Crystal P.O.V
Dor... Dor... Hampir setiap hari suara itu yang di dengarnya dari tempatnya terikat dan gelap yang selalu aku lihat. Suara langkah banyak orang mulai mendekati ku, orang-orang berjas hitam dan berbau alkohol itu terus mendatangi ku setiap malam seperti sekarang, hanya untuk menanyakan pertanyaan yang tidak akan pernah aku ketahui jawabannya."Jawab... Dimana bukti itu?" Tanya salah satu dari mereka sementara yang lain memulai penyiksaan mereka terhadap ku.
"Tidak, aku tidak tahu apa-apa. Lepaskan aku" rintih ku sambil menahan sakit di seluruh tubuh ku.Air mata ku mengalir dan tubuh ku gemetar di saat aku mengalami mimpi itu lagi. Walaupun sudah 18 tahun berlalu, aku masih takut akan hari-hari itu. Mimpi itu kembali lagi sekarang setelah aku kembali ke sini. Aku memang harus menghadapinya cepat atau lambat bagian dari masa lalu ku tapi, harusnya ingatan menakutkan itu yang terhapus bukannya ingatan masa kecilnya.
"Crysi, apa kau melihat kunci mobil ku?" teriakan Bella sukses membuat ku tersadar. Aku melirik jam yang sebentar lagi menunjukkan pukul 10 pagi yang artinya temannya yang satu itu akan terlambat.
"Kau meletakkannya di atas tv" aku bergerak turun dari kasur ku dan menuju kamar mandi untuk menyegarkan diri. Aku mendengar teriakan teman ku pergi setelah aku masuk kamar mandi.
Sudah dua hari aku berada di New York tapi aku masih menganggur di apartment ku tanpa melakukan apa-apa. Walaupun aku sudah di terima di Anna Medical Center tapi aku baru akan mulai bekerja dua hari lagi dan mengenai ingatan masa kecil ku juga tidak ada perkembangan sama sekali. Jadi, aku sekarang sedang menunggu Bella di bar yang sangat ramai ini untuk bersantai daripada diam di apartment ku tanpa melakukan apa-apa.
"Crysi, kenapa kau tidak berdansa dan mencari lelaki untuk melepas gelar No Date-mu itu?" Tanya Bella yang tiba-tiba datang dan duduk di sebelah ku sambil memesan martini pada bartender di bar.
"Tidak akan, aku sudah lelah dengan lelaki. Setiap ada lelaki yang mendekat aku pasti akan berpikiran buruk tentang mereka walaupun sikap mereka baik"
"Kau tahu itu tidak baik, kau bisa berakhir sebagai perawan tua kalau seperti itu terus"
"Jangan salahkan aku berpikiran seperti itu, karena semua yang aku temui hanya mengincar uang, balas dendam dan fisik" Aku menegak habis martini di gelas ku untuk tidak terus menerus mengingat kenangan buruk itu yang menyebabkan aku membenci para lelaki.
"Dan kau tahu aku mengetahui alasan yang asli. Lebih baik kau lupakan semua itu, aku benar-benar tidak ingin melihat kau depresi lagi" Bella menghabiskan martininya dan pergi ke lantai dansa.
Well, Bella adalah teman ku dari sma sampai sekarang jadi aku sudah menganggapnya sebagai keluarga sehingga aku menceritakan masa lalu ku yang hanya di ketahui oleh Ayah dan Ibu.
Dan sepertinya temannya itu sudah mendapatkan teman-teman yang akan menemaninya malam ini. Di lihat dari dress ketat berwarna merah yang di pakainya itu, berhasil menarik para lelaki untuk berdansa dengannya atau bahkan dapat membuat mereka ingin lebih dari sekedar berdansa.
Aku merasa sudah cukup berada di sini sebelum aku benar-benar mabuk sehingga tidak dapat menyetir dan menyebabkan kecelakaan. Jadi aku memilih keluar dari bar dan berjalan ke arah tempat mobil ku terparkir. Angin malam benar-benar membuatnya ingin segera berbaring di kasur tercintanya.
Sebelum aku sempat membuka pintu mobil ku, aku merasakan ada sebuah tangan yang besar yang memegang bahu ku sehingga membuat ku menoleh ke arah orang di belakang ku. Lelaki itu langsung memeluk ku sambil mengucapkan kata dengan berbisik "Anna". Aku dengan refleks langsung melepaskan pelukan lelaki yang sekarang ku kira sedang mabuk di lihat dari mata birunya yang terlihat kelelahan tapi juga terlihat senang dan rindu secara bersamaan.
'Lelaki ini terlihat sangat tampan dengan jas armani jika di lihat dengan seksama, dia sepertinya sering ke gym di lihat dari bentuk tubuhnya' pikir ku sambil meneliti lelaki yang mencoba menghilangkan mabuknya. Sejak kapan aku jadi tertarik secara fisik terhadap lelaki seperti ini. Aku cepat-cepat membuang pikiran itu.
Saat lelaki itu berusaha untuk memeluk ku lagi setelah sadar dari mabuknya, aku langsung melakukan beberapa pertahanan diri dengan melintirkan tangannya ke belakang. Tapi ternyata lelaki itu cukup kuat sehingga berhasil kembali memeluk ku. Aku sudah kehilangan kesabaran dan menendang tempat matahari tidak pernah terbit dengan lutut ku sehingga membuat lelaki itu jatuh terlutut dan dengan cepat aku masuk ke dalam mobil ku menghiraukan teriakan kesakitan lelaki itu.
Saat aku sudah masuk ke apartment ku, aku langsung membersihkan diri ku dan tidur dengan puas tanpa memikirkan hal lain untuk malam ini.
Aku sekarang berada di depan Anna MC untuk memulai hari pertama ku bekerja di rumah sakit yang terkenal ini. Mungkin aku tidak terlihat seperti seorang profesor dengan kemeja putih tanpa corak, jeans biru yang sedikit sobek di bagian lutut ku, dan sepatu kets seperti anak remaja yang pergi kuliah tapi aku tidak terlalu peduli dengan penampilan. Yang terpenting aku nyaman dengan pakaiannya.
Aku benar-benar ingin melihat kemampuan dokter yang ada di sini dengan berpura-pura sebagai pasien seperti yang ada di drama dan movie. Oleh karena itu, aku bangun lebih pagi daripada biasanya. Tapi usaha ku gagal karena seorang konsulen mengenali ku segera setelah aku masuk ke dalam rumah sakit ini. Aku langsung masuk ke kantor ku dan memakai jas putih untuk langsung menuju ke IGD.
Sesampai di apartment, aku langsung cepat-cepat membersihkan diri dan ingin langsung cepat tidur tapi ada pesan baru yang muncul sehingga aku mengeceknya terlebih dahulu sebelum tidur. Pesan mengenai rapat pertemuan untuk sebuah kasus VIP dan perkenalan diri ku di sana.
Aku mengangkat handphone ku yang terus menerus berdering tanpa henti itu.
"Halo, ini siapa" tanya ku yang masih mengantuk dan bangun dari tidur ku."Saya sekretaris dari Mr. Knight. Ms. Hemsworth, anda di minta untuk menemui Mr. Knight saat makan siang nanti" suara lembut dan tegas itu berhasil membuat ku tersadar penuh.
"Mr. Knight dari Knight enterprise? Kenapa ia ingin menemui ku?" Aku memasang muka terkejut saat mendengarnya walaupun ia tidak bisa melihatnya.
"Benar, saya tidak tahu mengenai hal tersebut"
"Baiklah, saya akan menemuinya"
Setelah percakapan itu, aku langsung bersiap-siap untuk berangkat. Saat aku sudah siap pergi, aku melihat Bella yang baru bangun dari tidur panjangnya.
"Morning babe you really look so beautiful dengan rambut sarang burung itu" sapa ku sambil mengambil roti panggang yang langsung ku masukkan ke dalam mulut ku."Morning too bitch, well you love this person anyway" balasnya sebelum hilang dan masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah rapat yang tidak penting dan sesi perkenalan diri selesai, aku pun langsung pergi ke restauran yang ada di sekitar knight enterprise saat waktu makan siang. Sejujurnya, aku tidak tahu siapa Mr. Knight dan bagaimana orangnya. Tapi bukan berarti aku ketinggalan beritanya, lagipula tanpa melihat beritanya aku selalu up to date mengenai hidupnya setiap waktu. Bella selalu menceritakannya karena menurutnya Mr. Knight merupakan lelaki idaman baginya. Seorang waiter mengantar ku ke meja yang berada di sebelah jendela dan aku melihat lelaki itu, lelaki yang ku temui di bar beberapa hari lalu menunggu di meja itu.
Setelah aku duduk tepat di depannya, dia menyebutkan pesanannya kepada waiter dan bertanya pesanan ku. Aku menyebutkan pesanan ku dan waiter tersebut pergi meninggalkan kami. Mr. Knight menatap ku dengan sangat serius, bahkan tidak satupun dari kami yang berbicara sampai waiter membawakan kami pesanan kami. Aku makan dengan tidak nyaman karena merasa terus menerus di awasi hingga akhirnya aku bersuara.
"Well Mr. Knight, bisa anda beritahu mengapa anda ingin menemui ku?" Aku membalas tatapannya.
"Aku ingin kau menjadi istri ku" dia menjawabnya seakan itu bukan sebuah masalah serius.
"What? Are you crazy?" Aku sungguh tidak bisa menyembunyikan keterkejutan ku atas jawaban tidak jelasnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Lover
Lãng mạnCrystal Ann Hemsworth, pindah ke New York dan bekerja sebagai profesor di rumah sakit ternama di New York, Anna Medical Center. Wanita 30 tahun ini memilih kembali ke kampung halamannya dan meninggalkan keluarganya di California untuk mencari tahu t...