Brakk
Bintang masuk rumah dengan mendobrak, membuat Satriana yang sedang menonton Drama Korea terpelonjat kaget.
"Woi, bikin kaget aja lo, Bin." Satriana mengelus dadanya.
Bintang tidak menghiraukan Satriana. Ia duduk disebelah Kakaknya yang masih asyik menonton drakor walau sudah dibuat kaget. Bintang merebahkan dirinya. Kepalanya disandarkan kepunggung sofa.
Satriana yang melihat tingkah Bintang, adiknya. Mem-pause tontonannya lalu, memperhatikan Bintang yang tidak seperti biasanya.
"Kenapa lo?" tanya Satriana.
"Emang gue kenapa?" Satriana geram mendengar jawaban Bintang.
"Gue tanya, lo kenapa?" tanya Satriana lagi.
"Gue juga tanya, gue kenapa?" Bintang balik tanya.
Plakk
Satu tamparan mendarat dipipi mulus Bintang. Satriana menamparnya karena kesal.
Bintang meringis. Ia menegakkan tubuhnya sambil mengusap pipi yang baru beberapa detik terkena tamparan maut dari Kakaknya.
Untung gak mati, Bin.
"Sakit bego!" Bintang masih meringis. Ia rasa, pipinya merah. Merahnya bukan karena blusshing.
"Salah lo, gue nanya jawabnya ngawur." Satriana kembali menonton drama koreanya yang sempat tertunda.
"Kak, gue pinjem speaker lo, dong!" ucap Bintang tiba-tiba.
"Tumben, mau ngapain lo?" tanya Satriana heran.
"Mau konser."
"Mau konser? Yang nonton lo konser siapa?"
"Semut," jawab Bintang ngawur.
"Yang sorak-sorakin lo siapa?"
"Cicak. Udah cepetan, pinjem speaker lo!"
"Ambil sana di gudang," ujar Satriana, matanya fokus ke layar lapton.
"Kok di gudang?" Bintang menautkan alisnya.
"Gue udah gak suka pake. Jadi, gue simpen aja di gudang."
Bintang mangut-mangut, ia bangkit menuju kamarnya untuk menyimpan tas. Lalu, pergi ke gudang untuk mengambil speaker milik Satriana.
Keadaan gudang gelap. Bintang menekan saklar. Sekarang keadaan gudang menjadi terang. Ia mencari kotak speaker. Hampir semua barang yang ada di gudang ditutupi kain putih. Bahkan, tidak ada satu pun sarang laba-laba.
"Gudang tapi bersih. Rajin banget Mama," gumam Bintang.
Mama Bintang memang pecinta kebersihan. Bahkan, setiap hari Minggu, Mama Bintang selalu mengadakan kerja bakti di kompleknya. Walau pun sudah ada petugas kebersihan yang selalu membersihkan komplek. Tetap saja, Mama Bintang ikut turun tangan membantu.
"Nah, ketemu juga!" pekik Bintang, berhasil menemukan speaker yang dibungkus kotak berwarna merah.
Saat Bintang hendak mengangkat kotak speaker. Matanya menangkap sebuah benda kecil yang mengkilap berwarna emas. Bukan.
Bintang mendekat, mengambil benda itu. Alisnya bertautan.
"Sd card siapa ini? Sd card punya Anggi udah dibalikin ke orangnya."
Bintang bingung. Ia tidak jadi mengangkat atau mengambil kotak speaker. Sekarang, pikirannya lebih memilih sd card. Bintang penasaran, ia bergegas keluar dari gudang menuju kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Jatuh [End]
Teen FictionBintang Cahya dan Rafa Aditya sudah kenal 11 tahun yang lalu. Saat mereka kecil, kejadian yang tak diduga membuat mereka terpisahkan. Setelah 11 tahun lamanya, mereka dipertemukan kembali. Tapi mereka tidak saling mengenal. Dengan cara yang tak did...