Chapter 1
Bagiku tidak ada yang namanya kepastian dalam dunia yang kuselami. hanya ada hasrat dan nafsu, hasrat untuk sekedar memiliki dan nafsu untuk memenuhi kebutuhan biologis. Cinta? thats bullshit. Setiap orang pandai mengutarakan kata-kata manis, tapi tidak semua orang pandai untuk berkata jujur.
katakan bagaimana caranya seseorang mencintai dan dicintai dalam kondisi tertekan banyak hal, dibungkam oleh keadaan minoritas dan norma sosial. Nyatanya untuk sekedar mengutarakan rasa suka sangat melelahkan. Ada kekhawatiran yang menggumpal berujung pada rasa malu ketika membayangkan suatu saat seseorang mengetahui bahwa dirimu bukanlah bagian dari "-nya". lagipula hubungan cinta tak direstui semesta seperti ini tidak cukup daya untuk bermuara pada percintaan sejati atau mahligai pernikahan abadi.
Siang itu terasa lebih terik, keringat seolah bercucuran bak lelehan es kutub. Seteguk lemonade tidak cukup membuatku hilang dahaga. Terlebih lagi aku tidak sedang sendiri kali ini, seseorang yang kukenal lewat dating apps disampingku menatap lekat seolah-olah aku adalah seonggok daging segar yang siap ia santap. Teramat resah sampai rasanya aku ingin mangkir pada pertemuan yang kurang menyenangkan ini.
Aku tidak mengerti dan tidak tahu harus berbuat apa, kencan yang semulanya kukira akan sangat menyenangkan berubah jadi mimpi buruk tatkala segala ekspektasi yang kubangun runtuh hanya dengan melihat bagaimana dia menyisipkan anak rambutnya yang panjang dengan gemulai masuk kedalam sela telinganya sendiri.
Sebenarnya aku tidak masalah dengan peringai asli yang ditunjukan sang oknum. Yang membuatku gerah juga geram dalam arti buruk adalah pria ini selalu mencuri-curi kesempatan untuk memegang bagian tubuhku seperti perut dan paha. Jujur aku sangat risih dengan perlakuan tak beradabnya itu.
Lantas kenapa aku mau bertemu dengannya? Pertama adalah perihal poto profil yang ia sematkan nyatanya melalui proses editing yang cukup panjang, dengan kata lain sama sekali berbeda dengan apa yang kulihat saat ini. Kedua, adalah perihal perhatian intens yang diberikan selama kami chatting. Tak enak jika aku menghindar ketika Sesorang berniat baik meminta untuk bertemu. Mulanya seperti itu, kalau tahu akan seperti ini lebih baik aku berdiam diri saja dikamar.
Setengah jam kami dalam mode diam dengan tangan pria itu terus terusan mencari celah mengusap punggung telapak tanganku yang untungnya selalu ku usahakan menepisnya. Aku makin bergidik tatkala ia menyunggingkan senyum. Segera mungkin memutar otak supaya cepat-cepat lenyap dari situasi sialan ini. Dan tepat ketika makanan penutup datang, aku pamit untuk kebelakang. Dan darisitulah aku berusaha kabur setelah membayar makanan yang kupesan.
Sungguh bukan hari yang bagus!
Kalau kalian berpikir aku adalah pria kesepian yang mengharap kasih sayang melalui stranger di dating apps? Kalian salah. Sebenarnya aku adalah pria yang sedang menjalin hubungan. namun ada beberapa hal yang membuatku merasa tidak nyaman untuk terus melanjutkan. Makanya aku mencoba peruntungan asmara dengan mencari sosok yang bisa kuandalkan disebuah applikasi kencan Tapi ternyata tidak segampang itu.
Namanya Arta Mahendra umurnya sudah menginjak kepala tiga, meski begitu ia rajin olahraga. terlihat dari bentuk badannya yang masih bugar dengan otot bisep kencang serta otot perut samar membuatnya terlihat gagah juga berisi. Kulitnya sawo matang khas peranakan jawa. Yang membuatku semakin jatuh cinta dengan mas Arta adalah struktur rahangnya yang tegas dan bola mata hitam mengkilapnya. Tatapan matanya seakan bisa menembus objek manapun.
Bukannya aku tidak bersyukur memiliki pria sesempurna itu, hanya saja hubungan kami tidak sebaik yang terlihat. Itu karena Mas Arta sebenarnya telah mempunyai seorang istri juga putri.
Aku adalah orang ketiga diantara pernikahan mereka yang sudah lama terjalin. Sakit bukan? Ya. Aku juga tidak paham dengan apa yang kulakukan selama ini. pun terus memaki diri sendiri ketika membayangkan bagaimana aku bisa berakhir menjadi perusak kebahagiaan orang lain. Bagaimana bisa seorang pendosa sepertiku menumpuk banyak dosa lainnya. Dan karena hal itu, aku selalu mendiskusikan tentang perpisahan akhir-akhir ini kepada mas Arta. Terlalu takut jika rasa cinta ini semakin dalam maka akan semakin susah untuk kulepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST BREATHE
FanficBoyxboy ✔ ( Perbaikan ) Sebelumnya Harap Dibaca‼️ Ambil yang baik - buang yang buruk. Perlu diketahui sebelum membaca cerita penulis bahwa tulisan saya mengandung unsur percintaan pria dengan sejenis. Dan dengan membaca Tulisan saya berarti anda sep...