Cigarette.

253 24 5
                                    

"Chan, sudah berapa kali aku katakan padamu untuk berhenti merokok?" Ucap Baekhyun seraya batuk keras-keras --agak dilebih-lebihkan, sebenarnya-- akibat asap rokok yang menyebar dari mulut dan hidung Chanyeol.

"Baek, sudah berapa kali aku katakan padamu bahwa itu sulit?"

Chanyeol melanjutkan acara merokoknya sambil melihat jalanan di bawah sana. Saat ini, mereka sedang berada di balkon apartemen mereka.

"Sulit darimana? Kau bahkan tidak pernah mencoba untuk berhenti,"

Chanyeol tersenyum miring, "Kenapa kau sangat ingin aku berhenti? Merasakan sensasi rokok tersebut saat menciumku eh?"

Baekhyun menatapnya sengit, "Bodoh. Bagaimana jika aku mati karena menghirup asap rokok itu? Kau-"

Ucapan Baekhyun berenti saat Chanyeol menempelkan belahan bibir mereka berdua. Baekhyun berusaha melepaskannya dengan memukul-mukul dada Chanyeol. Chanyeol yang awalnya tidak peduli pun akhirnya melepaskan ciumannya karena pukulan Baekhyun yang semakin sakit di dadanya.

Chanyeol memutar matanya, "Aku tahu kau hanya takut aku mati. Dan aku tahu kau menyukai bibirku, jangan pura-pura tak ingin berciuman karena mulutku masih berbau rokok,"

"Dengar ya, perokok caplang. Aku memang menyukai bibir-mu itu, tapi apa kau bahkan ingat bahwa aku benci rokok?" Baekhyun ikut memutar matanya dan berucap dengan nada mengejek.

"Dasar perokok yang mengaku-ngaku sebagai suamiku. Bagaimana bisa ia hanya memikirkan dirinya sendiri dan melupakan aku yang benci rokok? Apa dia bahkan pantas disebut suamiku? Hih." Gerutu Baekhyun dengan bibirnya yang mengerucut sengit seraya memasuki kamarnya--kamar mereka-- tanpa melirik suaminya itu sekali pun.

Chanyeol yang berada di balkon hanya terkekeh kecil.

Ia membuang rokoknya, ikut masuk ke dalam kamarnya dan mendapati Baekhyun sedang bersandar di kepala kasur mereka.

"Baek-"

"Diam!"

Chanyeol diam.

"Kenapa kau diam saja?!" Ucap Baekhyun kesal karena Chanyeol hanya duduk di depannya sambil menatapnya.

Chanyeol terkekeh singkat karena kelakuan suami kecilnya itu, "Baek, aku akan mencoba berhenti, oke? Maukah kau membantuku?"

Baekhyun melirik suaminya itu, merasa tidak sepenuhnya yakin dengan ucapannya.

"Benar, baek. Aku akan mencoba berhenti asal kau membantuku,"

Mata Baekhyun berbinar, "Tentu! Apa kau sudah tau langkah-langkah agar kau dapat berhenti?"

"Aku sudah mencarinya. Langkah pertama adalah biasakan untuk tidak merokok, tentunya. Jika itu sulit, aku harus menahannya dengan mengemut permen."

Baekhyun tersenyum, suaminya itu memang berniat, ternyata. Tapi senyumannya seketika luntur ketika ia ingat sesuatu. "Bukankah kau tidak suka permen karena itu akan membuatmu sariawan pada akhirnya?"

Chanyeol tersenyum dan mengangguk. Baekhyun bingung dengan senyuman itu, ia mengernyit, menaikkan alisnya seolah bertanya.

"Bibirmu diciptakan bukan untuk disia-siakan, sayang."

Muka Baekhyun berubah menjadi tomat, bibirnya pun terlahap habis oleh manusia -atau mungkin bukan- di depannya yang mengaku sebagai suaminya itu, entah akan seperti apa bentuk bibirnya setelah ini.

Ya, setidaknya Chanyeol mencoba berhenti merokok sebelum mereka berdua mati.

.

Esoknya, Baekhyun bangun dengan bibir yang bengkak dan memble.

Esoknya, Baekhyun bangun dengan bibir yang bengkak dan memble

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

END.

)(

Jadi ceritanya satu chapter gini selesai, nanti next chapter beda cerita lagi.

Next chapter panjangnya mau segini aja atau lebih panjang lagi? Atau ga usah lanjut?

Comment ya😁😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ChanBaek? ChanBaek.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang