Yoojung POV
Selesai latihan dengan jeongkook aku chat jimin memberitau nya kalau aku udah selesai
"yoojung, mau pulang bareng?" tiba-tiba jeongkook mengatakan itu
"ne? a-aniya, gwaenchana"
"gwaenchana, ini udah malam, lagipula aku udah pernah ikut mengantarmu pulang dengan taehyung dan jimin" kalau di ingat-ingat iya juga, tapi tadi jimin terlihat dingin. hp ku bunyi, jimin memberi jawaban kalau dia menunggu di depan gerbang. Mungkin tadi hanya imajinasiku aja
"oke. Jimin udah nunggu di depan gerbang" jawabku. Yup, pasti imajinasiku aja.............. itu yang tadi aku pikirkan tapi sesampainya di gerbang jimin terlihat menyeramkan, apa aku udah salah ambil tindakan? Gimana nih, jimin dan jeongkook hanya diam "umm.. katanya jeongkook.. mau ikut.. antar pulang karena sudah malam" tiba-tiba jimin tersenyum, aku kaget melihatnya
"oke. Kita pulang bertiga" jimin merangkul bahuku dan jeongkook sambil jalan. Tingkah jimin benar-benar aneh, jimin menunjukkan senyum palsunya, apa aku udah membuat jimin marah?
"aw!" aku merintih
"wae?" Tanya jimin
"tanganmu" kataku sambil memegang tangannya yang dibahu karena jimin seperti meremas bahuku
"ah! Mian" jimin terlihat merasa bersalah
"aniya, gwaenchana" jimin menggantinya dengan memegang tanganku, syukurlah jimin sudah bertingkah seperti biasa
"umm.. kenapa kamu memegang tanganku juga?" kata jeongkook, pikiranku langsung berubah. Jimin masih bertingkah aneh
"aku? Mana? Ngga" jeongkook menunjukkan tangannya yang di genggam jimin, jimin terdiam beberapa detik "hanya perasaanmu" kata jimin masih tetap memegang tangan jeongkook. Aku dan jeongkook melihatnya aneh, jeongkook terus berusaha melepas tangannya dari jimin tapi sepertinya jimin lebih kuat, sesampainya dirumahku jimin hanya mengatakan selamat tinggal dan langsung pergi membawa paksa jeongkook
Keesokannya
Udah bel pulang sekolah tapi aku belum ketemu jimin juga hari ini, eotteokke.. aku harus bicara sama jimin, mana hp ku ketinggal di rumah. Aku udah cari dimana-mana tapi kenapa ga ada, oh! Aku liat taehyung di kantin, aku menghampirinya
"taehyung" aku kaget saat melihat wajahnya yang sedih "taehyung-a wae geurae?" aku menepuk punggungnya pelan
"yoojung-aaa"
"wae? Ada yang sakit?"
"eotteokkeeee"
"wae wae?"
"mulai besok aku ga bisa makan gratis di kantin ini lagiii"
"...ne?" aku terdiam
"aku.. ga bisa.. makan gratis lagi yoojung-aaa point ku pasti ga naik dan peringkatku pasti turunnn" jadi karena makan gratis, aku kira apa
"jangan nyerah dulu, siapa tau kamu masih di 5 besar" aku mencoba menghiburnya
"tapi aku kan jarang masuk kelas, walaupun ga berkurang tapi kan ga naik" kata taehyung sedih. Kata-katanya masuk akal sih
"tapi di semester kemarin kelas 10 kamu kan juga udah jadi trainee tapi kamu berhasil menaikkan peringkatmu di kenaikan kelas sehingga semester ini kamu di peringkat 5"
"tapi semester ini aku lebih jarang masuk kelas dari semester kemarin"
"kalau gitu kamu mak-"
"yoojung-ssi" kata-kataku terhenti. aku melihat kearah suara, bibi kantin menggelengkan kepala dan menunjuk ke kiri, aku melihat kearah yang ditunjuk dan melihat setumpukan piring kotor, aku melihat kembali bibi itu dan kali ini menunjuk taehyung. Seolma.. aku melihat kaget ke bibi dan bibi nya mengangguk, jadi taehyung udah makan sebanyak itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
romance in music school (COMPLETED)
Hayran Kurgumimpi choi yoojung adalah diterima di sekolah musik ternama di seoul. saat ujian masuk sekolah bersama sahabatnya kim doyeon, ia bertemu dengan park jimin yang rumornya adalah dancer dan penyanyi terkenal yang dikejar-kejar agency karena taletnya da...