20. Kepingan Kenangan

28 2 0
                                    

Aku Nathan, kembali menginjakkan kakiku di kota ini. Kota penuh kenangan yang membukakan arti keberadaan diriku selama ini, dalam diri seseorang.

Maka hari ini setelah sekian lama. Aku tak pernah menyangka jika akan kembali kemari. Setidaknya sesaat mengenang nostalgia awal aku bertemu dengan Marina. Seorang yang memang digariskan sejak awal menjadi pelengkap hidupku. Kami pertama kalinya sama-sama dipertemukan di taman ini.

Setidaknya 30 tahun yang lalu aku berkenalan dengannya. Pada satu sore setelah aku berolah raga sore hari dengan dirinya yang sama-sama sedang ingin bersantai minum kopi. Membawa satu kesempatan untuk kami saling mengenal satu sama lain.

Ya, sungguh aku mengingat itu dengan jelas. Waktu kami sama-sama mau membeli kopi susu yang sama, dan ternyata barangnya tinggal satu. Aku akhirnya merelakan kopi susu itu untuknya, bahkan iseng saja mentraktirnya kala itu.

Tapi sebenarnya aku justru tak menyangka kalau hal itu akan mengantarku untuk berkenalan dengannya lebih jauh. Bahkan mempersatukan kami dari dua pribadi yang sangat jauh berbeda. Seauatu yang tak pernah aku sangka-sangka, melihat kondisi fisikku yang tak seperti orang pada umumnya . Aku tak pernah mengira justru membuat seorang Marina melihat hal yang 'berbeda' pada diriku.

Sesuatu yang justru meyakinkannya menerimaku sebagai imam dalam hidupnya. Menjadi seorang yang dia jadikan panutan dalam hidup. Membuatku semakin tak menyangka, mengenai arti diriku sebenarnya. Sekaligus hal itu menjadikanku lebih dan lebih lagi bersemangat menjadi yang terbaik dari diriku sendiri.

Melihat diriku yang dulu hanyalah seorang yang hampir putus asa. Karena kehilangan dua kaki dan satu tangan. Sekaligus seorang yang hampir kehilangan arti keberadaan diriku dari dunia ini. Justru mendapat sesuatu yang lebih ketika aku sungguh-sungguh berusaha menerima keadaanku. Berharap menemukan kemungkinan adanya harapan hidup, kalau aku bisa tidak menjadi beban hidup bagi orang lain.

Tetapi sungguh aku tak menyangka kalau itulah yang membuatku mengerti bahwa semangat itu bukan hanya bagi diriku saja. Bahkan bagi orang lain, juga untuk Marina. Karena bagi dia keinginanku untuk bisa hidup mandiri, itulah yang membuat diriku lebih mengerti arti keberadaanku dalam hidup Marina.

Dimana dia meyakini tak ada satu pun orang yang sempurna. Tetapi setiap orang akan berjuang menjadi yang terbaik bagi yang mereka sayang. Karena mencintai bukan hanya sekedar menerima kekurangan, namun lebih lagi dengan berbagian dalam tantangan hidup seseorang. Dengan menjadi penyemangat dan panutan bagi mereka yang tersayang.

Hal itu adalah alasan mengapa Marina memilihku sebagai orang yang pantas dijadikan sebagai panutan bagi dirinya. Melihat kami juga mengejar visi yang sama dalam kehidupan, semakin meyakinkan kami kalau memang. Kami sebenarnya digariskan untuk hidup bersama. Memperjuangkan panggilan itu dalam diri kami. Sebagai saksi bagi mereka yang barangkali merasa putus asa dan kehilangan arti diri mereka.

Aku masih mengerjakan itu semua sekalipun garis kehidupan lebih dulu mengijnkan Marina menyelesaikan tugasnya. Menyisakan aku sendiri yang barangkali terkesan sebagai orang yang tak bisa lepas dari masalalu. Terus saja tak pernah bosan mengisahkan tentang cerita masalalu. Penyemangat hidupku, untuk terus mengingatkan akan proses kehidupan kepada orang lain.

Bagi mereka menemukan juga arti hidupnya. Sebagai penyemangat bagi yang lainnya. Berdiri dengan segala tantangan, menyatakan apa yang menjadi keyakinan mereka.

Begitulah aku yang hari ini entah mengapa justru merasa harus datang kemari. Walaupun bukan maksudku untuk mengenang masalalu. Diriku justru terpanggil untuk membagikan ceritaku sekali lagi pada seseorang sore ini di taman ini.

Hai, gimana nih ceritanya??? Agak mbosenin ditengah? Yah, barang kali iya kali ya. Tapi memang bikin cerita yang mendalam itu susah sih, buat orang lain juga diajak mikir. Apa sih sebenernya visi dari sebuah hubungan itu??? Orang selalu bilang visi. Tapi visinya apa ya??? Penasaran, ikuti terus ya....

Filosofi Pasangan KopiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang