/her soul is fierce, her heart is brave, her mind is strong/
💠💠💠Sejak hari dimana Sheryl datang ke rumah Leon, keduanya jadi lebih dekat dari sebelumnya. Anak sekelas pun mulai bertanya-tanya mengapa mereka semakin lengket.
Lihat bagaimana Sheryl menghabiskan bekal yang dibawa Leon dari rumah dan Leon yang kini memandangi kotak bekal yang isinya nyaris kandas itu dihabiskan oleh teman sebangkunya.
"Beneran nggak mau? Gue habisin lho, ya?" Sheryl melirik Leon setelah menyeruput kuah supnya.
"Habisin aja. Saya kenyang lihat kamu makan,"
Suapan terakhir Sheryl bertepatan dengan masuknya seorang gadis ke kelas mereka.
"Permisi, mohon perhatiannya sebentar," Itu Karina Jovanka. "Maaf ganggu waktu istirahat kalian, gue sebagai Waketos mau ngasih pengumuman kalau minggu depan sekolah kita ngadain classmeet,"
Seketika satu kelas bersorak senang, sementara Karin mulai menulis beberapa hal yang penting di papan tulis.
"Tenang dulu. Gue lanjutin, ya. Jadi classmeet ini akan diadakan tiga hari berturut-turut. Hari pertama bakal ada lomba basket buat putra, hari kedua basket putri, hari ketiga ada lomba karaoke dan kebersihan kelas. Peraturannya udah gue tulis di papan, ada yang kurang jelas?" lanjut kekasih Kevin Kalandra itu.
"Nggak..."
"Oke, segera didiskusikan siapa aja yang jadi peserta classmeet. Besok ketua kelas kirim nama-namanya ke OSIS, ya. Makasih perhatiannya,"
"Dah, Karin!"
"Hati-hati baliknya!"
"Dapat salam dari gue nih, Rin!"
Karin hanya tersenyum menanggapi celetukan-celetukan centil dari murid laki-laki di kelas Sheryl, kemudian berlalu keluar kelas.
"Kayaknya lo bener deh. Itu cewek nggak ada cacatnya sama se—" Sheryl menghentikan ucapannya begitu menoleh pada Leon. Cowok itu ternyata masih setia mengamati pintu dimana bayangan Karin menghilang di baliknya sembari tersenyum lebar. Sheryl segera menepuk kening cowok itu supaya cepat sadar. "Udahan, woy! Masih aja dilihatin, udah pergi juga,"
"Iya, iya," Leon meraih kotak bekal kosong di atas meja Sheryl lalu memasukkannya ke dalam tas.
"Eh, biar gue aja yang cuci!" Sheryl berniat mengambil lagi kotak bekal itu dari tas Leon, namun Leon mencegah.
"Nggak usah. Besok saya bawain bekal lagi kalau kamu mau,"
"Beneran? Ah, nggak! Pasti ngerepotin,"
"Nggak usah sungkan. Masakan saya enak, kan?"
"Enak banget! Gue yang cewek aja nggak bisa masak!" Sheryl berdecak kagum.
"Kamu mah bukan cewek," ledek Leon tak disangka. Segera saja Sheryl memukul bahu Leon dengan buku tulisnya.
"Jadi, ini yang ikutan lomba siapa aja?" Sakha—si ketua kelas—tiba-tiba saja sudah berdiri di depan sana.
"Gue basket! Sama Bayu, Dion!" seru Andrew sambil menunjuk kedua anak buahnya.
"Bola basket main basket, suka lucu emang si Gembul," Sheryl bergumam mengejek, sementara Leon di sebelahnya terkekeh pelan.
"Yang jadi cadangan siapa? Kurang 2 nih," Sakha tampak serius memandangi teman sekelasnya satu per satu. "Reno? Lo bisa basket juga kan?"
"Nggak kayaknya, Sak. Gue habis cidera pergelangan kaki waktu turnamen futsal kemarin," tolak Reno. "Gimana kalau Leon aja?"
Sontak saja yang disebut namanya menoleh. "Eh, saya nggak bisa basket," Leon menjawab ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandora✔
Fiksi RemajaSelalu ada hati yang merindukanmu untuk pulang. Menyiapkan segalanya agar kamu nyaman untuk tinggal. ©2019 • oldelovel