Part 15; Gift

64.6K 1.9K 17
                                    

  Malam berganti siang, hati gadis berusia 22 tahun itu senang tiada tara. Ia merasa hidupnya lebih sempurna saat bertemu dengan laki-laki yang selalu bersamanya, Chale. Kadang menyebalkan kadang romantis kadang berucap manis,kadang juga berucap pedas menusuk hati yang miris,tapi Jadyn memaklumi sifat labil CEO nya itu.

Ia senang bukan tanpa sebab,ia baru saja menghubungi sahabatnya,jika ia bisa menghadiri pesta yang diadakan sahabatnya itu. Jadyn benar-benar tidak menyangka akan bording kembali ke Spanyol,padahal pembangunan yang dikerjakan oleh perusahaan belum maksimal seratus persen,ditambah lagi kabar bahwa Gerald ikut ke Spanyol untuk menghadiri acara penting disana. Uh.. Suatu keberuntungan,pikir Jadyn.

Chale tidak nyaman dengan posisi duduk di kursi kuasanya sekarang, ia berkali-kali mengusap wajahnya gusar. Telfon dari Kelyn setiap waktu tiada henti,itu benar-benar mengganggunya. Chale bersumpah terhadap siapapun yang memberikan nomor ponselnya kepada Kelyn,akan memaki di depannya.

Gadis itu selalu menanyakan tentang hadiah apa yang akan diberikan kepadanya nanti? Atau sekedar tanya Chale sedang apa? Dan selalu ingin mengetahui setiap aktivitas Chale. Yang ditelfon sudah geram,ia hampir mendidih karena celotehan gadis manja itu. Si Kelyn tidak pernah membiarkannya tenang sebentar.

Chale beranjak dari kursi kantornya,ia berpikir sejenak lalu ia mendatangi ruangan devisi pengelolahan yang dihuni oleh kedua sahabatnya,Luke dan Diaz. Semua menunduk hormat saat petinggi perusahaan melintas. em.. Salah! Bukan petinggi, Chale hanya pengganti Gerald sementara di Perusahaan Robert Company's, NYC ini.

Chale membuka pintu ruangan secara kasar,itu membuat Luke yang sedang konsen dengan pekerjaan Diaz menjadi terpengarah.

"Hey,What are you doing,Dude?" tanya Luke saat Chale sudah menghempaskan dirinya di sofa ruangan itu.

"What wrong with you?" sahut Diaz ikut duduk,di sofa single sebelah Chale.

"apa kalian tidak melihat aku sedang kesal?!" ketus Chale.

"wait wait wait, What happend?" kata Diaz bingung.

Chale merasakan getaran di ponselnya, Ia menghela nafas gusar. Saat ini ia benci dengan dering ponselnya. Tapi tidak jika yang menghubungi adalah Gerald. Ia segera mengangkat telfon itu.

"Sebentar" katanya sambil mengeluarkan ponsel dari saku celana kainnya.

"Ada apa,Dad?"

"kenapa telfon Kelyn kau reject? dia terus menghubungiku hanya untuk menanyakanmu" kata Gerald di ujung telfon. Chale mendelik,kemudian bernafas berat. Bisa-bisanya gadis itu bertanya tentang dirinya kepada Gerald.

"Aku sangat terganggu,Dad."

"Tinggal angkat saja apa susahnya,'hah? Kau ini sok sibuk" Chale memutar bola matanya.

"Lagi pula siapa yang memberikan nomorku padanya? Kan ku-"

"Jika aku yang memberikannya,kau mau apa?" sahut Gerald dengan nada mengancam disana.

Chale tercengang. "Shit!" gumamnya,lalu mematikan telfon,yang membuat Gerald memaki disana.

Chale menghela nafas panjang,menatap kedua sahabatnya yang dari tadi diam memperhatikan dirinya.

"kalian masih ingat Kelyn Darren?"

Diaz dan Luke tampak berpikir. Setelah beberapa detik,mereka mengangguk bersamaan.

"anak Daniel Darren? Teman Daddy mu,right?" timpal Diaz.

"Ya" jawab Chale.

Secretary Tease Like a Wine - Robert Series [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang