"Baru aja bahagia. Udah ditinggal lagi."- Marcellino Atmadja.-
Sebelum tidur, Lili mendapat pesan singkat dari Vano alias Darent.
Vano: besok, berangkat sekolah bareng aku ya?
Lili: tapi aku kan sama Marcel.
Vano: tidak ada bantahan Lia. Slow, kita berangkat pagi kok
Lili: yaudah.
Setelah membalas pesan dari Darent, Lili pun segera menyimpan hp nya di atas meja. Lili rebahan dikasurnya dan mulai memikirkan Marcel.
"Bego, aku emang bego. Harusnya aku bisa pilih salah satu dari mereka. Ah! Kenapa hati aku gak rela ngelepas mereka berdua sih. Hati ini emang susah ya buat di ajak kompromi. Benci aku sama kamu." Gerutu Lili. Lili mengambil Boneka keroppi pemberian dari Marcel. Dan Lili mulai berbicara bersama boneka itu.
"Cel, maafin aku. Aku gak ada niatan buat bohongin kamu. Gak niat juga buat selingkuhin kamu. Tapi, aku gak bisa pilih salah satu dari kalian. Aku bingung, aku sayang sama kamu. Sayang juga sama Vano. Terus aku harus gimana cel?" Lili bicara dengan boneka itu seumpamanya boneka itu Marcel.
"Sebenarnya aku juga takut Cel, takut ketahuan. Tapi, cepat atau lambat kamu pasti tahu Cel tentang aku dan Vano."
-
Pagi ini Lili dan Vano datang lebih awal dari murid yang lain. Lili dan Vano jalan beriringan. Tak ada pembicaraan di pagi ini, suasana hening. Hanya ada burung-burung yang berkicauan.Sedangkan, Rafa dan Putra melihat mereka berdua yang berangkat bareng, dan sekarang melihat Lili dan Darent sedang jalang berdampingan.
"Put, gue gak salah liat kan ini?" tanya Rafa. Dan Putra pun menampar pipi Rafa.
"Sakit anjing!?" kesal Rafa.
"Lo sadarkan? Berarti lo gak salah liat. Bego tuh jangan di pelihara Raf, ayam tuh lo pelihara. Bertelor kan telornya enak buat dimakan." ucap Putra.
"Gini bener ya punya temen. Gak ada otaknya." balas Rafa.
"Lo yang gak punya otak."
"Udah-udah, ngapain jadi debat sih."
"Lo yang ngajak."
"Udah abaikan, kasih tau Marcel jangan yah?" ucap Rafa.
"Jangan ogeb. Positive thingking aja Raf, mungkin si Lili sama Si Darent kebetulan searah jadi mereka cuma berangkat bareng biasa. Masalah sepele." ucap Putra.
"Kasian si Marcel kan, di selingkuhin. Kalo tau si Lili berangkat bareng si Darent pasti si Marcel bakal ngamuk." ucap Rafa sambil terkekeh geli.
"Udah deh. Buang otak kotor lo itu! Kita ke kelas aja."
"Bentar bentar." Rafa pun mengeluarkan ponsel nya lalu mengambil gambar Lili dan Darent yang jalan berdampingan itu.
"Lo Ngapain?" Putra bingung.
"Lagi foto lah. Kebanyakan makan micin sih Lo, kan jadi bego."
"Gue tau, maksudnya tuh foto buat apaan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tempramental Boyfriend [COMPLETE]
Novela Juvenil[Private di beberapa chapter. Jadi follow akun gua dulu sebelum menyimpan cerita ini di library?] Mepunyai pacar yang sangat over protektif, Posesif dan temprametal. memang sangat menyebalkan. But, dia itu orang nya penyayang, sesosok yang romantis...