Ke lima pria itu melakukan pemeriksaan tes urin, Rega hanya menatap dingin ke arah Ramon, sulit dipercaya jika benar terbukti sahabat baiknya itu seorang pengguna narkoba.
"Lo percaya sama gue kan?"bisik Ramon pada Rega.
Rega hanya diam, entah ia harus percaya atau tidak. Semua jawabannya akan terkuak setelah hasil lab keluar.
"Jadi lo ga percaya sama gue?"bisik Ramon lagi.
"Liat nanti." jawab Rega singkat.
※※※
"Najis gue punya sahabat kayak lo." Kemarahan Rega meluap saat ia tau Ramon ternyata pengguna narkoba.
Ramon hanya tersenyum sinis, ia sudah tau jika ini pasti terjadi. Keluarganya berantakan dan persahabatanpun lebih berantakan.
"Gue sangat percaya sama lo, gue tau lo bukan orang yang gampang putus asa kayak gini mon, gue ga nyangka sumpah."
"Munafik lo, Reg."
Rega hanya menatap bingung ke arah Ramon. Munafik?apa maksudnya?
"Lo sok ga mau nyentuh barang haram, sok ga mau ngerokok tapi dengan wajah tanpa dosa lo nyium Ceryn didepan gue, itu apa namanya?sama aja haram,"
"Ga usah sok alim, sok ngajarin gue tentang hidup yang bener. Lo lupa, kalo hidup lo ga ada benernya, ngebangkang apa yang bokap lo suruh,"
"Yang seharusnya bilang najis itu gue. Najis gue punya sahabat yang sok bijak, sok baik, tapi aslinya busuk."
Ramon terus mencecer Rega dengan makiannya, tidak peduli bagaimana reaksi Rega saat ini. Tapi apa yang dibilang oleh Ramon tidak semuanya salah, dan mungkin hampir seluruhnya benar.
"Den, bangun. Udah siang, aden ga takut kesiangan." Ujar Bi Eno dengan lembut.
Rega terduduk lemas sambil mengumpulkan nyawa. Ia melihat bi Eno yang masih duduk disampingnya, Rega tersenyum manis pada wanita paruh baya itu.
Sejak kecil Rega memang sudah diurus oleh Bi Eno, apalagi semenjak kematian mamahnya. Bi Eno sudah seperti ibu kandungnya sendiri.
"Ya ampun, syukurlah cuma mimpi."
"Emang aden mimpi apa?"
Rega hanya tersenyum." Mimpi nikah sama mimi peri." Jawab nya asal.
※※※
Hallo, ceritanya pendek yah?sengaja soalnya lagi males ngetik tapi dapet inspirasi gitu.
Jangan lupa vote dan momen nya😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Hijrah Seorang BadBoy
Espiritual"Kamu jangan menghilang hanya karena aku menjauh."~Rega "Maaf, tentangmu memang masih tersimpan rapih. Tapi jika kamu sudah tak disini, lalu untuk apa aku bertahan?caramu pergi sangat memilukan, karena kamu tak meninggalkan jejak pamit sedikitpun, a...