Gue menambah satu sendok lagi cabai ke dalam mangkuk mie ayam bakso. Ini udah sendok ke empat, tapi rasanya masih kurang pedas dari kata-kata Pak Nugra sewaktu bimbingan tadi. Iya sarapan tadi pagi gue serahin draft bab dua skripsi gue. Maksud hati biar di bacanya nanti setelah ada waktu senggang atau kalo dia udah di kampus, apa daya gue langsung di bantai saat itu juga. Sialan emang. Semalam aja sok manis, giliran bimbingan mulutnya lebih tajam dari pisau sunat mantri.
"Kira-kira nyet. Mencret entar lu." Noval bergidik ngeri melihat gue memasukkan sendok cabai kelima ke mangkuk mie ayam gue.
Gue menarik ingus dramatis. "Biarin gue Val. Gue butuh pelampiasan."
"Pelampiasan." Noval geleng-geleng kepala prihatin. "Makanya cari pacar biar ada tempat pelampiasan. Bukan cabe bumbu mie ayam gini yang lu jadiin pelampiasan, yang ada bibir lu jontor." katanya nyinyir membuat gue menghentak sumpit di meja, melayangkan tatapan horor. "Noh kalo di bilangin merongos."
"Kesel gue. Pagi-pagi dapat sarapan ceramah stripping sepuluh ribu episode dari PS gue. Gue bimbingan itu minta di bimbing, bukan minta di ceramahin." gue seruput mie hingga menggumpal banyak di mulut, lalu melanjutkan dumelan dengan mulut terisi penuh. "Lu bayangin, referensi gue udah seabrek gitu masih di suruh cari referensi lagi. Kalo masih itu-itu aja gue terancam ngulang nulis bab dua. Gila ngga tuh!"
"Parah!"
"Banget! Yang kampretnya lagi, gue di suruh ngulang mata kuliah *MPKIH. Belajar cara benar penulisan skripsi. Sama jari-jari gue di suruh meditasi, biar ngga ada typo lagi. Dia bilang dari setiap lembar skripsi gue, minimal ada sepuluh kata yang typo. Anjir banget kan!" cerita gue menggebu-gebu.
Tapi sayang reaksi Noval malah bikin gue makin emosi. Tanpa merasa bersalah, ia terbahak kelewat girang hingga memukul-mukul meja.
"Ketawa aja teros. Ketawa!"
"Gila lu. Emosi boleh nyet, tapi kira-kira." Noval mengambil alih sendok cabai yang siap gue tumpahkan ke mangkuk gue. "Gue ngga paham sama skripsi lu, cuma gue tau jelas track record ketikan lu. Lu emang hobi typo. Lemes aja lu ketik remes, lapor lu ketik lapar, kepang lu ketik cupang. Yakin sih kalo PS lu nemuin banyak typo di skripsi lu."
Jahanam!
"Ngga ada ya gue ketik begitu. Fitnah lu keji banget anjir."
Noval terbahak. "Gue ada bukti. Mau liat chat lu ke gue tempo hari?" tantang Noval dengan senyum iblisnya yang dibuat sok innocent.
"Sialan. Udah ah ngga usah di bahas. Nambah bikin sakit hati." gue menyudahi makan lebih dulu. "Val, temenin gue yok."
"Kemana?"
"Cari alamat."
"Alamat palsu? Ke rumah Ayu melinting noh."
"Serius Val. Temenin gue."
"Sori nyet, lu telat. Gue udah di booking duluan. Cewek gue minta di anterin ke gramed. Abis itu baru gue di kasih jatah preman." Noval menyeringai, manaik-turunkan alisnya penuh arti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Satu Semester (SUDAH TERBIT)
General FictionNikah? Sama dosen pembimbing skripsi sendiri? Apa jadinya? Untung atau malah bunting eh buntung? Hanya kisah tentang mahasiswa semester akhir yang tengah diburu deadline menulis skripsi. Terpaksa menikah dengan dosen pembimbing skripsinya sendir...