Inilah mereka pasangan luka
Pagi ini Siwi update, nanti malam direncanakan up juga untuk menemani kalian yang berada di rumah. Semoga kita semua aman, ya. Happy reading ...
komentar yang rameeee yaaa..... thanyou
🍁
🍁
🍁
🍁
🍁
🍁
Mondar-mandir di ruang tamu, aku menunggu Lian pulang. Lian biasanya tidak pernah keluar dari apartemen jika sedang off. Ini sudah pukul sebelas malam dan dia belum kembali. Dimana dia sekarang? Sejak ada Aqila, dia tidak pernah lagi menghabiskan hari di rumah, di apartemen ini maksudku. Dia bersama Aqila. Itu sangat menggangguku.
Dulu, aku tidak pernah terusik dengan hubungan mereka. Mereka sering mengajakku makan bersama. Aku saat itu hanya menjadi nyamuk tetapi sama sekali tidak sakit hati. Aqila kerap menceritakan segala hal tentang Lian: Lian perhatian, Lian baik, Lian inilah, Lian itulah, aku juga tidak masalah. Atau ketika menjemput Aqila ke bandara, di hadapanku mereka tengah berciuman. Aku sama sekali tidak cemburu apalagi sakit hati!
Bagaimana nanti setelah mereka menikah? Haruskah aku menyaksikan semua itu dengan hati yang nyeri?
Lian belum kembali padahal jarum jam sudah beranjak lagi dari pukul sebelas. Apakah Lian tidur di tempat Aqila? Ya Allah... Ampunkan aku karena berpikiran buruk kepada suamiku sendiri.
Tapi...
Itu mungkin saja terjadi, bukan? Mereka berdua sudah lama tidak bertemu dan akan menikah. Bisa saja mereka menghabiskan malam bersama barang sekali dua kali sebelum menikah. Atau mungkin saja mereka kecapaian sehabis mengurus pernikahan lalu ingin istirahat bersama.
Kalau sudah tahu begitu, mengapa aku masih saja menunggunya pulang?
Karena kamu berharap Lian tidak mengkhianati pernikahan kalian, Siwi.
Kacau, batinku berperang. Aku tetap menunggu Lian untuk meminta sesuatu kepadanya. Aku ingin dia melakukannya sekarang juga.
Kemana dia? Pulangkah dia kira-kira?
Pulang? Ya Allah, kenapa aku kepedean sekali? Lian bukan pulang ke apartemen ini, Siwi. Dia pulang ke rumah orang yang dia cintai: rumah mama papa dan rumah Aqila.
Tapi, bisa saja Lian datang malam ini. Lagi-lagi batinku memberikan dukungan untuk apa yang tengah kulakukan saat ini.
Apakah Lian mau mengabulkannya? Kenapa perutku bergolak tak enak? Ini pasti karena gugup.
Pukul dua belas malam, saat mataku hampir saja menutup, Lian pulang. Dia pulang, kantukku hilang. Aku berlari kepadanya. Entah kenapa aku memeluknya. Anehnya, aku merindukannya sekarang. Aku tidak ingin melepaskan pelukan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepasang Luka (Dihapus Sebagian)
Romance𝙰𝚍𝚊𝚔𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚋𝚞𝚊𝚑 𝚔𝚎𝚋𝚊𝚑𝚊𝚐𝚒𝚊𝚊𝚗 𝚋𝚒𝚕𝚊 𝚕𝚎𝚕𝚊𝚔𝚒 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒𝚖𝚞 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚔𝚎𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚜𝚊𝚑𝚊𝚋𝚊𝚝𝚖𝚞? 𝚂𝚒𝚠𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚊𝚖𝚋𝚒𝚕 𝚔𝚎𝚙𝚞𝚝𝚞𝚜𝚊𝚗 𝚋𝚘𝚍𝚘𝚑 𝚜𝚊𝚊𝚝 𝚜𝚊𝚗𝚐 𝚜𝚊𝚑𝚊𝚋𝚊𝚝...