↪️ Rindu

189 38 46
                                    

Hangyeom x Heejin



Hangyeom itu orangnya penyabar banget.

Dia sabar banget waktu Minhak lagi-lagi mencuri banana milk kesukaannya dari kulkas.

Dia sabar banget waktu Sangwon mengembalikan kaos kaki miliknya tanpa dicuci dengan bau yang amat sangat tidak layak dicium.

Dia sabar banget waktu Byeongkwan bilang wajahnya kayak cumi-cumi gara-gara gak dapet kabar apa-apa dari pacarnya yang udah enam tahun belakangan studi di Amerika.

Tapi emang Hangyeom itu penyabar banget.

Hangyeom sabar banget nungguin teleponnya yang gak diangkat sama Heejin, SMS-nya yang gak dibales, chat-nya yang gak di-read, dan sabar pake banget lah nungguin kabar dari pacarnya yang nun jauh di sana.

Pokoknya Hangyeom itu orang paling penyabar di muka bumi ini.

"Cari cewek lain aja, Gyeom, palingan juga Heejin udah punya cowok lain di Amrik sana," celetuk Byeongkwan.

Tapi Hangyeom membantah kalimat itu. Dia percaya kalo Heejin gak bakal lirik cowok lain di negara sana. Dia percaya kalo Heejin setia sama dia dan cintanya cuma sama dia doang.

Hangyeom pun percaya kalo suatu saat nanti Heejin akan kembali menghubunginya.

Dan Tuhan benar-benar berbaik hati padanya.

Menjelang senja, ponsel Hangyeom berdering untuk pertama kalinya dalam enam tahun terakhir.

Panggilan dadakan dari...

Heejin Jung is calling...

"Hari ini aku pulang. Kakak bisa jemput di bandara nanti malam, kan?"

Kesabarannya selama enam tahun ini akhirnya berbuah hasil juga.



Dan di sinilah Hangyeom sekarang. Berdiri di dalam bandara dengan pandangan terarah pada pintu keluar gate 4, di mana kekasihnya akan keluar dari sana sebentar lagi.

Dan benar saja, tak butuh waktu lama untuk Hangyeom melihat Heejin yang berjalan menghampirinya dengan senyuman yang terlukis di bibirnya.

Kekasihnya itu masih sama seperti dulu; cantik dan memesona.

"Hai, Kak―"

Ucapan Heejin belum sempat selesai ketika Hangyeom tiba-tiba saja menarik tubuhnya untuk mendekat ke dalam pelukan.

"Aku merindukanmu, Heejin... Sangat... Selalu..."

Sementara Heejin hanya tersenyum tanpa membalas pelukan itu.

Beberapa menit kemudian, mereka sudah berpindah ke salah satu kafe di dekat bandara, mengisi perut yang kosong. Dan tentu saja, memperpanjang waktu untuk berdua. Quality time.

"Kak Hangyeom..."

"Hm?"

"Aku ingin menikah."

Hangyeom tersedak. Buru-buru, ia meminum es jeruk di depannya. Ya Tuhan, kenapa Heejin selalu saja memberitahukan suatu hal yang mendadak padanya, sih?

"Tunggu sebentar lagi ya, Heejin. Kakak masih berusaha kumpulin modal buat nikahin kamu."

"Bukan sama kak Hangyeom..."

Hangyeom terdiam.

"... tapi sama kak Jaeyoung."

Oh ya, Hangyeom juga sabar kok waktu Heejin akhirnya minta putus.

Ternyata kesabarannya memang benar-benar membuahkan hasil; hubungan berakhir.




siapa yg request hangyeom x heejin? sudah ku take ya ^^
dan karena juga ada yg request jaeyoung x heejin makanya kusempilin di cerita ini. so, haruskah dibuat sequel untuk jaeyoung x heejin? hehe

―zul

[2] Pour Vous, February...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang