⌕ chapter 10: menghindar

1K 107 6
                                    

Berita tentang kemenangan tim basket membuat banyak orang senang sekaligus bangga begitupun para anggota tim yang sudah berdiri dihadapan banyak orang dengan membawa piala kemenangan mereka.

Jisung menghampiri Hani sambil membawa medali yang dipegangnya. “Han, lo baik-baik aja kan waktu gue tinggal?” sontak saja pertanyaan Jisung membuat Hani mengerutkan dahinya.

“Lo kayak suami yang abis ninggalin istrinya deh. Jelas aja gue baik-baik aja gak ada lo.”

Seketika saja Jisung tertawa malu, ia kinu meraih tangan Hani meletakkan medalinya pada tangan gadis itu.

“Kenapa lo kasih ke gue? Ini kan punya lo.”

“Gue pengen ngasih ke lo. Itu medali kemenangan pertama gue selama di SMA.”

Hani meraih tangan Jisung, ia kembali medali itu ke pemiliknya. “Gue gak mau, ini punya lo jerih payah lo gak mungkin gue terima gitu aja.”

.....

Jisung bingung karena beberapa hari ini Hani tak ikut kumpul atau rapat di kegiatan Osis. Gadis itu jadi kerap absen dengan berbagai alasan. Jisung ingin bertanya langsung pada Hani pun gadis itu selalu menghindar dan pulang lebih awal.

Bertanya pada Taeri, Ama ataupun Ara mereka pun juga tidak tahu dan sudah berusaha membujuk Hani untuk ikut rapat.

Dan selama seminggu Hani absen barulah Jisung pun bertindak, beberapa pengurus lain juga bertanya-tanya dengan absennya Hani dari kumpul Osis. Mereka sudah bertanya tapi hanya janji manis yang selalu terucap pada bibir Hani, “Besok gue kumpul kok.” tapi esoknya Hani tak pernah datang.

Maka dari itu sepulang sekolah Jisung telah menunggu Hani di depan kelasnya, menunggu gadis itu keluar dari kelas.

“Han.” katanya.

“Kenapa Jis?”

“Kenapa lo jarang kumpul? Ada sesuatu?” tanya Jisung cemas. Padahal biasanya Hani adalah orang paling semangat jika menyangkut dengan kegiatan Osis.

“Em.. Gue ada urusan, besok aja ya gue kumpulnya.” kata Hani sudah berancang-ancang untuk pergi dari hadapan Jisung.

Tetapi Jisung sudah langsung menahannya, “Jujur sama gue ada apa, Han?”

“Gak ada apa-apa, Jis.”

Jisung langsung menarik Hani, membawa gadis itu ke tempat yang lebih sepi, “Disini gak ada siapapun. Lo bisa jawab jujur pertanyaan gue. Gue tahu ada sesuatu yang lain kan? Ada alasan lain kenapa lo gak bisa ikut kumpul Osis?”

“Lo apaan sih.” Hani menghempaskan tangan Jisung yang memegang lengannya.

“Apa gara-gara gue?”

“Maksud lo apa sih, Jis. Gue beneran lagi gak bisa kumpul dulu buat beberapa hari ini.”

“Bukan karena lo kok.” balas Hani.

“Terus..” Jisung menatap Hani dalam. “Alasan lo masuk osis buat apa?” tanya Jisung dengan nada kesal, setelah ia menarik bahkan menghimpit tubuh Hani ke sisi tembok.

Hani mendorong tubuh Jisung menjauh darinya, punggungnya sudah terasa sakit. Ia memandang lurus-lurus Jisung di hadapannya. “Ya buat ngegebet kakak kelas Osis lah.” katanya menjawab.

“Kakak kelas yang mana yang lo gebet?”

“Kepo lo, udahlah urusin hidup lo sendiri gak usah gangguin gue lagi.”

Hani melangkah menjauhi Jisung, meninggalkan Jisung seorang diri yang masih memandang punggung Hani yang lambat laun mulai menghilang dari pandangannya.

Ia mengusak rambutnya kasar.

Sedang Hani sudah menggerutu kesal dengan sikap Jisung barusan apalagi menghimpitnya ke tembok membuatnya takut saja. Ia berjalan cepat berharap segera melewati sekolah.

Hani sudah menelpon orang runah untuk menjemputnya, dan katanya sudah berada di jalan.

Tapi baru saja Hani berlari dari Jisung kini justru ia bertemu dengan Sungchan di depan gerbang. Lelaki itu memasukkan tangannya didalam saku celana, terus menghampirinya ketika melihatnya.

“Han..” katanya lirih.

“Emm kak, ada apa?”

“Maaf ya, gara-gara gue lo jadi gak mau kumpul Osis kan? Karena lo pengen menghindar dari gue. Maaf bikin lo gak nyaman kayak gini.” Sungchan mengatakannya dengan lirih, ia merasa bersalah dan seandainya tidak menyatakan perasaannya pada Hani.

“Gue gak enak sama Mina kak, gue terlalu malu buat berhadapan sama kak Sungchan kayak gini. Gue harap kita cuma sekedar antara senior dan junior aja kak. Bisa kan?”

Seketika saja Sungchan menundukkan kepalanya sedih, “Kalau itu mau lo, gue gak papa. Asal lo jangan ngehindar lagi. Gue beneran suka sama lo tulus, gue gak mau lo merasa gak nyaman gini.”

Hani memandang merasa tak enak juga pada Sungchan, secara tidak langsung ia sadar telah menyakiti persaaan Sungchan. Lelaki itu tidak baik-baik saja, terlihat jelas dari tatapan matanya yang seakan dipaksakan bahwa ia baik-baik saja dengan keinginan Hani saat ini.

“Gue minta maaf kak. Gue udah egois.”

Sungchan langsung menggeleng, “Lo gak egois kok, Han. Kalau lo egois, lo gak mungkin mikirin perasaannya Mina.”

Tak lama seseorang yang menjemput Hani sudah datang, karena itu Hani pun segera pamit pulang pada Sungchan, meninggalkan lelaki itu yang menatap Hani pulang.

.....

BERSAMBUNG

OSIS | Park Jisung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang