09; bertengkar

230 50 19
                                    

Malam ini, gue masak enak untuk empat porsi, biar si Chanyeol gak marah lagi.

Selesai makan malem, gue ngobrol-ngobrol dengan Jimin sambil nonton TV, sedangkan Chanyeol dan Taehyung sudah kembali ke kamarnya masing-masing.

"Gimana kerjaan di rumah sakit?" Tanya gue pada Jimin.

"Lancar-lancar aja." Jawab Jimin. "Do'ain ya tahun depan gue langsung lulus UKDI."

Gue mengangguk. "Iyaaa, gue do'ain elo jadi dokter hebat. Kalo gue sakit nanti lumayan gak perlu bayar."

"Kebiasaan itu mulut sembarangan." Balas Jimin. "Jangan sakit lah."

Gue berseru, "Ya sapa tau nanti gue pilek kek, batuk kek. Tinggal minta obat."

"Iya juga sih." Balas Jimin. "Kerjaan elo gimana?"

Gue membetulkan posisi duduk. "Nah, itu dia. Gue mau cerita."

Jimin mendengarkan dengan antusias.

"Tadi gue dikerjain habis-habisan sama si caplang itu." Ujar gue sambil menoleh ke arah kamar Chanyeol.

"Dikerjain gimana?" Tanya Jimin.

"Ya.. tadi gue kaya disuruh nganterin berkas lah, bersihin meja dia lah, fotocopy di luar kantor, bikinin dia kopi. Pokoknya gue dikasi tugas-tugas yang sebenernya bukan tugas gue."

"Kenapa gitu?"

"Kayanya gara-gara kemaren malem dia gak dapat jatah makan deh. Makanya dia balas dendam sama gue." Ujar gue.

"Itu orang kenapasih?" Seru Jimin.

Bersamaan dengan itu, orang yang lagi kita omongin muncul dari kamarnya.

"Seul?" Serunya.

Gue menatap dia malas.

"Apa lagi?" Tanya gue.

"Lo kemaren masuk kamar gue, kan?" Tanyanya sambil menghampiri gue dan Jimin yang sedang duduk di sofa.

Gue mengangguk. "Hmm.. Kenapa?"

"Ini kenapa bisa jadi gini?" Katanya, sambil menunjukkan sesuatu pada gue.

Gue mengamati benda itu dengan seksama. Oh.. Mobil-mobilan yang kemaren menyakiti kaki gue.

"Kena injek kemaren." Jawab gue dengan santai.

"Kena injek!??" Ujar Chanyeol dengan penuh penekanan. "Lo tau gak sih gimana susahnya gue dapetin yang satu ini?" Tanyanya sambil mengangkat mobil-mobilan mininya.

"Ya mana gue tau." Balas gue. "Cuma mobil-mobilan juga, di toko mainan banyak."

Chanyeol menjawab, "Hotwheels model ferrari ini diproduksi terbatas, lo gak bakalan nemu yang begini lagi. Haduh, lo gak bakalan ngerti pokoknya." Serunya.

"Ya emang gue gak ngerti." Seru gue, dari posisi duduk gue berdiri menghadapi Chanyeol. "Salah sendiri naruh barang sembarangan."

"Elo yang gak hat--"

"Udah!" Seru Jimin, ikut berdiri menengahi gue dan Chanyeol.

"Lo kapan sih bisa dewasa, Bang?" Tanya Jimin dengan tatapan serius pada Chanyeol.

Hawanya jadi gak enak.

"Emang orang yang suka ngoleksi hotwheels itu gak dewasa?" Ujar Chanyeol.

"Bukan masalah hotwheels." Seru Jimin. "Masalahnya adalah sikap elo." Lanjutnya sambil menekan dada Chanyeol dengan jari telunjuknya.

Gue diem, Chanyeol diem.

lucky [chanyeol x seulgi x jimin] [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang