01 - murid baru

17 4 0
                                    

"Rosell!"

Rosella yang sedang menelungkupkan wajahnya pada lipatan tangannya di meja mendongak menatap salah satu teman sekelasnya.

Ia menaikan sebelah alisnya pada teman sekelasnya yang kalau tidak salah bernama Dipta.

"Besok kita jogging yuk!" ajak Dipta.

Rosella mengernyit heran mengapa tiba tiba Dipta mengajaknya jogging. Padahal sepertinya mereka hanya mengobrol tiga kali selama di kelas sebelas ini.

"Nggak."

"Loh, kenapa?" terdengar nada kecewa dari Dipta. "Ntar gue beliin es krim deh, gue traktir makan sekalian kalo perlu."

"Nggak mau."

"Mau dong, ayo dong mau," Dipta memaksa rosella yang malah mendapat tatapan kesal dari Rosella. "Bentar doang Rosell, janji deh nyampe sono langsung pulang lagi."

"Nggak."

Dipta mendengus, lalu ia berbalik menuju sekumpulan teman temannya yang sedang menertawakan dirinya karena gagal mengajak si Ratu Es jalan.

Ia sedang memainkan permainan truth or dare bersama mereka dan Dipta mendapat dare untuk mengajak Rosella jalan. Namun ia gagal, siap siap saja dompetnya terkurai lemas karena mentraktir mereka semua makan.

Rosella memakai earphone yang ada di sakunya, kelasnya sangat berisik karena guru matematikanya tidak masuk dan tidak ada guru yang menggantikannya. Dan yang paling menyenangkan tidak ada tugas.

Jadilah sekarang mereka jamkos. Teman-teman sekelasnya sudah mencar kesana-kesini. Namun Rosella tidak peduli selama mereka tidak mengganggunya.

Ia terhanyut dalam alunan lagu yang ia dengar, lalu kembali menelungkupkan wajahnya ke lipatan tangan.

Lebih baik ia tidur dari pada bergabung dengan teman-teman yang bahkan ia lupa siapa nama mereka.

Suasana kelas yang tadinya ramai mendadak diam dan sunyi. Semua mata tertuju pada seseorang yang berada di sebelah pak Burhan.

"Duduk di tempat masing-masing," perintah pak Burhan dan langsung di patuhi oleh semuanya.

"Anak-anak kalian kedatangan teman baru," pak Burhan menoleh pada murid baru yang di sampingnya. "Nah, ayo perkenalkan dirimu."

Orang itu maju selangkah. Ia menaikan kaca mata yang ia pakai sebelum berbicara, "Perkenalkan nama saya David Surya. Salam kenal," ucap David tersenyum tipis

Semua murid nampak tidak terlalu peduli. Mungkin jika murid baru yang pak Burhan maksud adalah seorang pemuda tampan pindahan dari luar negeri pasti mereka sudah berteriak heboh dari tadi. Khusunya untuk para sisiwi.

"Yasudah. David kamu duduk di... " mata pak burhan menatap satu persatu dari meja ke meja. "Di sebelah Rosella sepertinya kosong."

"Rosella," panggil pak burhan.

Tidak ada sahutan.

"Rosella," panggil pak burhan lagi.

Masih tidak ada sahutan. Pak Burhan mengernyit. "Agnes,"

Yang di panggil pun menatap pak Burhan. "Iya, pak."

"Coba kamu panggilkan Rosella," Agnes yang duduk di depan Rosella menoel-noel lengan Rosella. "Rosell," panggilnya berbisik.

Merasa terganggu, Rosella mendongak dan menegakkan tubuhnya sambil mencabut earphone yang berada di telinganya. "Apa?"

"Di panggil pak Burhan noh," Agnes menunjuk pak Burhan yang ada di depan sana. Rosella mengikuti arah tunjuk Agnes.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ChairmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang