Selanjutnya hari-hari Nesya danHarish penuh dengan kegembiraan yang dirasa sama seperti mereka yang sedang kasmaran. Tak jarang Nesya dan Harish menghabiskan waktu bersama, dan kini lebih sering, bahkan mereka bertindak seperti sepasang kekasih yang memenuhi relationship goal yang sering diucap untuk suatu hubungan yang ideal di jaman sekarang, tapi diantara mereka tidak pernah ada kata saling memiliki, entah sedang berada dalam hubungan apa keduanya, mungkin friendzone atau selebihnya yang nyaman dengan tanpa status.
Hari ini hari minggu, seperti biasa kegiatan Nesya hanya bermalas-malasan di kamar sambil mendengarkan musik lewat radio yang kini sedang diputarnya lewat smartphonenya, baginya ini adalah surga dunia di antara tugas sekolah yang bejibun menyerangnya tanpa ampun, iya bermalas-malasan adalah salah satu surga bagi Nesya. Disaat asyik Nesya bernyanyi lagu Yellow dari Coldplay, ia seperti mendengar pintu kamarnya di ketuk, segera ia lepas earphonenya dan benar memang ada suara pintu yang diketuk. Nesya pun bangkit berniat untuk membuka karena pintu kamarnya di kunci agar tidak ada yang menganggu kegiatannya bermalas-malasan, tapi ternyata masih saja kegiatan itu di ganggu oleh si tukang ketuk di balik pintu.
Nesya membuka dengan tampang cemberut, ia membuka pintu kamarnya dengan kasar dan terkejut melihat sosok yang sudah nyengir kuda di depan pintu kamarnya.
"Nga...nga ngapain lo?" tanya Nesya gagap.
"Nganterin hamster gue nyusu," jawab sosok itu asal.
"Lo emang punya hamster?" Nesya sedikit terkejut.
"Iya elo hamster gue,"godanya.
"Sialan lo rish." Nesya memukul pelan bahu Harish dan membuka semua pintu kamarnya dan menyilahkan Harish masuk.
"Ngapain pagi-pagi ke rumah? Ganggu ritual gue."
"Jalan yuk. Kencan gitu, eh enggak deh jalan aja."Harish bingung sendiri dan Nesya hanya terbelalak dan sisanya menahan senyum yang mengakibatkan rona merah di pipinya.
"Lo yang bener dong Rish, ih. Gue mandi deh." Cepat-cepat Nesya mengambil handuk dan nyelonong ke kamar mandi.
"Jangan lama-lama ya sayang," teriak Harish yang diikuti dengan tawa renyahnya, sedangkan Nesya yang mendengar itu tersenyum malu, dan berkata berlawanan dengan ekspresinya, "Najis."selanjutnya Nesya menghilang dibalik pintu kamar mandi dan Harish yang tersenyum manis di ranjang Nesya.
"Ma Nesya sama Harish pergi dulu ya, jalan-jalan." pamit Nesya kepada mamanya yang sedang asyik memotong rumput di depan rumah, sedangkan adik laki-laki yang beda dua tahun dengan Nesya itu nyeletuk seenak jidatnya dan berhasil membuat Nesya dan Harish keki, "Paling juga mau kencan."
"Nelson gue tabok lo," ancam Nesya, galaknya sama seperti anjing samping rumah Harish, dan Nelson hanya melengos tidak peduli pada kakanya. Dan alhasil Nesya mengadu manja pada mamanya karena kelakuan adiknya itu, dan mamanya hanya menggeleng tidak mengerti lagi dengan tingkah kedua anaknya.
"Pamit ya tante, assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Selanjutnya hanya ada Nesya dan Harish diatas motor, menikmati pagi di kota tercinta yang kali ini terlihat lenggang, ya karena hari minggu banyak yang hanya menghabiskan waktu di rumah bermalas-malasan atau melakukan kegiatan car free day bersama keluarga dan sahabat. Sesekali Harish mencuri pandang ke arah Nesya, ketika Nesya melihatnya dari arah spion juga, Harish menampilkam wajah konyol dan membuat Nesya tertawa, selanjutnya seperti biasa Nesya akan menyubit lengan Harish dan selalu berakhir sama dengan Harish yang menyengir kesakitan.
"Well...kita udah sampai," seru Harish.
"Oh jadi lo mau bawa gue ke dufan Rish. Gitu aja lo di tanyain jalan kemana diem aja kayak orang bego."Nesya selalu dengam ucapan pedasnya.
"Pedes amat neng."
"Padahal cabenya gak nongol loh pak."
"Anjay, cabe mane yang lu maksud? Udah ah masuk."
Nesya siap berjalan begitu saja tanpa menunggu Harish, dan terlihat kesal di wajah Harish karena kelakuan Nesya, tapi akhirnya Harish berlari kecil hingga mampu berada di samping Nesya dan dengan secara tiba-tiba Harish menggenggam tangan kosong Nesya yang hangat. Harish tidak peduli pada Nesya yang terkejut dan seakan pipinya panas karena sudah mirip seperti kepiting rebus.
"Sayang."goda Harish pada Nesya yang dibalas tampolan di pipi Harish tapi tidak keras, dan mereka menikmati waktu mereka berdua tanpa peduli lagi orang-orang yang melihat mereka, karena di mata Nesya hanya ada Harish, dan di mata Harish hanya ada Nesya. Dan ini adalah salah satu surga bagi Nesya selain bermalas-malasan, yaitu menghabiskan waktu bersama Harishnya, wait? Nya? Setidaknya saat ini Nesya berpikir bahwa Harish adalah miliknya secara utuh meski ia tak pernah tahu apakah Harish menganggap begitu sebaliknya, yang Nesya pikir adalah dia bahagia bersama Harish saat ini dan itu sudah cukup.
Tangan Harish masih menggenggam erat jemari Nesya, kemanapaun mereka melangkah kedua tangan itu masih tetap terpaut satu sama lain, membuat rasa hangat di dada masing-masing menyelinap tak tahu aturan. Membuat nafas memburu cepat, tapi senyum terus saja terukir pada keduanya, senyum bahagia yang benar-benar jujur.
"Aku sayang kamu." bisik Harish lirih dan menatap manik milik Nesya yang seakan beku.
"Sa...sayang apa sayang?"Nesya melontarkan candaan yang harusnya tidak ia lontarkan sekarang, karena Harish yang mendengar hanya melengos dan melanjutkan menyesap minumannya dengan malas.
"Manyun deh. Heheheh."Nesya mencoba mencairkan suasa, tapi Harish tidak peduli.
"Rish." panggil Nesya dengan suara sedikit parau, dan sukses membuat Harish menoleh cepat.
"Lo serius sayang sama gue?" tanya Nesya hati-hati."Ya ampun Nes, mana bisa gue main-main sama hal ginian. Gue sayang lo Nesya, entah kapan perasaan itu hadir, yang penting gue sayang lo dan gue mau sama lo. No one else." Manik itu tidak menyiratkan keraguan sama sekali saat Harish berucap pada Nesya yang dibuat pucat pasi disana. Dan Harish pun tahu bahwa Nesya tidak suka dengan keadaan yang mejadikannya kaku dan bisu, hingga Harish terkekeh geli melihat Nesya yang begitu, ada gelitik manis di perutnya yang membuat tangan dinginnya menyentuh pipi yang kini memerah itu dan beralih membuat berantakan tatanan rambut Nesya.
"Lucu deh, yuk balik," ajak Harish dengan senyum manis miliknya, dan Nesya masih kikuk tapi tetap mengekor di belakang Harish.
Salam sayang
Amila
Selasa, 13 Februari 2018
17.04
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Broken Heart (Completed)
Teen FictionJika pengakuan adalah permainan, untuk apa Tuhan menciptakan harapan untuk dipercayai? --- Nesya dibuat menyadari cintanya kepada sahabatnya sendiri, tapi ketika Nesya benar-benar jatuh cinta, dia malah kehilangan sahabat sekaligus orang yang dicint...