalu membuat ku menjadi orang yang terkadang pelupa.

"Mau bertanya soal apa?"
Kulihat ia seperti berpikir sejenak, Sebenarnya apa yang ingin dia tanyakan.

"Ah itu, kau mengenal Shin Hye darimana?"

Kupikir ia ingin bertanya soal diriku atau tentang kehidupan ku, mungkin. Baik, kalau yang itu aku terlalu percaya diri. Ternyata dia bertanya soal itu.

"Dari televisi."

Ucap ku percaya diri. Yah tentu saja dia artis, jadi mudah bagiku untuk mengenalnya. Ku lihat raut wajahnya agak sedikit kikuk, dia pasti tidak mengharapkan jawaban itu. Aku tau maksud pertanyaannya, aku hanya sengaja mengatakan itu.

Dia menggaruk tengkuknya yang kurasa tidak gatal.
"Yakk, tentu saja dia kan artis, jadi pasti orang mudah mengenalinya."

"Itu kau tau."
Aku tersenyum kecil.

"Yah maksud ku, bagaimana kau bisa mengenal lebih dekat dengannya dan menjadi asistennya, Jie-ya."

"Jie-ya?"

Aku menatapnya bingung. Apa maksudnya memanggil ku dengan panggilan itu.
Kulihat tingkah gelagapan Baekhyun. Namun belum sempat ia berbicara, Suho oppa sudah datang menghampiri kami.

To be continue~








Thank you for coming here
See you!

-Truth_M-

Published: 18-06-2018

Believe MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang