Sial.
Sial.
Shit!!
"Yoongi? Kau kenapa?" tanya Seokjin kepada Yoongi yang sedari tadi sibuk merogoh saku celananya. Wajah Yoongi terlihat pucat, dan ia memasang raut wajah yang panik.
"Hyung, sepertinya ponselku tertinggal di restoran tadi," ucap Yoongi. Seokjin terkejut, begitupun Namjoon yang berada di belakang mereka berdua.
"Hyung! Bagaimana kau bisa meninggalkan ponselmu," ucap Namjoon.
Yoongi masih saja sibuk merogoh sakunya. Ia mengambil tas nya, lalu membongkar isi tas tersebut. Nihil, ponselnya tak berada disana. Yoongi semakin panik ketika mendengar teriakan manager mereka, bahwa fansign akan dimulai 10 menit lagi.
"Aish, bagaimana ini," ucap Yoongi sambil memukul dinding untuk meluapkan kekesalannya.
"Hyung, bagaimana kalau aku menelpon ponselmu, kalau beruntung, yang mengangkatnya adalah pelayan disana, nah, setelah fansign, kita menjemput ponselmu di restoran tadi?" saran Namjoon. Yoongi hanya bisa mendesah pasrah lalu menyetujuinya, begitupun dengan Seokjin.
Namjoon mengambil ponselnya, lalu mencari kontak Yoongi, lalu menelpon nomor itu. Nada sambung telah terdengar. Namjoon, Yoongi, dan Seokjin menunggu dengan jantung yang berdebar. Perasaan panik, khawatir, gugup dan takut bercampur menjadi satu.
"H-halo?"
Mereka tertegun ketika mendengar suara yang mengangkat adalah perempuan. Namjoon berdeham, lalu mulai berbicara.
"Halo? Apakah kau orang yang menemukan ponsel ini di restoran Axx? Maaf, ponsel itu milik temanku, bisakah kau mengembalikannya?" ucap Namjoon. Yoongi dan Seokjin masih saja tertegun mendengar ucapan Namjoon.
"A-ah, baik, kebetulan, saya adalah pelayan disini, anda bisa mengambilnya kapanpun, saya berganti shift jam 9 malam ini."
"Baiklah, terima kasih," ucap Namjoon, lalu mematikan sambungan. Mereka bertiga menghela napas lega.
"Baiklah hyung, sekarang kau tak perlu khawatir dengan ponselmu, nikmati saja fansign ini dan hibur para ARMY, oke?" ucap Namjoon, menenangkan Yoongi. Yoongi mengangguk lalu menepuk-nepuk bahu Namjoon, tanda bahwa ia berterima kasih.
Disaat yang bersamaan, manager merekan, memanggil mereka semua untuk memulai fansign.
***
Dengan segera, Yoongi memasuki restoran itu. Ia meninggalkan member lainnya yang berada di mobil. Yoongi berjalan menuju kasir, lalu bertanya dimana ponselnya. Sang kasir yang tak tahu apa-apa bingung dengan apa yang Yoongi ucapkan.
"Ah tuan, apakah ini ponselmu? Apakah kau adalah teman dari yang menelpon tadi?"
Yoongi dikagetkan oleh seorang pelayan yang merupakan gadis berambut gelombang sepanjang bahu. Gadis itu menyodorkan sebuah ponsel. Ya, ponsel milik Yoongi. Yoongi sangat mengenali ponsel kesayangannya itu. Ia segera mengambil ponsel tersebut dari genggaman gadis itu, lalu mengecek isi ponselnya.
Tidak ada yang berkurang atau bertambah, aman, haah, syukurlah.
Yoongi duduk disalah satu bangku yang kosong. Lalu ia memesan segelas air putih. Ia sangat lelah. Setelah kejadian pinselnya yang tertinggal, ada seorang fans yang kasar. Fans itu menyubit pipi Yoongi tanpa permisi. Dua hal itu cukup membuat mood Yoongi buruk. Namun salah satu hal yang membuat moodnya buruk telah terselesaikan. Beban di bahunya berkuran sedikit demi sedikit.
"Ini air putihnya, ah permisi, sepertinya saya pernah melihat anda," ucap gadis pelayan tadi, yang menemukan posel Yoongi.
Tak terlalu mendengar apa yang gadis itu katakan, Yoongi membuka masker mulut hitamnya, lalu meneguk air putih itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTANCE
Fanfiction"Kau akan terus disini kan?" "Tentu saja." dan itu adalah kebohongan terbesar yang pernah kubuat. Update setiap hari: sabtu/minggu #404 for #junghoseok ⚠️ bahasa semi-baku