-3-

16 0 0
                                    

Ditepi pantai. Taqwa dan Naurah diam beberapa saat sebelum Taqwa berkata.
"Naurah, ini pesan saya untukmu. Jangan pernah melakukan hal ini lagi yah, karena Allah benci akan hal ini. Dan belajarlah untuk melupakan saya," kata Taqwa.
"Tapi.."
"Naurah, ini kesekian kalinya saya memberi tahu kamu. Keputusan ini, demi kebaikan kita di mata sang Khaliq." Sela Taqwa.
"Astaghfirullah. Kau benar Taqwa, insyaallah saya akan melupakanmu," ucap Naurah akhirnya.
                  *         *         *
Tiga bulan kemudian. Seorang tukang pos berhenti di depan rumah Taqwa.
"Permisi mas," sapa si tukang pos.
"Iya," sahut Taqwa.
"Ada surat, untuk mas Taqwa." "Oh,iya. Saya sendiri," jawab Taqwa. Pak pos menyodorkan sebuah surat pada Taqwa.
"Terima kasih pak," ucap Taqwa sebelum tukang pos pergi.
Setelah tukang pergi Taqwa melihat nama si pengirim surat. Naurah. Dengan cepat ia membuka amplop tersebut. Didalam amplop itu ada sebuah surat dan sebuah undangan pernikahan. Taqwa melihat mana pengantin,yang tertera di depan undangan. Naurah dan Ridwan. Setelah itu ia membaca surat tersebut.
'Teruntuk engkau saudariku Taqwa.
Assalamuallaiku.Wr.Wb.
Engkau benar saudariku, seharusnya kita tidak menjalankan hubungan terlarang itu. Karena itu sama saja kita mengotori, Iman dan Agama kita sendiri.
Wahai saudariku, Taqwa. Maksud dari saya mengirim surat ini, adalah untuk mengundang engkau dan ingin menjalin tali silaturahim kembali. Saya harap, engkau dapat menghadiri acara pernikahan saya.
Sekian dari saya.
Wasalamiallaikum.Wr.Wb.'
Taqwa kembali melihat undangan pernikahan gadis yang dahulu ia cintai, dia tidak menyangka bahwa Naurah sebentar lagi akan menjadi milik pria lan.
"Ya Allah, kuatkan hambamu. Saya harus melupakan perasaan ini," batinnya

Takdir Cinta.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang