"Kapan kau pulang? Aku merindukan mu omong-omong", kekehan kecil keluar dari bibir kecil Olivia.
Baru beberapa minggu, Carolina sudah menanyakan Oliv kembali setelah dua hari yang lalu telah meneleponnya. Oliv tidak terkejut, mereka sudah bermain bersama sejak taman kanak-kanak. Seperti telah kehilangan belahan jiwa nya yang lain, pikir Carolina.
"aku akan pulang beberapa hari lagi, mungkin? Oh kau tahu aku masih merindukan Harry," di seberang, Carolina memutar bola matanya, "menurut mu apa aku akan bertemu lagi dengan nya?".
"Ya bisa saja jika tuhan menghendakinya," terdengar lengkuhan kecewa dari Olivia. "Memangnya kau berencana menemui nya lagi?", Olivia memutar bibir nya.
"Ya aku akan mencobanya besok" tawa semangat terdengar di nerta Carolina yang membuatnya ikut senang.
"Kalau begitu aku titip cium- tidak, tidak, aku titip tanda tangan Niall di kaus mu".
***
Setelah Diana mengatakan sebuah ancaman, Harry keluar dari tempat persembunyian nya meski telah membuat riuh sekitar, ya para fangirl itu melihat nya. Pada akhirnya Diana dan Tarra diajak masuk, mereka duduk di kursi lipat tipis.
Diana tak bisa untuk tak terpesona pada Harry, yang setiap saat sangat menggiurkan kaum hawa. Namun setelah otaknya bekerja ia segera sadar jika ini bukan waktu yang tepat.
Tarra memanjangkan leher guna mencari keberadaan akang Louis nya, namun hidungnya pun tak muncul-muncul meskipun ia sadar ada yang lebih seksi dari sekedar Louis, maksudnya kenapa tidak nikmati saja yang ada.
Beberapa menit belakangan terjadi kesunyian, sebelum Niall datang dengan rambut blonde khas nya dan jangan lupakan senyuman manis nya.
"Woah ada para gadis, kalian ingin menonton. Kurasa ini bukan tempatnya nona" bahkan Diana bingung dimana letak kelucuannya, namun tetap saja ada tawa dari bibir nya.
***
Lima belas menit berlalu ketika itu pula para crew berteriak dan jangan lupakan Jenn, suaranya bak toa, menyuruh The Boys naik ke atas panggung. Diana terkejut bahkan Tarra yang sedang minum hot coffe sampai tersedak. Sialan, rutuk nya pada siapapun yang baru saja mengejutkan nya.
"Baiklah tunggu sekitar-" kepala Harry bergerak ke arah Niall, terlihat bertanya padanya. Niall menggeleng. Bodoh, gumam Harry. Beralih pada Liam tepat di sebelahnya. Liam mengatakan 15 menit. Diana menggeram setelah The Boys pergi menaiki panggung.
"Sabar, okeh". Pikir nya ia akan punya waktu bersama Louis setelah ini. Oh akang Louis.
"Tai".
Dan terdengar gemuruh suara para fangirl diluar membuat Tarra penasaran, lagi ia ingin melihat penampilan Louis diatas panggung sebelum ia pulang tapi Diana tak mengizinkannya dengan membawa kalimat keramat seperti 'lo tega ninggalin sahabat lu sendirian, kalo cowok ganteng tadi dateng terus perkosa gue gimana?'. Meski Tarra tahu kalimat terakhir agak berlebihan, nyatanya dapat menahan diri nya.
"Tuh, tinggal lagu Drag Me Down doang kok sabar ya," sontak Diana mengerutkan dahinya.
"sok tau lo", Tarra hanya nyegir bak kuda balap. Ia telah mengintip jurnal yang di pengang pria itu dan sedikit menguping apa yang di bicarakan nya pada The Boys. Pria itu cukup galak, pikirnya karena cara mengingatkan beberapa lirik pada Louis sangat lah kejam.
"Aku tidak tahu, mungkin Harry atau Niall," seorang wanita keluar dari balik gorden putih sambil berteriak membuat kedua gadis asal Indonesia itu menoleh, wajah nya terlihat sangat lelah tapi masih terlihat cantik, "oh hay, kita kedatangan tamu? Siapa kalian? Aku Jenn". Cukup ramah, pikir Diana. Lalu mereka mengenalkan diri pada Jenn dan juga mengatakan dari mana berasal meski Jenn tidak bertanya.
Jenn bertanya keperluan mereka datang, apalagi tanpa di layani seorangpun. Jika berpikir Diana yang menjelaskan perihal itu, salah, karena Tarra lah yang melakukannya. Bocah semangat banget dah, pikir Diana.
"Oh apakah ini ponsel mu?" Jenn mengeluarkan ponsel silver dari saku jaket nya, Diana kaget sekaligus senang. Mengangguk tanpa sadar. Tarra terkejut dengan reaksi berlebihannya. "Ambilah," Diana meraihnya. "Kukira itu punya Harry, tapi itu terlihat berbeda. Lagi sudah banyak panggilan tak terjawab dari Tarra".
"Ya terimakasih Jenn"
Update, Alhamdulillah....
Jadilah begini ceritaku makin rada2 maafkeun tapi ku masih berusaha kok.
Cayo!
Makannya kasih vote dong hehehe..
Kalo ada typo... Komen aja nanti ku benerin oks :)
See ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreams, One Direction (End)
Hayran KurguKisah dua remaja Indonesia bertemu idola serta sesama teman fangirl nya. Terjadi sangat singkat tapi berulangkali dan menjumpai cinta yang tak terduga. Itu yang terjadi pada Diana Evan. #89 - dreams 110718