Prolog
Jika boleh mengubah takdir yang tidak bisa aku ubah. Aku ingin dilahirkan disuatu negara. Negara yang tenang dengan kicauan burung yang menyapa dipagi hari dan bunyi jangkrik yang menjadi penghantar datangnya malam.
Namun, aku hanyalah manusia yang tidak punya kekuatan sedikitpun dari kekuatan Allah SWT. Untuk mengubah dimana aku akan dilahirkan, dimana aku akan akan berada dan kapan kematian ku, sungguh aku tidak mampu. Aku hanyalah setitik noda yang sangat kecil yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang dan lebih kecil dari bakteri. Sungguh aku tidak bisa apa-apa.
Aku tidak frustasi, tidak juga menyesal akan takdirku ataupun yang aku alami sekarang. Aku yakin, hidupku akan berubah menjadi indah. Tidak seperti sekarang. Matahari hampir tidak terlihat, hanyalan debu atau asap yang seakan memboikot kami dari cahaya matahari. Bunyi tembakan dan runtuhnya bangunan sudah seperti bunyi burung berkicau yang sering diceritakan relawan-relawan mengenai negeri asalnya.
Aku tidak takut, karna aku yakin pertolongan Allah maha besar.
"Dan Kami berkewajiban menolong orang-orang yang beriman.” (QS. Ar-Rum: 47)
Aku selalu menunggu bantuan dari Allah SWT melalui perantara relawan-relawan.
Hari ini, bukan mereka saja yang harus berjuang, aku dan anak yang terlahir di negeri ini juga harus berjuang
KAMU SEDANG MEMBACA
HIZAM
SpiritualDahulunya negara ini hidup tentram sama seperti negara lain. Namun ketika pemberontak itu berhasil menduduki kursi pemerintahan. Mereka mencoba mengganti dasar negara. Banyak pendemostran yang menolak sikap pemimpin negara dengan menggelar demo besa...