part 14

244 17 0
                                    

.
.

One upon the time.....

Disebuah Kerajaan yang damai, hiduplah seorang putri yang cantik jelita... Disana dia hidup bahagia bersama keluarganya.
Pada suatu hari ketika ia tidur, ia bermimpi.

Ada kobaran api besar yang menghancurkan seluruh kerajaan. Semuanya terbakar tanpa sisa. Hanya beberapa orang yang selamat dari kejadian itu. Itupun mereka penuh dengan luka bakar dan trauma yang berkepanjangan. Salah satunya sang putri.

"Kasihan sekali sang putri."

"Putri bisa tinggal dirumahku."

"Yaah... Putrinya gosong. Nggak cantik lagi dong."

Itulah salah satu celotehan dari anak-anak didiknya saat pria itu mendongeng.

"Sumimasen... Gara-kun. Apa aku menganggumu.?"
Gadis musim semi itu tersenyum ramah.

"Waah... Sensei dia cantik. Seperti putri."

"Apa dia pacarmu sensei?"

Garaa tersenyum mendengar kata salah satu muridnya. Sedangkan Sakura,? Ia tersenyum kikuk sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Garaa pun menghampiri Sakura dan mengajaknya duduk disalah satu bangku taman disekolah tersebut.

"Waaah... Ternyata Garaa seorang sensei. Aku baru percaya saat melihatnya sendiri tadi. Kau hebat, apa lagi saat mendongeng."

"Arigatou. Tapi kau terlalu memujiku. Sakura. Hm.. omong-omong ada perlu apa kau mencariku."

"Etto.... Sebenarnya aku hanya kebetulan lewat dan mampir."

"Souka....."

"Aku membawa makanan untuk mu. Kau mau mencobanya?"

"Baiklah..."

"Ini .. sebagai tanda terimakasih."

Gara tersenyum.

Tanpa mereka sadari seseorang memperhatikan mereka dari atas gedung. Tangannya berada dalam saku celana jeans yang ia pakai. Rambut hitam nya tampak diterpa angin hingga membuatnya berantakan namun menambah kesan tampan untuknya. Matanya menampakkan sorot kelegaan saat melihat senyum gadis musim semi itu.

Drrrttt.... Drrrtttt... Drrrttt...!!

Ponsel disaku jaketnya bergetar, membuyarkan lamunannya. Ia tak menghiraukan getaran ponsel nya, namun ia segera mengepakkan sayapnya meninggalkan tempat itu.

🌸🌸🌸

"Teme!! Dari mana saja kau?"

Teriakan Naruto menyambut kedatangan Sasuke, namun ia hanya mendengus kesal.

"Sebenarnya, apa yang sebenarnya di incar oleh Akatsuki jika mereka saat ini sudah menguasai Konoha?"

Naruto tampak menerawang. kenangannya kembali pada saat ia masih berada di Konoha, tempat dimana  seharusnya ia berada. Bersama dengan teman-teman dan keluarga yang telah dibantai oleh Akatsuki.

Sasuke  yang sadar akan perubahan ekspresi Naruto hanya menepuk pundaknya.


.
.
.

Jubah hitam dengan motif awan merah, siapapun yang berpapasan dengan seseorang yang memakai pakaian tersebut pasti akan langsung mengenalinya. Akatsuki.

Pimpinan Akatsuki adalah seorang pria bernama Pein yang memiliki tindikan di bagian-bagian wajah tertentu. Ia adalah pria yang sangat kuat. Siapapun yang berani menentangnya pasti akan langsung meregang nyawa.

Penduduk di Konoha sangat paham akan hal tersebut. Maka dari itu, mereka akan melakukan apapun yang diperintahkan oleh Pein guna menjaga keluarga dan diri sendiri.

"Pein sama..., Anggota Akatsuki yang lain menunggu anda."

Setelah menyampaikan pesan kepada Pein, maid tersebut membungkuk dan meninggalkannya.

.
.
.

"Ya ampun.., kenapa Pein lama sekali? Apa yang sedang dia kerjakan?"

Hidan nampak tidak sabar menunggu.

"Mungkin dia sedang duduk dikamar mandi karena sakit perut."

Kisame berkata  asal.

"Atau dia sedang bersama dengan para gadis cantik un . Apa hebatnya mereka un bila dibandingkan denganku yang imut ini un??"

Deidara terlihat centil dengan gayanya.

"Mungkin saja Pein masih mencari sang putri untuk dinikahi."
Kata Hidan.

"Sebenarnya, aku pernah melihatnya minum bersama dengan gadis cantik. Siapa namanya?"
Sasori terlihat berpikir.

"Aiish!! Kalian ini..."
Konan terlihat kesal. Ia meninggalkan ruangan tersebut.

"Itachi , kapan adikmu akan kembali kesini?"
Kakuzu memperhatikan Itachi yang wajahnya begitu tenang.

Semua orang yang ada disitu tampak menunggu jawaban dari Itachi.

"Entahlah."

Semuanya terlihat kecewa karena tidak mendapatkan jawaban yang jelas.

"Aaah... Sepertinya aku harus menaikkan harga upeti bulan ini."
Setelah berkata demikian, Kakuzu pun pergi.

Karena sebagian anggota Akatsuki yang tidak ada. Itachi, Hidan, Sasori dan Deidara pun pergi meninggalkan tempat itu.

Itachi berjalan melewati taman yang asri dan nyaman. Ia melihat Pein dan Konan, mereka terlihat serius. Itachi berjalan kearah mereka hendak menyapa. Namun apa yang ia dengar membuat langkah kakinya terhenti.

"Kita tidak perlu lagi mencari sang putri. Kita sudah memiliki semuanya. Kita bisa menjadikan diamond yang dikumpulkan oleh para angel untuk menghancurkan Konoha dan menjadikannya sesuai keinginan kita. Apa itu tidak cukup.? "
Kata Konan tegas. Ia menghembuskan nafas panjang.

"Aku... Sudah mencari tahu tentang angel yang tersesat."

"Apa kau menemukannya?"
Tanya Pein.

"Ie.., mereka berdua bukan angel yang tersesat."
Jawab Konan apa adanya.

"Aku, akan menarik sebagian dari seluruh angel yang ku kirim ke dunia manusia."

"Apa ini sudah waktunya?"
Tanya Konan.

"Kau sendiri yang bilang kalau sang putri sudah tidak ada."

"Iya,.. ta... Tapi... Sasuke?"

"Sasuke selama ini berpihak pada kita karena orang tuanya yang kita bunuh dan mengira  kakaknya yang berkhianat padanya. Jika, ia membalas dendam pada Itachi..."
Pein memperlihatkan serigaiannya yang terlihat begitu jahat.

"Selesai sudah semuanya."

                   🌱🌸🌸🌸🌱






Buat yg nunggu update an  cerita ini, maaf sya bner" buntu otaknya. Gx juga ding. Yaah.. pokoknya akan sya selesaikan cerita ini secepatnya jika Dj memberikn wangsit. Dan jika itachi keriputnya menghilangkan. Doakn sja semoga perawatan wajah yang dilakukan itachi membuahkan hasil manis semanis topeng tobi... Slm keriput.. dri itachi..😘

Wings  Of  DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang