still12

541 30 7
                                    


Tuan Kim mondar-mandir didepan unit gawat darurat, bersama sekretarisnya yang tadi ikut mengantar Mingyu ke rumah sakit. Tuan Kim atau Appa Kim sampai lupa menelpon istrinya dirumah untuk mengabarkan kondisi Mingyu. Appa Kim menyuruh sekretarisnya untuk menelpon Eomma Kim, suruh datang ke rumah sakit.

Mingyu sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Appa Kim sedang berbicara dengan dokter yang menanganinya ketika di UGD. Mingyu didiagnosis terkena kanker darah atau leukimia. Dokter UGD menyerahkan penanganan Mingyu pada spesialistnya. Appa Kim merasa semakin merasa bersalah kepada anak bungsunya. Anak bungsu yang harusnya ia manjakan, tapi malah menjadi korban ambisinya. Sekarang ia baru menyesalinya setelah melihat Mingyu terbaring tidak berdaya.

Appa Kim menghapus airmata yang membasahi pipinya. Ia merasa menjadi Appa yang buruk bagi ketiga anaknya, terutama Taehyung dan Mingyu. Appa Kim duduk disamping ranjang Mingyu, mengusap lengan Mingyu yang tidak terpasang infus sambil terus mengucapkan maaf untu Mingyu.

"Gyu-ie. . ." panggil Appa Kim. Panggilan kesayangan untuk Mingyu dari Appa dan Eomma-nya yang selama ini tidak pernah didengar lagi oleh Mingyu dari mulut Appanya.

"Gyu-ie . . .maafkan Appa ne, Gyu-ie harus berjanji pada Appa untuk sembuh ne, Appa akan mengabulkan semua keinginanmu jika Gyu-ie sembuh." Monolog sang Appa. Appa Kim sudah tidak bisa lagi mendeskripsikan perasaannya saat ini.

"Yeobo!" panggil Eomma Kim pada suaminya dengan suara yang agak keras. Dibelakangnya Taehyung dengan kursi rodanya yang didorong oleh supir keluarga Kim.

Appa Kim membalikkan badan, dan langsung memeluk istrinya, "Istriku . . . maafkan aku, aku tidak becus menjaga anakku." Appa Kim menangis dalam pelukan istrinya.

"Suamiku tenanglah, apa yang terjadi pada Gyu-ie kita?" tanya Eomma Kim penasaran. Perasaannya makin tidak karuan saat suaminya menyambut kedatangan dengan tangis dan permintaan maaf. Pasti hal yang buruk telah terjadi pada Mingyu.

"Gyu-ie kita terkena leukimia sayang." ucap Appa Kim.

Eomma Kim terkejut mendengar ucapan dari suaminya, begitu juga dengan Taehyung. "Tidak mungkin! Itu bohongkan?"

"Itu benar sayang, Mingyu kita sakit."

Eomma Kim langsung menghambur kepelukan suaminya, ia menangis kembali. Ibu mana yang tidak sedih mendapati anaknya sakit. Taehyung membiarkan Appa dan Eommanya berpelukan. Dia membawa dirinya mendekati adiknya yang masih memejamkan matanya.

"Gyu bangun dong, hyung pulang nih. Masak kamu ga nyambut hyungmu. Hyung sudah bisa jalan lo, meski belum lancar sih." ujar Taehyung sambil mengusap rambut hitam Mingyu.

Mingyu membuka matanya perlahan, "H-hyung . . ." lirih Mingyu.

"Syukurlah kau sudah sadar, apa yang kau rasakan hemm?" tanya Taehyung. "Eomma! Appa! Mingyu sudah sadar, cepat panggil dokter!" perintah Taehyung.

#

Dokter sudah selesai memeriksa kondisi Mingyu. Dokter spesialis yang akan menanganinya Mingyu baru akan datang besok. Mingyu sudah kembali tertidur lelah menangis karena mengetahui penyakit yang dideritanya. Appa Kim langsung memeluk anaknya seraya mengucapkan kata maaf pada anak bungsunya.

Keesokan harinya hanya ada Appa Kim yang menemani Mingyu. Eomma Kim dan Taehyung pulang ke rumah tadi malam. Appa Kim ingin menebus kesalahannya pada Mingyu dengan selalu mendampinginya.

Pagi ini dokter yang menanganinya datang berkunjung untuk obsevasi pan penanganan lebih lanjut. Dokter yang menangani Mingyu sangat manis, dokter tersebut bernama Jeon Wonwoo.

"Pagi . . ." sapa Wonwoo. "Bagaimana kabarmu?"

Mingyu mengalihkan pandangannya kepada orang yang telah menyapanya, "Pagi. Buruk." jawab Mingyu singkat dan dingin. Appa Kim sampai harus minta maaf kepada dokter Wonwoo karena perlakuan Mingyu.

Dokter Wonwoo maklum dengan perlakuan pasiennya, ia paham bagaimana perasaan Mingyu setelah didiagnosa menderita sebuah penyakit yang mematikan. "Tidak apa-apa tuan,"

"Bagaimana keadaan anak saya dok? Apakah sudah sangat parah penyakitnya?" tanya Appa Kim kemudian.

"Tuan tidak perlu khawatir, anak anda masih bisa sembuh dengan beberapa kali kemoterapi dan donor sumsum." jawab Wonwoo dengan sopan. "Jika kondisi saudara Mingyu sudah membaik, akan segera saya jadwalkan untuk kemoterapi."

"Baiklah, saya ikut dokter saja bagaimana baiknya,"

"Sebaiknya anda juga menyiapkan seandainya sewaktu-waktu kami butuh donor untuk saudara Mingyu. Dan usahakan dari pihak keluarga sendiri tuan." pinta Wonwoo kepada Tuan Kim.

"Baiklah terima kasih banyak."

Sepeninggal Wonwoo, Appa Kim mengajak berbincang Mingyu untuk mencairkan suasana. Appa Kim juga yang menyuapi Mingyu karena Eomma Kim belum datang. "Appa . . . apa Gyu akan sembuh?" tanya Mingyu pada Appa-nya.

"Tentu saja kau akan sembuh Gyu, Appa akan melakukan apa saja untuk kesembuhanmu Gyu, seperti yang kau lakukan untuk Appa kemarin."

"Bagaimana jika Gyu tidak mendapatkan donor Appa?"

"Hei, Gyu punya Appa, Eomma, Taehyung, dan Jungkook pasti ada yang cocok, kita juga masih punya Jongin kalau kau lupa."

"Apa Jongin hyung mau mendonorkan sum-sumnya untuk Gyu Appa."

"Pasti mau, apalagi itu untuk adiknya, Appa sendiri yang akan memintanya pada Jongin."

"Apa Appa tahu dimana Jongin hyung sekarang?"

"Tentu saja Appa tahu, Jja sekarang habiskan makananmu! Supaya Gyu lekas membaik dan bisa melakukan kemo, Gyu tidak mau-kan sakit ketika Taehyung dan Jungkook melangsungkan pernikahan?"

"Hah! Tae hyung dan Kookie mau menikah? Kenapa Gyu tidak tahu?" Mingyu sewot, kenapa ia tidak diberitahukan akan hal bahagia ini. Salah Mingyu juga kenapa ponselnya sering dinonaktifkan.

#

TBC

Segini dulu ye . . .
Biarkan Mingyu bobok dulu . . .
Vote dan komentarnya jangan lupa
Love you . . .

Still Loving YouWhere stories live. Discover now