"Jun. Gue nebeng lo bisa 'kan?" Wonwoo menghampiri sahabatnya dari awal masuk SMA tersebut hingga kini kelas 3 SMA. Jun mendongak dan tersenyum sambil mengangguk singkat. Wonwoo tersenyum senang.
"Tapi, gue harus rapat dulu nanti, sama anak-anak MPK." Wonwoo mengerucutkan bibirnya dengan gaya yang bertolak belakang dengan wajah sangar nan manisnya itu. Jun tertawa dan menatap Wonwoo teduh.
"Gue tungguin, sampe jam 5 'kan?"
"Iya. Lo tau sendiri mereka banyakan bacotnya. Kalau gue ga ikut tar diomongin mulu. Capek gue." Jun menggeleng-geleng tak habis pikir. Wonwoo menyengir dan menepuk pundak Jun pelan.
"Gue balik kelas dulu. Nanti lo line gue aja dimana nunggunya. Selamat belajar cuy!"
"Dasar aneh." Jun tersenyum pasca peninggalan Wonwoo yang berjalan dan sesekali membalas sapaan adik tingkatnya yang cari perhatian ke arah pemuda dingin tersebut. Hanya Jun yang benar-benar ia perlakukan sangat hangat. Jun kembali sibuk dengan sketsa gambarnya yang masih kasar. Membentuk pola agar terlihat lebih realistis dengan aslinya. Seseorang memunggungi frame dengan kedua tangan diletakkan di sakunya.
Pikirannya melayang jauh menikmati semua kisah balik masa-masanya yang indah ditemani seorang Jeon Wonwoo.
Sayang.
Jeon Wonwoo hanya menganggapnya seorang tema yang baik.
Spekulasi dari Junhui Wen, selama ini.
***
Jam menunjukkan pukul lima sore, Wonwoo keluar dari ruang rapat dengan wajah yang menunjukkan moodnya benar-benar sedag anjlok sangat. Dia kembali ke kelasnya guna mengambil tas yang ia tinggalkan tadi. Langkahnya terhenti sejenak ketika melihat seseorang dengan kepala menelungkup di meja sebelah bangku Wonwoo dan dengkuran halus dari sang pemilik tubuh tersebut. Wonwoo mendekati orang itu dan duduk di sebelahnya.
Wonwoo menatapnya dengan raut wajah kasihan. Sekolah selesai dai pukul setengah tiga tadi. Dan ternyata, Jun telah menunggunya selama itu. Tanngan Wonwoo bergerak mengusak surai gelap Jun lembut. Jun menggeliat merasakan pergerakan yang ada di atas kepalanya, namun tak membuka mata kecilnya malah semakin meringkuk menggemaskan.
"Jun, bangun oi. Ini udah jam 5, balik ga lo???" Wonwoo menggoyangkan tubuh Jun dengan hati-hati. Jun membuka matanya dan meloading pikirannya sebelum ia beranjak dari posisinya. Tangannya ia regangkan karena mulai terasa pegal dan kesemutan.
"Udah kelar, Nu??" Jun menekan-nekan buku jarinya hingga bunyi 'tak' terdengar nyaring dengan Wonwoo yang meringis ngeri.
"Ih jangan digituin, takut patah tau ga!!" Wonwo menghalang tangan Jun yang akan melakukan hal itu lagi di jari tangan kirinya.
"Bikin ngilangin pegel ginituuuh." Jun terkekeh dan menyetop pergerakannya karena Wonwoo yang benar-benar menunjukkan wajah tak ingin dibantahnya. Wonwoo mengelus buku jari Jun membuat hati entah siapa berdebar tak karuan.
"Mau balik kapan? Udah mendung jir." Wonwoo melihat ke arah luar dan benar saja, awan hitam mulai menyelimuti langit sore itu. Jun menengok dan menarik lengan Wonwoo untuk berdiri.
"Sekarang yuk. Gue cuma ada almamater doang. Buruan yuk makanya." Jun dan Wonwoo keluar dan menuju parkiran. Gerimis hujan mulai berjatuhan ketika sepeda motor hitam Jun melaju keluar gerbang sekolah.
"Lo pake almamater deh Nu, nambah deres." Jun memberhentikan laju motornya di pinggir dan menyuruh Wonwoo untuk turun sebentar. Wonwoo menggelengkan kepalanya menolak.
"Gausah ih, tar lo pake apa??? Lo aja yang make."
"Ngga, lo aja. Gue kan kebal."
"Jadi, maksud lo gue ga kuat gitu??? IH." Jun terkekeh dan tak menghiraukan wonnwoo. Ia memakaikan almamaternya di tubuh kurus Wonwoo. Dia benar-benar tak ingin membuat Wonwoo jatuh sakit. Ia akan tampak lebih menyedihkan dan makin kurus. Jun cuman ga tega melihatnya.
Wonwoo terdiam dengan perlakuaan tiba-tiba Jun yang entah kenapa membuat pipinya merona tak karuan, yang untungnya tak terlihat karena hari mulai gelap. Jun terlihat sangat... care, dan... tampan. Apalagi dengan senyumnya itu. Ya Tuhan, tolong jangan bilang Wonwoo mulai baper.
"Nah, udah. Yuk." Jun kembali menaiki motornya menunggu Wonwoo juga menempatkan dirinya di belakang Jun.
"Kok gue baper ya lo giniin, Jun?" Dengan polosnya Wonwoo berkata ke dekat telinga Jun. Jun terbelalak kaget dengan jantung yang berdebar sangat kencang. Senyumnya terbit semakin lebar mengalahkan suhu dingin dan bibirnya yang agak pucat terkena hawa hujan.
"Jangan, baper itu berat. Biar aku saja."
"GAUSAH PAKE KATA-KATA DILAN ANJEEER. Dasar kid jaman now!!!"
Well, Junhui himself yang ngilangin romantic vibes yang jarang banget mereka rasakan.
Good job, Wen.
KAMU SEDANG MEMBACA
cuplik-cuplik √ Seoksoo Wonhui
Hayran Kurguㅡ wonhui ㅡ seoksoo ✩ bxb drabble oneshoot some of it privated. you should follow me first🙏