P R O L O G

98K 4K 102
                                    

"Sebuah kesalahan, tidak melulu dari diri kita sendiri. Terkadang, ada orang lain yang membuat kita, melakukan kesalahan itu."
[Itsmeyeremia]

Seorang gadis berjalan dengan malas dengan membawa sebotol air mineral dan handuk berwarna putih bersih ditangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang gadis berjalan dengan malas dengan membawa sebotol air mineral dan handuk berwarna putih bersih ditangannya. Langkahnya mengarah kepada seorang laki-laki yang sedang bermain bola basket di lapangan outdoor sekolahnya. Namanya Alnira, ia biasa dipanggil Ira oleh teman-temannya dulu.

Ira melangkahkan kakinya hingga berhenti tepat di tepi garis lapangan. Kedua ujung tumitnya saling bertemu, mulutnya terus saja bergumam karena kebodohannya tadi. Sedetik kemudian, pandangannya mengarah kepada pria yang saat ini masih bermain dengan bola basket ditangannya. Keringat terlihat jelas di badannya, membuat seragam putih abu-abu yang laki-laki itu kenakan memperlihatkan otot lengnnya yang terbentuk dengan sempurna.

"Kak!" teriak Ira.

Laki-laki itu berhenti setelah ia melemparkan bola yang ia pegang kearah ring. Setelah laki-laki itu berhenti, tatapannya dingin kearah Ira.

"Sebentar lagi bel masuk, udahan gih main basketnya!"

Suara Ira terdengar kecil, dengan postur tubuhnya yang mungil, memungkinkan suaranya hanya terdengar sepertiganya walaupun ia berteriak.

"Lo siapa?" balas laki-laki itu.

"Gak usah banyak nanya, sini cepet!"

Laki-laki itu menurut, ia membiarkan bola basket yang ia mainkan tadi tetap dilapangan, sedangkan dirinya berjalan menuju Ira berdiri.

"Lo siapa? Gajelas."

Ira cemberut, namun detik selanjutnya ia kembali tersenyum saat sebelumnya ia menghela nafasnya untuk meyakinkan dirinya agar ia cepat selesai mengerjakan tugas ini.

"Kakak haus?" tanya Ira.

Laki-laki itu menggeleng cepat. Ira tetap saja menyodorkan botol air mineral tadi kearah laki-laki dihadapannya, walau laki-laki itu menggeleng tetap saja dirinya mengambil botol tersebut.

"Dasar, cowok!" desis Ira.

"Apa? gue masih bisa denger, coba ulangi?" balas laki-laki itu.

"Nggak kok! gue nggak ngomong apa-apa. Oh iya, sekalian itu keringetnya di lap dulu, habis itu masuk kelas!"

"Nggak ada untungnya buat lo."

Laki-laki itu membuka seluruh kancing seragamnya, memperlihatkan kaos oblong polos berwarna putih yang mencetak enam otot di perutnya dengan jelas. Ira dapat mendengar dengan pasti banyak cewek yang menjerit di sekitarnya.

"Buat apa lo ngebuka seragam lo? Mau pamer?" tanya Ira.

"Urusannya buat lo?"

Laki-laki itu mendekat kearah Ira saat seragam yang ia kenakan sudah lepas dari badannya. Hal itu membuat Ira harus melangkah mundur untuk mengatur jarak dengan laki-laki itu.

"Mulai sekarang, lo resmi jadi pacar gue."

"Tap-"

"Gue nggak nerima penolakan!"

Laki-laki itu tersenyum, menampilkan sifat liciknya. Sesaat setelah itu, ia mengambil seragam yang ada di tas miliknya dan pergi berlalu meninggalkan Ira yang masih berdiam diri karena mencerna kejadian apa yang baru saja ia alami.

 Sesaat setelah itu, ia mengambil seragam yang ada di tas miliknya dan pergi berlalu meninggalkan Ira yang masih berdiam diri karena mencerna kejadian apa yang baru saja ia alami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author

Halo, cerita ini adalah cerita lama dari tahun 2017, dan pernah terbit baik secara cetak maupun secara digital di platform lain. Tahun ini, cerita ini kembali hadir dengan beberapa bagian baru yang sedikit berbeda dengan cerita yang telah diterbitkan dan di pindahkan ke platform lain. Selamat membaca kembali kisah Aldan dan Alnira.

Aldan [book 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang