Elegi Hujan

16 0 0
                                    

Materi hari ini cukup membuat Agnia lelah. Berawal dari sikap Gailan yang semakin kurang ajar, celotehan teman-temannya yang beragam membuat mata Agnia berkunang-kunang.

Oleh karena itu pula, setelah pelajaran berakhir, Agnia memilih duduk sebentar di taman dan menatap langit sore yang mendung. Bahkan cuaca sudah seperti malam hari hingga lampu-lampu harus dinyalakan.

Tak perlu menunggu waktu lama, bulir demi bulir, air hujan mulai turun. Membuat wajah malas yang sedari tadi menghiasi wajah cantik Agnia, kini mulai berganti dengan senyuman. Entah mengapa, hujan selalu membawa pengaruh positif baginya.

Ketika hujan mulai separuh membasahi jalan, Agnia meletakkan tas punggungnya di meja taman dengan asal kemudian berlari ke halaman.
Membiarkan seluruh tubuhnya basah terkena air hujan.

Persetan dengan sakit. Yang Agnia tahu, ia mencintai hujan.

==

Sembari berjalan, tangan Gailan merogoh kantung tasnya mengambil payung. Namun kegiatannya yang mencari-cari terhenti ketika melihat sosok yang ia kenal sedang menari di lapangan.

Sudut bibir Gailan tertarik ke atas dan menciptakan senyuman tipis ketika melihat Agnia yang sedang menari di bawah hujan tanpa peduli sekelilingnya.

Gadis itu bergerak ke sana kemari sambil memejamkan matanya dan mendongak seakan mencoba meresapi setiap tetes air hujan yang membasahi wajahnya.

Gailan berjalan pelan ke arah Agnia dengan payungnya kemudian berdiri di hadapan gadis itu. Tepat ketika gadis itu mulai berhenti menari.

Agnia mengernyit dalam pejamannya.
Wajahnya sudah tak basah oleh air hujan sedang ia sangat yakin jika sekarang masihlah hujan.

Ia membuka matanya pelan dan terkejut ketika melihat sebuah payung berwarna biru melindungi tubuhnya.
Sontak ia berbalik dan terkejut ketika menemukan sosok pemilik payung itu.

"Lo?" pekiknya tertahan.

Ia mundur. Berusaha menjauh dari jangkauan Gailan. Namun sia-sia karena lelaki itu tetap berjalan ke arahnya.

"Lo ngapain sih?!" bentaknya tak suka.

"Nemenin lo," jawab Gailan dengan wajah tanpa dosa.

Agnia mengernyit tak suka ke arah Gailan.

Pasalnya, sejak kemarin pemuda itu gencar mencari masalah dengannya. Jadi tak menutup kemungkinan jika sikapnya sekarang memiliki tujuan aneh lagi. Membuat Agnia antisipasi dan berusaha menjaga jaraknya.

"Gue gak perlu temen, apalagi yang kayak elo!"

Gailan tersenyum sinis.

"Pake nih payung," ucapnya sembari mengulurkan gagang payung ke arah Agnia.

Agni mendesis, "gak usah sok baik sama gue bisa?" tanya Agnia sambil menatap Gailan dengan tatapan tajam yang sayangnya sama sekali tak berpengaruh pada Gailan.

Gailan mengangkat bahu cuek.

"Susah yah. Bersikap jahat dicemooh. Giliran baik, malah dicurigain."

"Gak usah nyampah depan gue. Mending lo pergi deh. Bikin badmood tau!" kesal Agnia.

Ia bisa saja meninggalkan Gailan dengan suka rela namun ia tak bisa meninggalkan hujan.
Akhir-akhir ini, cuaca sangat panas. Menemukan hujan dalam cuaca seperti ini sangatlah sulit. Jadi kejadian langka seperti saat ini, sayang untuk dilewatkan hanya karena lelaki tidak jelas seperti Gailan.

"Kenapa gak lo aja yang pergi?" tanya Gailan.

Agnia menatap Gailan tak suka. Selain menyebalkan, Gailan ternyata juga senang mengurusi urusan orang lain. Sikapnya hari ini sama seperti saat pertama kali Agnia bergabung di sekolah ini.

Agnia memilih diam dan berjalan ke tempat yang lain. Sedang Gailan hanya menatapnya kesal kemudian mulai membuntutinya.

"Gue mau ke asrama. Lo pake payung ini biar lo gak sakit," ucapnya kemudian segera berlari setelah dia merasa Agnia akan aman dengan payung yang ia berikan.

Agnia menatap payung yang ia genggam di tangannya. Payung yang tanpa sadar melindunginya sejak tadi.

Tanpa mereka sadari. Dua buah pasang mata mengamati mereka sejak tadi. Diam-diam dilanda penasaran dengan apa yang kedua remaja tadi lakukan.

===

Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kisah ANTARTIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang