30. Tahan Nafsu

1.5K 159 18
                                    


18+

Air bisa memadamkan api. Emosi itu laksana api.
Dan memang benar, usai bersih-bersih, mandi, wudlu dan sholat, Mondy merasa jauh lebih nyaman dan tenang. Ia bahkan sudah bisa tersenyum manakala rebahan di kasur, melepaskan penat tubuhnya.

Senyum itu makin mengembang manakala ia membuka ponselnya dan langsung tampak wajah Raya disana. 

Drt...Drt.....
Sebuah pesan masuk dari Raya. Semangat 45 Mondy membukanya.

RAYA
--Sudah sampai di Bogor? Sehat selamat kan?

Mondy tersenyum sebelum mengetik balasannya. Ada hawa hangat  menelusup di hatinya. 

MONDY
--Iya nih, baru nyampe. Lagi rehat.... Eh kangen kamu😍😍😘😘! Untung calon istri aku kangen juga hehe....

RAYA
--Ih sapa yang kangen? week.😝😝...—
--ke Bogor dalam rangka apa sih? Bukan maksud aku kepo ya? Kalo mau cerita sukur kalo gak ya....... (ekspresi manyun) Katanya janji slg terbuka???😌😌—

MONDY
--Iya. Maaf ya tadi belum sempat cerita

RAYA
--hm....—

MONDY
--Aku lagi dirumah Oma. Beliau ngundang aku dan keluarga kesini. Nhi ada tante Ily, tante Nelly dan sepupu-sepupu aku juga. 

RAYA
-O... Sama mama dan ayah juga?—

MONDY
--Mama gak iku say. Jadi sendirian nih! Nyetir sendiri, di kamar sendiri, pegel sendiri, coba sudah punya istri.... pasti ada yang mijitin..💑💑..—

Tak ada respon dari Raya.
Mondy yakin, Raya pasti malu-malu.
“Ih…. Mondy ngomongnya istri-istri mulu. Pasti deh ia gak bisa nahan….” batin Raya kesal. 

MONDY
--Becanda Say. Baca WA kamu aja pegelnya langsung berkurang kok. Apalagi kalo sampai kamu pijitin beneren...😉😍 -😝😝

Mondy terkekeh membayangkan ekspresi Raya di sana, hingga ketukan pintu meluruhkan tawanya. 

Mondy berjalan ke arah pintu, tapi pintu tak terkunci itu sudah di dorong dari luar. 

Mungkin tak sabar atau memang Mondy  terlewat lama membuka pintu.

"RA- RAYA???" Kaget Mondy. Memastikan penglihatanya mengucek matanya berulang-ulang.

"Lo bener Raya???" pekiknya lagi.

"Lo-Lo. Yaiyalah!" kesal Raya. "Katanya minta dipijit?" Bibirnya mengerucut, dan masih berdiri di ambang pintu. 

Mondy tersenyum dan segera berhambur bermaksud memeluk Raya, dan meluruhkan kesal gadisnya.

"Eits...." Raya menepis pergerakan tangan Mondy, lalu menggeleng.

JANGAN SALAHKAN CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang