Namaku Deas Lidya Maharani. Disekolah yang dulu aku biasa dipanggil Lidya. Tapi setelah aku pindah sekolah aku juga mengganti nama panggilanku menjadi Deas.
Senin ini, pertama kali aku menginjakkan kaki di sekolah. Memang sekolahnya tidak semewah yang dulu tapi menurutku ini lebih nyaman dari pada dulu. Aku membaca basmallah. Berdoa agar hari ini menjadi awal yang baik untuk masa depanku. Aku menatap gedung sekolah dengan mata yang berbinar bak berlian.
Kuinjakkan kaki melewati gerbang utama. Kumulai melangkahkan kaki di gedung sekolahku yang baru. Saat ini , aku belum punya teman. Entahlah semoga saja hari ini aku bisa mendapatkan teman yang selalu ada untukku.
"Eh, lo murid baru disini ya? Gaya amat sih. Udah kaya ratu aja lo..." celetuk seorang cewek yang ada di depanku. Refleks aku kaget dengan ucapannya. Karna baru masuk sekolah, belum masuk kelas udah ada masalah baru.
"Eh. Kakak ini siapa? Kok bisa ngomong kayak gitu." jawabku dengan nada yang setenang mungkin. Bukan. Bukan menahan emosi. Tapi aku hanya berusaha tenang dalam situasi apapun.
"Eh, lo itu anak baru jadi gak perlu belagu. Sok jadi penguasa lagi. Hah...." ketus cewek itu lagi. "Kalo kakak ngerasa aku kayak gitu yaudah oke. Aku minta maaf." ucapku berani. Saat itu aku nggk menantang. Tapi aku hanya berusaha tetap berani menghadapi segala persoalan baik yang mudah maupun yang sulit. "Dasar cewek kampungan..." celetuk cewek itu sambil pergi menabrak bahuku sampai aku tersungkur di lantai aula depan. Aku hampir menangis saat itu. "Ahh..." jeritku dalam diam.
Saat aku mencoba berdiri, aku terjatuh kembali ke lantai. Aku memperhatikan sekeliling yang masih lengang. Kedua kalinya aku mencoba berdiri. Aku terjatuh, itu bayanganku saat aku merasa gagal berdiri sendiri. Tetapi saat aku sadar. Deg... Aku tidak jatuh. Juga tidak berdiri. Saat aku membuka mata ternyata ada sosok lelaki yang sedang menahan tubuhku agar tidak jatuh. refleks aku memejamkan mata.
Tidak lama. Aku mencoba membuka mataku. Pelan. Pelan sekali aku membukanya. Saat mataku sudah terbuka, aku melihat kearahnya. Mataku dan matanya saling bertatap. Ada kontak mata antara kita. Deg... Jantungku berdetak kencang sekali. Rasanya ingin lepas dari bagian tubuhku. Astaga...
Hatiku seakan bicara. Oh tuhan... Siapa dia? Apa yang dia lakukan padaku? Apa dia mau pamer? Emang sih ganteng, manis. Tapi kenapa dia nolongin aku?
Saat tubuhku sudah terlepas dari pelukannya. Dia malah memelukku semakin erat. Deg... Apa ini? Aku seakan tidak bisa bicara. Mengapa ini terjadi?Follow dan komentar ya! Jangan bosan baca cerita aku ya! Tolong hargain aku sebagai penulis yang ngorbanin waktu buat nulis cerita ini. Buat nulis cerita yang kalian baca. Thanks ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat atau Cinta
PoetryCerita dalam "Sahabat atau Cinta" akan menjelaskan seberapa pentingnya persahabatan maupun cinta. Memang keduanya sama sama penting. tetapi persahabatan dan cinta tidak bisa berjalan berdampingan dengan orang yang sama. Apa yang kita lihat bisa jadi...