Terlalu tua untuk merayakan valentine? Naruto rasa, tidak. Dan Hinata lebih manis dari coklat dan permen manapun.
Naruto © Masashi Kishimoto
Story © Haizahr hana
Warning!
Abal, Membosankan, Typo(s), Mainstream, Alur tidak jelas dan penyakit aneh lainnya
Romance
Family(?)
Rated T
Don't Like, Don't Read
And Klik "Back"
.
.
Malam hari di tanggal 13 Februari 2018. Malam yang dingin, sangat cocok untuk menghangatkan tubuh di rumah dengan segelas coklat panas dan selimut yang membungkus tubuh. Oh, jangan lupakan pelukan dari oang yang tersayang. Ah, itu hanya impian. Pada kenyataannya Naruto sekarang masih duduk di kursi kebanggaannya dengan malas dan sesekali memandang bosan pada Shikamaru yang ada di hadapannya.
"Kenapa kau melihatku begitu?" tanya Shikamaru tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas yang dia pegang.
"Apa?" balas Naruto tak mengeti.
"Tatapanmu seakan mengatakan 'lenyaplah dari hadapanku', berhentilah menatapku dan periksa kembali berkas ini sekarang!"
Naruto memanyunkan bibirnya.
"Ya, aku memang bosan melihat wajahmu." Shikamaru mendelik. "Lagi pula aku sedang malas, juga lelah. Tak bisakah kita lanjutkan ini besok? Sudah seminggu aku lembur dan rasanya aku mulai keriput karena terlalu banyak mengerjakan semua ini tanpa istirahat."
"Kau kriput karena kau memang sudah tua."
"Hey, aku tak setua itu!"
Shikamaru mendengus.
"Aku rindu rumah. Terutama..." wajah Naruto memerah. "Aku rindu Hinata-chan!" lanjut Naruto sengan suara nyaring.
"Ish, sudahlah! Sepertinya kau bisa pulang malam ini." Shikamaru yang risih mulai merapikan berkas. "Kupikir kau pantas mendapatkannya. Lagipula berkas ini bukan berkas yang sangat mendesak. Silakan pulang, Hokage-Sama."
Mata Naruto melebar.
"Benarkah?"
Shikamaru hanya mengangguk.
"Yeah! Terima kasih, Shika! Kau mau kupeluk?"
"Najis!" Shikamaru bergidik, berjalan mundur selangkah. "Sudah cepat bereskan, atau aku harus berubah pikiran?"
"Jangan! Baiklah, aku bereskan."
.
.
Kediaman Uzumaki sudah gelap. Maklum saja, jam telah menunjukkan pukul dua belas malam. Naruto yang selalu membawa kunci cadangan membuka pintu perlahan. Mengucapkan salam dengan lirih dan melepas sepatu. Dia sangat lelah, sepertinya dia akan langsung tidur tanpa mandi terlebih dahulu.
Naik ke lantai dua, Naruto memeriksa sebentar kamar Boruto dan Himawari. Ah, dia sangat rindu dengan kedua anaknya, tiba-tiba mereka telah tumbuh besar menjadi anak-anak yang sehat dan cerdas. Mereka yang tumbuh terlalu cepat atau Naruto yang tak memiliki banyak waktu memperhatikan pertumbuhan mereka? Naruto tahu jawabannya. Tersenyum sedih, namun dia tahu bahwa kedua anaknya baik-baik saja. Karena mereka tumbuh dengan didikan ibu yang cerdas, tegas, dan penyayang. Sekalipun istrinya adalah wanita yang sangat lembut, tapi tentu Boruto dan Himawari tidak ingin mencoba-coba membuat sang ibu kesal. Boruto sering merasakannya.
YOU ARE READING
Valentine!
FanfictionTerlalu tua untuk merayakan valentine? Naruto rasa, tidak. Dan Hinata lebih manis dari coklat dan permen manapun./ NaruHina/ Happy Reading and Happy Valentine~