18. Overture

52 5 0
                                    

(Eun jie POV)

Suho oppa datang menghampiri kami. Aku melirik Baekhyun, masih penasaran dengan ucapanya tadi.

"Wahh.. sepertinya makanan mu sangat enak. Ah tidak, memang enak. Aku kan sudah pernah mencobanya."

Aku tersenyum, "Terimakasih."
Ucapku pada Suho oppa.
Aku memilih mengabaikan ucapan Baekhyun tadi.
Ku lihat, Baekhyun pun sepertinya bersikap biasa saja.

"Oh yah, sebentar lagi Shin Hye akan sampai. Ingat baekh, jaga sikapmu."

"Memangnya aku mau berbuat apa? Lagipula, aku kan sudah pernah bertemu dengannya."
Baekhyun hanya mengendus sebal dan dia mencebikan bibirnya.

Aku tersenyum kecil melihatnya, itu terlihat lucu. Eh, apasih aku ini. Lebih baik siap-siap karena Shin Hye eonni sebentar lagi akan tiba.

Tidak sampai setengah jam, bel apartemen berbunyi. Aku bergegas membukanya.

"Selamat datang eonni. Sini biar ku bantu. Eh, kau datang sendirian?"

"Iyah. Tadinya manager ku mau mampir, tapi dia ada pekerjaan lain."

Aku membantunya membawa beberapa barang bawaannya. Kami meletakkannya di sofa.

"Surprise!!"
Suho oppa memberikan bunga yang dibawanya. Shin Hye eonni cukup terkejut dan sepertinya bertambah terkejut saat ada seorang laki-laki lain disini--selain Suho oppa tentunya.

"Hei! Kau ada disini? Sejak kapan?
Shin Hye eonni melirik sebentar pada Baekhyun.
"Dengan.. Baekhyun juga?"

"Iyah, maaf soal itu."

Kali ini sikap Baekhyun terlihat seperti tidak enak, mendengar ucapan Suho oppa.

"Kenapa meminta maaf, tidak apa-apa. Itu berarti makan malam kali ini lebih ramai."
Ucap Shin Hye eonni dengan ramah.

Sepertinya memang tidak ada apa-apa dia berada disini. Justru itu baik, karena aku tidak merasa seperti obat nyamuk, ketika kami makan bersama nanti.

Kami sudah selesai makan. Sepanjang makan tadi, sesekali terdengar tawa--itu karena lelucon dari Baekhyun. Dia beberapa kali menceritakan tentang membernya, Suho hanya geleng-geleng kepala mendengarnya. Aku  tidak begitu tertawa hanya tersenyum. Kurasa Baekhyun punya bakat melawak atau dia memang orang yang suka melucu. Entahlah, tapi satu hal yang kutahu, dia adalah orang yang ceria.

Setelah aku selesai dengan tugas ku, aku langsung berpamitan pulang. Dan disaat itu pun, Baekhyun melakukan hal yang sama. Seperti tau diri, kami membiarkan pasangan itu melepas rindu.
         
Aku dan Baekhyun masuk ke lift yang sama.

"Kau pulang sendiri?"

Setelah saling berdiam beberapa menit, Baekhyun membuka percakapan.

"Hah? Ah i-iyah."
Tidak tau mengapa aku jadi gugup begini. Ah, cukup memalukan.

"Kalau boleh tau, apa tempat tinggal mu jauh dari sini?"

"Hm.. tidak terlalu hanya.. kurang lebih lima belas menit perjalanan."

"Oh. Mau ku antar?"

"Hah? Ti-tidak usah Baekhyun-sii, aku bisa pulang sendiri, ko."

Aku cukup terkejut, dan tidak tau kenapa aku tidak terlalu senang mendengarnya. Aku pun menolaknya se-sopan mungkin. Bukannya sok jual mahal. Tapi hei, mereka idol dan aku orang biasa jadi, aku cukup tau diri akan hal itu.

"Kenapa? Apa.. kau masih marah soal aku, yang menuduh mu sebagai sasaeng fans?''

"Aku bukan tipe orang pendendam."

"Lalu?"

"Apa kau tidak sibuk atau-

"Aku memang idol. Tapi ini sudah malam nona, aku juga butuh istirahat. Tidak mungkin ada jadwal Show atau apapun itu dimalam hari. Lagipula kami baru pulang sehabis konser, dan kami diberi kesempatan untuk beristirahat."

Aku menatap wajahnya dan mengangguk pelan memahami ucapannya. Wah jangan-jangan dia bisa membaca pikiran--itu adalah pemikiran bodoh ku saja.

"Jadi, ayo kuantar."

To be continue~








Thank you for coming here
See you!

-Truth_M-

Published: 16-07-2018

Believe MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang