MY LOVELY CLASSMATE

10 1 0
                                    


My Lovely Classmate

OneShoot

Auth : REACHI


*********************************************************

Aku membenci kehidupan sekolah, berada di sekolah bagaikan menginjakkan kaki di neraka, Aku bukan membenci sekolahku, aku benci ketika aku sudah didalam kelas ku, mereka mereka mulai menatap ku dengan tatapan kebencian mereka kepadaku, dengan ribuan celaan dan makian mereka buat untukku, dan aku hanya bisa diam tanpa bersuara menganggap mereka hanya angin yang secepatnya akan berlalu, itu yang ku pikirkan.

Namun tidak begitu, mereka terus mencaci maki ku, membully, dan tidak menghargai kehadiran ku sampai kelas lanjutan. Seolah mereka menatap ku hanya mainan yang tidak bisa apa-apa. Aku tidak membalas mereka, bukan karena aku takut. Tapi, Karena aku menyayangi mereka, aku senang melihat mereka tertawa, meski terkadang mereka tidak peduli aku memperhatikan mereka. Aku ingin berhenti aku tidak ingin menginjakkan kaki di neraka itu lagi, tapi demi masa depanku.

Hari ini hari yang sama, mereka menumpahkan air di kepalaku dan mulai tertawa kembali diatas penderitaan ku, salah satu wanita di kelas ku mengambil paksa kalung pemberian mendiang ibuku, mereka... merusak nya, menghamburkan mutiara dari kalung itu, aku ingin menangis, Ku mohon jangan buat aku membenci kalian.  Yang membuatku semakin sakit, ketua kelas kami, seorang yang seharusnya memimpin kelas agar damai tertawa paling keras.

TIDAK, AKU TIDAK BISA LAGI. Aku, memeluk lutut ku, terduduk kaku didalam kamar. Aku menatap jam dinding dalam kamar ku. "Sebentar lagi" pikir ku. Ya, sebentar lagi, aku akan memberikan hadiah spesial untuk teman teman kelas ku. Malam ini kelas ku akan pulang paling akhir untuk merayakan pesta untuk mengenang hari awal mereka menjadi siswa di sekolahku, tentu saja aku tidak akan diundang, aku ada dan tiada mereka tidak akan peduli. Tapi, ya.. awal yang bagus akan menjadi akhir yang bagus. Aku tersenyum, dengan begitu hari ini akan menjadi awal kebahagiaan ku bersama mereka, dan akhir yang bagus juga. Aku mengambil ponsel mengetik sesuatu disana dan selesai. Aku akan memulainya sekarang.

19:25 Kini aku berdiri didepan pintu kelas ku, aku menyukai angin malam ini. Aku menenteng berat tas ku, sangat berat. Aku menggeser pintu kelas ku, mereka tidak peduli, aku bagaikan lalat masuk disini. Tidak apa, hari ini aku akan membuat mereka melihat ku. Aku masuk kedalam kelas dan mengunci pintu kelas, lalu berjalan santai kearah meja guru yang berada didepan kelas, aku menaruh tas ku diatas meja guru. Ku tatap seluruh ruang kelas ku, kursi dan meja tertata rapi di pojok ruangan, ruangan yang luas dan murid yang sedikit sangat menguntungkan bagi kelas para bitch ini. Ah~ seharusnya aku tidak mengatakan hal buruk begitu.

Aku tersenyum tipis, aku membuka tas ku dan memasukkan tanganku kedalam tas. Aku menatap teman teman kelas ku satu persatu. "GUYS!" Panggilanku memaksa mereka melihat malas kearah ku. "perhatikan aku, teman~"  Sebuah pistol ku keluarkan dari dalam tas yang kubawa, aku bisa melihat kekhawatiran dari raut wajah mereka.

"Dor~" 

Suara tipis ku keluar bersamaan dengan ku tarik pelatuk pistol ku yang melesat kan peluru hingga menembus kepala salah satu temanku. Mereka mulai panik, bukan hanya satu dari mereka berlarian kesana kemari ketika aku asal menarik pelatuk pistol ku membiarkan peluru peluru itu menembus asal tubuh mereka, tentu saja mereka tidak bisa keluar aku sudah mengambil kunci pintu itu, mereka ini benar benar bodoh. Aku memasukkan tanganku kedalam tas dan mengambil satu lagi pistol, ha~ tentu saja aku membawa lebih dari satu jika satu ini kehabisan peluru aku tidak akan merasakan kepuasan secara sempurna, aku menarik kembali kedua pelatuk pistol ku mengarahkan asal kepada mereka yang ketakutan didalam ruangan yang kini AKU yang memimpin kebahagiaan ini. Huh? aku menarik pelatuk nya beberapa kali namun, peluru nya tidak ada yang keluar lagi. Ha~ sudah habis. Tapi, masih tersisa beberapa wanita yang waktu itu.. waktu itu, merusak kalung berharga ku. Para lacur sialan ini. Aku mengambil sebuah pisau daging dari dalam tas ku, aku ujung mata pisau di jari telunjuk ku dan jari ku mengeluarkan cairan merah yang sama seperti cairan cairan yang kini menghiasi tembok dan seisi ruangan kelas ini, pisau yang cukup tajam. Aku berjalan santai kearah mereka dan menatap mereka yang gemetar ketakutan. Hoo.. bagaimana mungkin kalian takut padaku? padahal aku yang selalu jadi bahan injak injak kalian. Aku menancapkan pisau ku di perut dan leher mereka, membiarkan darah darah mengucur dari tubuh mereka. Mereka, takut padaku! mereka gemetar melihat ku, Mereka tidak bisa lagi mencela ku.

Tunggu.. aku menoleh kearah pintu, ada satu lagi lacur sialan yang menertawakan penderitaan ku. Sang ketua kelas lacur itu masih bernafas, aku bisa melihatnya memegang ponsel dan menelfon  seseorang. Ha~ aku mengerti. Aku berjalan mendekatinya, aku mengayunkan kakiku dan menendang keras tangannya yang tengah menempelkan telepon di telinganya. Tendangan ku membuat tubuhnya tersungkur menghantam kursi yang tak jauh diletakkan disana, aku menginjak ponsel nya membuatnya rusak tak berguna lagi. 

Aku kembali melihat ketua kelas ku, aku mendekatinya dan jongkok di hadapannya, aku tersenyum tipis melihatnya, dia gemetar. "kau punya rambut yang indah". Aku menyentuh rambutnya lalu menarik nya dengan kasar. Aku bisa mendengar ringisan dan rintihan darinya, memuakkan. 

"Kenapa kau tidak menolong ku padahal kau adalah ketua kelas?".

Aku menghantam kan kepalanya di kursi.

"Kenapa kau tidak mengerti? padahal kau juga seorang perempuan".

Aku berdiri menyeret tubuhnya dengan menarik rambutnya kasar, aku bisa mendengar tangisan nya, itu membuat sensasi luar biasa dalam dadaku, aku menghantam kan kasar berulang kali kepalanya di tembok, membuat kepala itu hampir hancur tertutup darah. Aku berhenti sejenak, melihat bibirnya bergerak mengucapkan sesuatu. Aku mendekatkan telingaku di bibirnya.

"Ma...af".

Apa ini? aku sangat senang, senang terlalu senang mendengar suara yang sekarat itu membuatku sangat bahagia, aku melepaskan rambutnya, aku memegang erat pisau ku dan menatapnya dengan tatapan kebahagiaan ku.

"AKU BENCI KALIAN".

Sebuah tebasan berhasil membuat kepala dan tubuh ketua kelas ku berpisah, aku puas aku sangat bahagia. Aku melihat kearah luar dari jendela, samar samar kulihat mobil polisi hampir sampai ke tempat ini, aku harus segera keluar. Aku memasukkan pisau dan pisau kembali kedalam tas. Aku mengambil kunci pintu didalam tas ku, dan membuka pintu itu lalu berjalan kearah kamar mandi. Kau kira aku bodoh melaksanakan hal seperti ini tanpa berpikir? Aku sudah menyiapkan baju bersih. Aku akan pergi dari negara ini, aku berjalan santai diantara manusia manusia yang ingin melihat pembunuhan massal di kelas XI B, semua mati.. kecuali satu, yaitu aku. Aku duduk santai didalam pesawat yang akan membawa ku pergi, ha.. aku terlalu bersenang senang, untung saja aku tidak ketinggalan pesawat dan datang tepat waktu.

Kau tau? Aku menyayangi mereka semua, sudah ku bilang jangan membuatku membenci nya, aku tidak takut, hanya menunggu. Aku tidak tahu ekspresi apa yang kubuat yang pasti aku senang, awal yang bahagia untukku, dan mengenang awal yang bahagia untuk para temanku sekaligus akhir yang menyedihkan.


*FIN* 

My Lovely ClassmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang