"Ma, ayo kita pulang. Aku capek, ingin bobok di rumah," rengek Abi.
"Sebentar ya, Mama masih menyelesaikan pekerjaan dulu. Kamu bisa tidur di kursi itu," kataku sambil tetap mengetik. Aku melihat jam dinding. Masih sore. Aku bisa menyelesaikan tugasku sebelum magrib, pikirku.
Beberapa saat kemudian aku mendengar ada yang mengetuk pintu. Kemudian aku berjalan ke arah pintu dan membukanya. Tetapi tidak ada seorangpun ketika pintu kubuka. Aneh, pikirku. Padahal aku tadi benar-benar mendengar suara ketukan. Ah, mungkin hanya halusinasi. Aku kembali ke meja kerjaku.
Tidak berapa lama terdengar suara pintu terbuka. Aku menoleh ke arah pintu. Ternyata pintu masih tetap tertutup. Sesaat aku mencium aroma bunga melati, cukup untuk membuat bulu kudukku berdiri. Kemudian aku merasakan meja kerjaku seperti ada yang menggerak-gerakkan, disusul suara tawa menyeramkan. Aku menoleh ke arah asal suara. Dan aku sangat terkejut melihat ada makhluk hitam, tinggi, besar, berbulu lebat sedang tertawa sambil memperlihatkan taringnya. Makhluk itu berjalan ke arahku. Aku berteriak tapi mulutku hanya terbuka tanpa ada suara yang keluar. Sesaat aku hanya mematung. Setelah pikiranku mulai bekerja, aku ambil Abi yang masih tidur, kugendong dia dan berlari keluar. Tidak kupedulikan lagi pekerjaanku yang masih belum selesai. Yang penting aku bisa keluar mencari pertolongan.