10- Terkuak.

41 3 0
                                    

Maaf kalo ada typo..
.
.
.
All I Ask - Adele
***

Mengapa disaat aku mencoba untuk kembali menyayangi mu kamu dengan hebatnya membuat ku untuk kembali terpuruk bersama kenyataan-nndh

***

Sang mentari menampakkan sinarnya minggu pagi ini. Celah celah cahaya dari jendela menyerbak dan mengenai mata Nanda. Untuk kesekian kali Nanda akan bangun siang.

Dia semalaman menunggu Mama dan Papanya pulang. Tapi, hasilnya nihil, bahkan dia menunggu sampai jam 03.00 pagi. Dia tidak tahu mengapa kemarin dia sangat menunggu kepulangan Papa dan Mama nya.

Biasanya saja dia tidak peduli, bahkan mungkin akan pergi bersama temannya untuk ke mall atau hanya sekedar berkeliling- keliling di kota Bandung. Ali juga sejak semalam tidak bangun, sepertinya dia terlalu menikmati tidurnya kali ini.

Nanda bangun saat ini pada jam 08.00. Memang bagi kita itu tidak terlalu siang, tapi Nanda merasa ini sudah siang sekali. Karna biasanya dia bangun paling telat jam 07.15, itu saja sudah di guyur sama Ali.

Nanda berjalan ke arah balkon dan sambil menggenggam handponenya. Dia duduk di salah satu kursi yang ada disana. Dia membuka dan mengecek pesan baru yang ada linenya.

"WOI.ADIK.NANDA.MANA SI ELAH.DEK!" Teriak Ali yang baru saja memasuki kamar Nanda.

Bodohnya, Ali tidak melihat Manda yang sedang duduk di balkon. Padahal, pintu balkon sudah terbuka dan memperlihatkan sedikit tubuh gadis yang sedang duduk di bangku.

"Di balkon gua" ucap Nanda.

"Aelah dek, gua cariin ke lemari, ke kolong kasur, ke kolong meja, ke laci meja, ke kamar mandi, ke kulkas, ke mana mana kagak ada, taunya di balkon kek monster yang baru bangun terus merengut gara gara gak dikasi makanan ter---" ucap Ali panjang lebar yang membuat Nanda semakin bertanya 'kenapa gua dikasi abang kek gini' . Batin Nanda

"Ada ape?!" ketus Nanda yang sudah bungkam.

"B AJA MBA"

"APA SI BANG"

"HEH LU ADEK"

"OH GOD?! Why do you give me a brother like this?!!"

"Harusnya dek, kamutu bersyukur punya abang yang ganteng, baik, rajin menabung, pintar, tidak sombok seperti ini" ucap Ali sambil mengelus puncak kepala Nanda demgam lembut.

"Bodo bang bodo, ya Tuhan"ucap Nanda sambil menepis tangan Ali."ngapa lo nyari gua?" tanya Nanda.

"Lah siapa yang nyari?"

"Ya lo lah"

"Kata siapa?"

"Tadi lo jerit jerit nyari gua?"

"Iya tah?"

"Iya loh ngapa??"

"Oh iya ya, lupa gua dek, heheh"ucap Ali sambil menggaruk tengkuknya.

Sedangkan Nanda hanya bisa pasrah karena mempunyai abang yang gila nya sebelas- duabelas seperti Bagas.

"Oh itu, anu, apa ya? Kok gua lupa ya?" Nanda hanya bisa menghembuskan napas dan mengelus dadanya untuk menahan tanggannya agar tidak menyubit Ali.

SchmerzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang